Selamat membaca...
Yuqi, ibu satu anak itu memilih menyendiri. Menghiraukan keberadaan 3 orang lain di sana. Tubuhnya bersandar lelah pada dinding rumah sakit, matanya menatap sayu pintu ruangan itu.
Yumi memerlukan perawatan lebih sebelum dipindahkan keruangan lain. Hal itulah membuat sang putri harus masih berada disana. Kadang ia berfikir kesalahan apa yang dilakukan hingga semua ini terjadi pada Yumi.
Anaknya adalah segalanya. Alasan ia tetap hidup dikala semua membuang dirinya, bahkan orang yang ia pikir akan menyambut bayi dalam perutnya pun turut membuangnya dengan tidak manusiawinya.
Matanya beralih menatap langit-langit, menghalau air mata yang tidak tahu dirinya hadir malam ini. Tangan mungil itu menggosok lengannya sendiri, agar hangat menyelimuti.
Matanya bergulir kala merasakan hangat memeluk tubuhnya. Matanya menatap kearah tersangka yang meletakkan jas itu pada tubuhnya.
Tangannya ditahan saat ingin menjauh jas tersebut, disaat itu pula iris keduanya bertemu.
"Pakailah, udara sangat dingin Seoul sedang masuki musim dingin." Ujar Mark.
Kini tersisa keduanya, dan Yuqi baru menyadari itu. Entah kemana hilangnya Yeri dan Lucas, yang pasti ia tidak perduli.
"Kau ingin kopi? Aku bisa belikan jika-"
"Tidak perlu, pulanglah. Aku bisa menjaga anakku sendirian." Tolak wanita itu, sungguh bisakan ia istirahat sebentar? Badan dan batinnya terasa letih.
"Kau tidak bisa menjaganya sendirian." Sahut Mark, ia menelisik kearah wanita itu.
Yuqi terkekeh sinis, matanya membalas tatapan itu. "Kau pikir selama ini aku merawat Yumi dengan siapa? Aku merawat anakku sendiri Mark Lee." Sengaja, ia menekankan kalimat anakku pada Mark agar lelaki itu sadar atas posisinya.
Mark terdiam, pukulan telak lagi yang wanita ini berikan padanya. Namun ia tidak akan membiarkan Anak dan Istrinya sendirian. Ah, Mark tidak tahu apa Yuqi masih menganggapnya Suami dari wanita itu.
Lelaki itu menarik nafasnya pelan, menarik lembut tubuh Yuqi kedalam pelukannya. Memeluk erat, tidak mengindahkan gerak usik dari sang wanita.
"Maafkan aku," Tangannya mengelus penuh sayang rambut panjang itu, ia berbisik lirih, "Menangislah, aku tahu kau menahan semua itu sejak tadi."
Direngkuhnya tubuh mungil itu, sang empu sudah lelah. Lelah dengan segalanya, ia sudah tak perduli berada dalam dekapan siapa sekarang. Biarlah ia mengeluarkan keluh kesahnya pada Mark, orang yang mungkin seharusnya mendengarkan semuanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Daughter ; Markqi
Fanfiction1st in #gidle 30/05/22 Bagi Yuqi, Yumi adalah dunianya. Yuqi merawat Yumi sendiri tanpa adanya sosok laki-laki disampingnya. "Cukup, Lee! Jangan ganggu aku dan anakku!" "Yuqi, dia juga anakku." "Mama, where is papa?" Our Daughter - Start