Sakit..
Jangan..
Pergi cepat!
Pergilah !
"Harry?"
Jasper, Alice, dan Esme saling berpandangan cemas. Menunggu dengan tidak sabar pada Charlisle yang sedang memeriksa Harry.
Ditempat tidur, Harry berbaring gelisah. Keringat sudah membasahi wajah dan tubuhnya, bibirnya terus berguman jangan atau hentikan.
Tiba-tiba sepasang mata emerald terbuka, bibir pink pecah-pecah terbuka lebar, sedetik kemudian teriakan menyakitkan merobek tenangnya malam.
Terburu, Rosalie dan Emmet berlari menuju kamar Harry. Saat mereka sampai, terlihat pemandangan Harry yang tengah ditahan oleh Jasper karena terus mencoba mencakar luka didahinya. Remaja itu menangis sakit sambil terus dihibur oleh Esme dan Alice. Disamping, Charlisle menyiapkan suntikan penenang.
"Ada apa?" Tanya Emmet bingung. Ia mengambil alih menahan tubuh Harry karena Jasper sudah tidak kuat, bau darah dari luka Harry yang berdarah begitu manis.
"Tidak mempan, panggil Bella, Rosalie." Ucap Charlisle serius setelah menyuntikkan obat penenang.
Rosalie mengangguk dan menuntun Jasper keluar lalu berlari menuju kediaman Black dimana Bella dan Edward tengah menemani Renessme untuk menginap dirumah mate-nya tersebut.
"Lakukan sesuatu, Charlisle." Ucap Esme, tidak tahan dengan tangisan menyakitkan Harry.
"Tas nya, coba ambil sesuatu dari tasnya, Alice!" Ucap Emmet membuat Alice segera mencari tas Harry.
Sementara keluarga Cullen menghadapi malam panjang penuh kesobukan, disisi lain anggota Orde Phoenix juga sedang berjuang.
Death Eaters menyerang kenentrian!
Dipimpin oleh tawa gila Bellatrix, hampir membuat Kingsley melempar kutukan kepada wanita kodok penggila pink yang sudah menyembur umpatan padanya.
Dikedalam kementrian, tepatnya di samping selubung yang berpendar, Hermione, Luna, dan Ginny tanpa peduli masih mengartikan tiap kata rune di selubung dengan buku-buku tebal yang tersebar disekeliling mereka.
"Bagaimana Ron bisa begitu lama?! Apa dia terjebak dengan salah satu death eaters?!" Gerutu Hermione sebal, disebelahnya Ginny tertawa renyah walau wajahnya sudah pucat. Entah karena lelah atau ketakutan.
"Mungkin karena ia lupa arah jalan? Dia bahkan bisa salah keluar jalan tadi." Balas Luna dengan kekeh kecil.
"Kau benar." Angguk Hermione setelah tercengang.
"Hahahahaha, gadis-gadis kecil~"
Tiga kepala menoleh waspada, dibalik kegelapan sosok wanita berbaju hitam keluar diiringi senyum sadis yang membuat Hermione dan Ginny memucat.
"Bellatrix.." Desis Luna sambil mengacungkan tongkat, berdiri didepan teman-temannya dengan tenang.
"Gadis Lovegood. Anak buangan tanpa bakat." Oceh Bellatrix lalu tersenyum kejam.
"Mundurlah, atau kau akan menyesal." Balas Luna acuh.
Luna melirik kedua temannya lalu tersenyum tipis.
"Tenanglah dan serahkan padaku." Bisik Luna, membuat Hermione dan Ginny berpandangan ragu.
"Sampah! Beraninya kau memerintahku! Reducto!"
"Protego Horribilis. Petrificus Totalus!"
Bellatrix buru-buru melompat kesamping lalu melotot.
KAMU SEDANG MEMBACA
√[END] Butterflies Sound
خيال (فانتازيا)1# Dimention : December 2020 - October 2021 3# Dracula : August - October 2021 /"Apa yang kaulakukan, son?" / "Pergilah. Aku akan menuntunmu kepada kerabatku." / "DARE YOU, DRACO MALFOY!" / "Berhati-hatilah my lord." / "Oh love, i found you. I real...