Awal

17K 40 1
                                    

"titit...tititt...tititt.."

Bunyi sebuah alarm yang membangunkan seorang gadis dari mimpinya yang panjang.
Segera dia merapikan tempat tidurnya dan langsung mengucir rambut panjangnya dengan asal.
Dia harus segera mandi dan harus berangkat ke sekolah nya tepat pada waktu.

"Ana..." Panggil sang Mama dari luar kamarnya

Cklek

"Cepatlah mandi kau masih harus ia mengantarkan kue ini pada Bu Nina buka"
Ucap sang ibu setelah melihat Ana berlarian menuju kamar mandi. Tanpa menjawab sang ibu dimasuk dan langsung mengunci kamar mandi.
Tidak memperdulikan sekitar memang kebiasaan Ana disaat dia harus terburu buru.

Alana Velantino adalah gadis berusia 18 tahun yang tinggal dua bulan lagi akan menyelesaikan pendidikannya disekolah menengah atas disalah satu sekolah swasta ternama di negerinya. Dengan kecerdasannya dia berhasil mendapatkan Beasiswa disekolah itu hingga dia lulus sekolah. Dia hanya tinggal bersama ibunya yang merupakan single parents, dimana ayahnya? Entahlah dia sendiri tidak tau dan tidak mau tau akan hal itu.

"Ana sarapan dulu nak" kata sang Mama saat melihat putri semata wayangnya itu langsung mengambil kue kue pesanan untuk diantarkan

"Ana gak sempat ma..nanti ana sarapan di kantin sekolah aja" jawab ana sembari memakai sepatu sekolahnya.

"Ana pergi dulu" sahutnya langsung berjalan terburu buru dengan tentengan kue kue buatan sang Mama

"Hati-hati ana..." Tanpa menjawab ucapan sang Mama ana langsung keluar dari rumah karna dia sedang terburu buru. Mengingat sekarang sudah pukul 07:30 memang sekolahnya memulai pelajaran pada jam 08:30 tetapi dia masih harus mengantarkan kue kue pesan sehingga dia harus cepat.

Sesampainya disekolah ana langsung masuk ke kelasnya memang masih terlihat cukup sunyi karna sekolah ini memang khususnya untuk orang-orang yang berada dimana meraka mungkin masih berleha-leha dirumahnya,hanya saja ana sedikit egois dengan bersikeras mengambil beasiswa itu sehingga menempatkan nya sebagai anak yang pali miskin disekolah ini tetapi dia tidak memperdulikan nya selama dia tidak ikut campur urusan orang lain maka orang lain tidak akan ikut campur urusannya walaupun prinsipnya itu membuat dia tidak memiliki seorang temanpun.

"Baiklah anak-anak ganti pakaian kalian dan langsung datang kelapangan okeh" ucap sang guru olahraga sembari tersenyum dan langsung pergi keluar ruangan.

Sesampainya di lapangan ana langsung mengambil barisan paling belakang dimana barisan itulah memang tempat ana karna disekolah ini berlaku hukum kasta.

"Okeh anak-anak semua sudah disini bukan mari kita lakukan sedikit pemanasan dan lari keliling lapang sekali putaran ya" ucap guru olahraga itu disaat semua siswa sudah berkumpul di lapangan.
Akan tetapi belum sempat menyelesaikan pemanasan ana merasa pusing dan meminta untuk kembali keruangan.

"Baiklah ana tetapi pergilah dulu ke UKS untuk memeriksa keadaanmu ya" ucap guru olahraga itu yang terlihat sedikit cemas.

"Baik pak" jawab ana singkat dan langsung meninggalkan lapangan.
Ana yang tak mau ambil pusing pun memutuskan untuk kembali keruangan nya.
Memang saat jam olahraga tidak akan ada yang menempati ruangan kelas yang ber-Ac itu

Saat membuka pintu ruangan pintu kelasnya ana membatu menatap apa yang dia liat untuk pertama kalinya.
Ada seorang pria duduk dibangku guru dengan menaik turunkan tangannya pada sesuatu yang keluar dari resleting celananya.

Deg

Bagai tersambar petir tubuhnya langsung bergetar hebat saat tubuh ana ditarik paksa masuk kedalam oleh pria itu tampa  memasukkan benda itu kedalam celamanya

"Kenapa kamu masuk hah? Inikan jam olahraga brengsek" ucap pria itu dengan tanjam dan langsung menghempaskan tubuh ana dengan kuat.

"Maaf...aku tadi sudah izin untuk tidak ikut jam pelajaran olahraga karna aku sedang sakit" lirih ana dengan mata yang berkaca kaca

"Siapa namamu?" Tanya orang itu, dia adalah teman sekelas ana akan tetapi karna keberadaan yang seperti angin dikelas itu tidak banyak yang tau namanya

"Alana.." lirih ana sangat pelan sambil tertunduk namun masih bisa didengar orang pria itu

"Senangkan bisa lihat benda perkasa ini lagi tengang" ucap orang itu sambil memegang benda yang disebut nya perkasa

Orang itu adalah Alvaro Alexander anak pertama dari pemilik sekolah ini.

Alvaro yang sedang memegang kejantanan sambil menaik turunkan tangannya tersenyum sinis ke arah ana yang masi menunduk malu.

"Aku gak suka ada orang yang melihat bendaku secara cuma cuma brengsek" ucap Alvario dengan suara yang sedikit meninggi.
Tubuh ana bergetar hebat mendengar ucapan Alvaro yang sedikit meninggi itu

"KELUAR" ucap Alvaro sambil menunjuk pintu keluar

ALANATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang