Awal

134 10 6
                                    

"Misi, gue boleh duduk di sini ga?" Gadis berseragam putih abu abu dengan rambut sepunggung dan kulit kuning langsat menghampiri lelaki yang duduk di kursi panjang taman rumah sakit.

Laki laki itu mengenakan baju pasien rumah sakit dengan selang bantuan pernafasan di hidung nya. Rambut hitam nya terlihat acak acakan dengan wajah yang terlihat muram, ia nampak seumuran dengan gadis itu.

"Boleh," ia akhir nya berbicara setelah melirik gadis itu sepersekian detik lama nya.

Gadis itu menatap lurus ke depan, ke arah taman rumah sakit yang lumayan sepi saat itu.

"Gue Dea," gadis itu memperkenal kan diri nya tanpa siapapun meminta.

Laki laki itu kembali melirik ke arah Dea yang nampak nya tidak bisa diam, terlihat dari kaki nya yang terus mengayun saat duduk di kursi dan tangan nya yang terus mengetuk kursi panjang.

"Gue Zen," akhir nya laki laki yang bernama Zen itu memperkenal kan diri nya.

"Lo mau jadi temen gue?" Dea menoleh ke arah Zen.

"Hah? Maksud lo?" Zen ikut menoleh ke arah Dea. Entah darimana datang makhluk ini, datang datang malah melamar pertemanan pada nya.

"Gue pengen lo jadi temen gue," Dea tersenyum lebar.

"Yaudah angkut," Zen menjawab santai.

"Angkut angkut, kuli lo?" Dea menaikkan sebelah alisnya sembari bicara dengan nada bercanda.

"Iya, gue kuli," Zen menyahut nya dengan gedikkan bahu.

Dea hanya tersenyum, hingga mata nya menyipit. Tanpa ia sadari pertemuan hari itu akan menuntun nya pada luka terdalam yang tak pernah ia harap kan sebelum nya.

"Jadi sekarang lo temen gue nih?" Dea menolehkan kepala nya ke arah Zen.

"Banyak tanya skip," Zen mengacuh kan nya.

"Sialan!" Dea melempari punggung Zen dengan dedaunan kering yang ia pungut di dekat kursi panjang.

TBC

Lima ParagrafTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang