06.│Say Good Bye.

82 19 37
                                    

semuanya terkejut atas apa yang diakui oleh perempuan dihadapan mereka.

"s─serius lo yang bunuh?." tanya rose.

perempuan itu mengangguk. "sebelumnya, salam kenal gue wendy, kalian pasti penasaran bukan? kenapa gue bunuh orang yang notabednya adik gue sendiri?." wendy tertawa.

semuanya terdiam.

"setelah bunuh orang tuanya, dia makin gila... dia bunuh hewan - hewan disekitarnya. dia juga ngalamin self harm yang gue nggak tau kenapa, kayaknya dia udah ada kelainan sejak lahir." jelas wendy.

yohan hampir tertawa mendengarnya, tapi ia dicubit oleh heejin.

"trus? kenapa adek lo bisa lo bunuh?." tanya jeno.

"heem, semenjak dia ngelakuin self harm, dia jadi rutin ke rumah sakit... sering pingsan karena darah yang keluar itu nggak dikit, lo tau kan... dia ngiris - ngiris tangannya ewh." ucap wendy yang membuat semua perempuan disana meringis.

"t─trus?." tanya rose.

"karena om dan tante gue udah nggak sanggup bayar pengobatan tzuyu... toh apa salahnya gue bantu kan?." ucap wendy disertai senyumannya.

"lo apain adek lo?." tanya yohan.

"gue potong selang infusnya, besoknya gue cuma patungan bayar pemakaman adek gue." ucap wendy.

semuanya terdiam, terutama jeno yang sedari tadi menunduk ─menyimak semua cerita versi wendy.

"gila sih sekeluarga psiko─AAAAA SAKIT!." teriak yohan saat kakinya diinjak oleh rose.

"jingin biling bigiti, misih idi diinyi." bisik rose.

"duh - duh sakit."

"mending lo suruh adek lo pulang." ucap jeno.

lagi - lagi yohan ingin tertawa.

"lo gimana sih jen? lo pikir dia bisa liat adeknya?." ucap heejin.

"bisa." potong jeno cepat.

"bahkan mereka sama." lanjutnya.

"m─maksud lo wendy juga arwah?." tanya soodam.

jeno mengangguk. "iya."

"dimana adek gue?." tanya wendy.

"dia disana." ucap jeno seraya menunjuk makam orang tua tzuyu.

"makasih ya... eungg─nama lo?." tanya wendy.

"nama gue jeno, kalo lo butuh bantuan gue dateng aja." ucap jeno yang diangguki wendy. wendy langsung pergi meninggalkan semuanya.

"l─lo serius dia setan jen?." tanya heejin."

jeno mengangguk yakin. "dia nggak napak."



─IMMORTAL SOUL─

"duh, kok dingin sih..." ucap chaewon seraya mengusap tangannya.

"namanya juga malem." sahut somi.

chaewon hanya mencebikkan bibirnya. "ayo masuk... gue nggak mau hari ini gagal lagi." ucap minho.

semuanya mengangguk. seperti biasa, yeji yang membuka pintunya. "bentar, ji... lo pucet banget." ucap chaewon.

"masa sih? eh! lo dingin ji." ucap somi seraya memegang tubuh dan tangan yeji.

"a─apaansih? nggak ah, ayo masuk dulu." ucap yeji.

"kok lo nggak takut masuk ke dalem ji?." tanya chaewon.

Immortal Soul [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang