Sempat syok dan hampir limbung, taehyun akhirnya berinisiatif mengajak beomgyu duduk disalah satu bangku taman. Menceritakan lika-likunya mencari beomgyu selama ini.
Tentang bagaimana sulitnya taehyun mencari dimana beomgyu melanjutkan menuntut ilmu. Tentang bagaimana rumitnya menolak beasiswa yang didapat taehyun untuk berkuliah di London dan memilih kampus yang sama dengan si pujaan hati.
Taehyun berkorban untuk semuanya, hanya untuk cintanya, untuk beomgyu.
"Kok lo bisa kaya gini? M-maksud gue, lo beda banget sama waktu SMA. Kaget dong gue."
Beomgyu tidak lagi seperti dulu. Sekarang, duduk bersanding dengan taehyun membuatnya terasa sangat kecil.
Bagaimana bisa taehyun yang cupu, sekarang melepas kacamatanya, badannya semakin tegap, rahangnya tegas, dan tatapannya menusuk seperti akan menguliti beomgyu disana?
Apa ini yang namanya dipermainkan oleh takdir?
Beomgyu mendapat karma.
Ia berani bersumpah bahwa jika ada mesin waktu, dirinya akan menarik kuat-kuat perkataan sarkasnya terhadap taehyun semasa SMA.
"Gyu, gue mikirnya realistis. Gue tau lo cari yang good looking kan? Makannya gue inisiatif buat ngerubah penampilan, buat dapetin hati lo, lagi."
"Sial! Lo ga sopan banget daritadi lo-gue an, kakak kelas lo nih!" Beomgyu menyembunyikan semburat merah diwajahnya dengan berpaling, benar apa yang diucapkan taehyun. Gangster disekolah, hyunjin, memang good looking, tidak diragukan lagi. Dan beomgyu menyukainya.
Mungkin tidak lagi untuk sekarang.
"Eh tapi kan, diluar sana banyak kali yang lebih bagusan dari gue! Kenapa lo dateng lagi ke gue? Apa istimewanya gue coba?"
Jujur, beomgyu dihinggapi rasa insecure. Dihadapkan dengan lelaki tampan serba hitam disampingnya itu membuatnya merasa minder untuk dicintai lagi seperti dulu.
Dia, tidak pantas untuk taehyun.
"Ya lo tau sendiri, cinta pertama sulit dilupakan. Gue juga mau buktiin ke dunia kalo cinta gue ga kaya yang lain, gue cuma cinta sama satu orang."
Beomgyu malu, sungguh. Cintanya yang sudah berganti berkali-kali benar-benar tidak pantas bersanding dengan taehyun.
"Tapi kan, dulu waktu gue ujian kok lo ga muncul lama banget? Gue kira kan lo udah nyerah anjir!"
"Gue gamau bikin mama kecewa, gue dimana-mana belajar terus. Bener-bener ga ada waktu buat nemuin lo. Lagian, kalo kita ketemu emang lo anggep gue ada disana?
Gue cuma gamau buang-buang waktu. Tapi jujur, gue selalu mikirin lo. Belajar gue ga sepenuhnya fokus ke materi doang, kadang gue mikir lo baik-baik aja apa ngga?
Kadang gue ngehindar buat ga belajar dengan pergi ke sungai malem-malem Liatin bintang, berharap lo juga ngelakuin hal yang sama. Gue merutuk kenapa takdir gue kaya gini? Tapi jujur, gue beneran ga bisa lupain lo."
"Ck."
Beomgyu membuang muka, suasana seperti berubah emosional tiba-tiba. Matanya memanas entah kenapa. Debaran keras dijantungnya tak kunjung normal. Membuatnya terasa sesak.
"Gyu? Lo ok kan?" Tak ada jawaban, taehyun menarik lembut bahu beomgyu untuk menghadapnya. Dan wajah sedih dengan mata berair itu terpampang nyata sekarang. "Loh kok nangis? Gue ada salah ya? Maafin."
"Salah lo tuh banyak. Termasuk nyamperin gue sekarang ini. Kenapa ga pergi aja ke London? Kenapa harus nemuin gue lagi? Gue capek, hyun. Gue ga mau jatuh cinta lagi. Sakit."
KAMU SEDANG MEMBACA
teaser; taegyu🔞
FanfictionTaehyun x Beomgyu Oneshoot • bxb • nsfw, mature, explicit content • please be a wise reader