Kita tidak bisa lari dari kejahatan dan kerakusan, rakyat kecil juga mana bisa berbuat banyak untuk perubahan. Begitulah dunia di jaman yang sedang terjadi di cerita ini. Kau harus terbiasa.
Bukti nyata yang ada di depan mata sebenarnya berkeliaran di mana-mana. Berserakan, tetapi seolah diabaikan.
Saat ini contohnya. Tiga hari yang lalu, semua orang heboh akan media yang memberitakan kalau ada seorang Pejabat menggelapkan uang untuk kepentingan pribadi. Dia ditangkap, sejenak dihina ramai-ramai. Dianggap merugikan rakyat, media sosial ramai dengan artikel-artikel yang disebarkan sedemikian rupa.
Dan walau seperti itu pun tak ada yang bisa benar-benar warga lakukan, mereka mau apa? Satu-satunya hal yang bisa mereka lakukan adalah mengeluh. Atas apa yang menimpa negeri yang mereka cintai, lalu mulai merasa terbiasa. Terbiasa akan kasus-kasus yang hilang timbul.
Sebenci apa pun mereka saat ini, dalam hati yang terdalam mereka semua tahu. Kalau kehebohan ini hanya akan terjadi sementara. Mungkin besok, mungkin seminggu lagi, atau mungkin beberapa minggu lagi berita-berita yang ramai akan hilang dari permukaan. Dan mereka akan ikut diam, seolah tenggelam bersama kasus-kasus yang tidak pernah diketahui ujungnya itu.
Namun, beberapa orang begitu penasaran. Aku contohnya. Apa yang sebenarnya terjadi setelah kasus itu tenggelam? Mungkin cerita ini akan menjelaskan.
Di hari persidangan, semua manusia yang ada di sana akan disulap menjadi tikus. Dengan kesaktian si Koruptor yang hanya bisa ditangkis oleh orang-orang tertentu, sayangnya orang-orang itu tidak ada di dalam ruangan sidang itu. Karena dengan kesaktiannya pula si Koruptor dapat mengatur agar orang-orang itu tidak bisa hadir di persidangan.
Hebatnya lagi, para warga yang menonton persidangan tidak akan pernah tahu kalau semua yang hadir di dalam ruang sidang itu sudah disulap menjadi tikus. Sungguh sakti Koruptor yang satu ini. Hingga semua dunia seolah bisa dia kendalikan.
Saat lama hukuman diumumkan—sekian tahun lamanya. Para warga akan beramai-ramai bersujud syukur dan bersuka cita. Seolah mereka baru saja merdeka. Malang sekali mereka tidak tahu kalau kalau ternyata Koruptor itu terlalu sakti untuk bisa dipenjara.
Satu-satunya yang hal membuat tempat si Koruptor itu dibawa disebut penjara hanyalah karena tempatnya yang terkucil. Selebihnya, itu jelas adalah hasil dari sihir si Koruptor.
Berkat kesaktiannya, penjara yang katanya dibuat sedemikian mengerikan. Yang katanya kotor, gelap, dan berisi para preman dapat dia sulap menjadi kamar hotel bintang lima. Lagi-lagi sulap.
Jeruji besi dia sulap menjadi pintu kayu kecil layaknya rumah, busa tipis yang seringkali membuat pinggang sakit saat ditiduri juga bisa dia sihir menjadi kasur empuk rumahan. Lengkap dengan selimut dan bantal.
Merasa panas, dia tambahkan pendingin ruangan. Merasa bosan, dia keluar dari tempat itu, merasa bernapsu, dia tinggal memanggil istri.
Semua karena dia terlalu sakti untuk dipenjara.
Kalau kau tanya kenapa dia bisa keluar dari kurungan untuk berekreasi? Jawabannya pun sama, dia sakti.
Para penjaga dia tawarkan uang sekian banyak, hingga kantong baju dan celana pun tak cukup menampungnya. Kehabisan akal untuk menampung uang, para penjaga memutuskan untuk menampungnya di perut. Karena itulah tempat penampungan paling besar di tubuh mereka.
Si Koruptor pun memenggal kepala mereka hingga yang tersisa hanyalah tenggorakan, lalu dia memasukkan uang itu dari sana. Langsung menuju perut.
Para penjaga senang, perut mereka mengembung karena uang. Dan si Koruptor dapat dengan mudah keluar masuk penjara karena mereka tidak punya mata. Mengingat kepala mereka yang sudah dipenggal untuk memasukkan uang.
Mungkin begitulah kelanjutan cerita para koruptor yang menghilang dari permukaan. Sebenarnya, aku tidak tahu pasti.
Namun, kalau dipikir-pikir, ceritaku benar dan masuk akal sesuai dengan kenyataan yang terjadi, 'kan?
***
Written by Orekasa
KAMU SEDANG MEMBACA
kuas; Kuis dan Tugas Kepenulisan
غير روائيTidak hanya berupa materi, Kelas Kepenulisan juga memberikan tugas di setiap akhir pertemuan. Bukan sekadar menyampaikan materi, menyimak, lalu setelah itu dibiarkan menguap begitu saja. Guna mengasah kemampuan dan pemahaman setiap member, maka dibe...