one

855 81 16
                                    

"Yumi! Bangun sayang, kau tidak ingin terlambatkan?" Seru Yuqi, wanita muda berumur 23 tahun sedang berkutat dengan bahan masakan di dapur.

Sekekali ia memanggil anaknya untuk bangun. Anaknya itu memang sulit dibangunkan, sama seperti orang itu.

Gerakan memotong sosisnya terhenti seketika, tanpa Yuqi sadari air matanya lolos. Bahunya bergetar hebat. Laki-laki itu, ia yang membuatnya harus berjuang sendiri untuk anak yang dikandungnya karena kejadian malam kelam itu.

Yuqi menggeleng pelan, tidak ia tidak ingin mengingat laki-laki itu. Cukup kenangan menyakitkan itu ia tinggalkan di Seoul.

"Mama? Mama kenapa nangis? Apa gala-gala Yumi balu bangun? Mama, maafkan Yumi!"

Yuqi menghapus jejak air matanya cepat, ia berjongkok untuk menyamakan tingginya dengan sang putri semata wayangnya.

"O-oh? Mata mama tadi perih, sayang." Ujar Yuqi, wanita itu mengelus lembut pucuk kepala Yumi.

Mata bulat itu menatap Yuqi khawatir, hal itu malah membuat Yuqi gemas dengan anaknya itu.

"Leally, ma?" Tanya Yumi memastikan.

"Yes. Jadi nona Song, siap sarapan?" Tanya Yuqi, ia mengangkat tubuh sang putri untuk duduk di kursi pantry.

Yumi mengangguk semangat, Yuqi tersenyum tipis. Dengan lihai wanita muda itu menyajikan roti isi untuk Yumi.

"Ada sosisnya, Ma?" Tanya Yumi, anak itu membuka roti isi miliknya mencari keberadaan si sosis.

Yuqi menggeleng kepalanya melihat kelakuan anaknya itu. "Sudah Mama masukan. Cepat habiskan sarapanmu, sayang. Yumi tidak ingin terlambatkan?" Ujarnya lembut.

Yumi mengangguk cepat, ia memakan roti isi itu dengan lahap. Sekali lagi, Yuqi harus menghapus air matanya. Kebiasaan anaknya kenapa harus mirip dengan laki-laki itu?

 Kebiasaan anaknya kenapa harus mirip dengan laki-laki itu?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Chenle!"

"Yumi jangan lari-lari!" Seru Yuqi, baru saja mereka keluar dari taksi putrinya itu sudah berlari memasuki gerbang sekolahnya untuk menyapa sahabatnya.

"Pagi, Chenle!" Seru Yumi saat sudah berada dihadapan anak laki-laki yang sebaya dengannya.

"Yumi, jangan lari-lari! Nanti jatuh!" Peringat Chenle, anak laki-laki itu merapikan poni Yumi yang berantakan karena berlari tadi.

"Yumi, tidak lali-lali!" Kesal Yumi.

Yuqi terkekeh kecil saat melihat interaksi kedua bocah cilik itu. Baru saja ia ingin melangkah mendekati keduanya sebuah suara membuat ia mengurungkan niatnya.

"Yuqi-ya!" Panggil Wanita itu.

"Irene Unnie!" Yuqi tersenyum saat wanita itu menghampirinya.

"Bagaimana kabarmu?" Tanya Irene.

Yuqi tersenyum tipis, "Aku baik, Unnie. Yumi sapa Aunty Ren dulu,"

Our Daughter ; MarkqiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang