CHAPTER III (Parfum Vanila)

15 6 2
                                    

     Hari ini tepat tanggal 28 januari 2018, seminggu setelah kami resmi balikan, hari ini merupakan hari resepsi kakak dari salah satu temanku, tentu saja aku diundang. Didepan kelas sepulang sekolah Mahatma datang kepadaku dan memperlihatkan sebuah undangan berwarna merah tua.

"Gua dapet undangan dari kakaknya Lany nih, temen sekelas lo" sambil memperlihatkan undangan yang dibawahnya.

"Ya terus? Emang lo mau pergi?"

"Kalo lo mau pergi, gua ikut" balasnya.

"Ya mau lah, Lany kan temen gua banget"

"Yaudah kalo gitu, gua ikut"

"Lo mau barengan sama siapa?" Tanyaku.

"Gua mau bareng si Nuka, lo mau ikut gak? Biar kita rame rame"

"Boleh" balasku singkat.

"Yaudah keparkiran yok, semua udah pada pulang"  Ajak Mahatma.

Aku hanya membalasnya dengan menggangguk dan berjalan beriringan disebelahnya.

Semenjak balikan kami memang setiap hari pergi dan pulang sekolah secara bersamaan, karena kebetulan rumahku kesekolah selalu melewati rumahnya. Dan Otomatis setiap pagi ketika aku menjemputnya aku selalu bertemu orang rumahnya, awalnya maluuu sekali tapi kata dia keluarganya malah suka dan sering cengcengin dia, Apalagi kakaknya. Aku dan Mahatma pun jadi lebih dekat dari ketika kami hanya berteman dulu.

Hari hari terasa memiliki kesan sendiri sendiri ketika bersama Mahatma, setiap pergi dan pulang sekolah selalu saja ada hal lucu yang membuat kami harus tertawa disepanjang jalan. Lawakannya yang receh tidak pernah habis kudengarkan, namun walaupun kami berstatus pacaran kami seperti tidak pacaran, tidak ada hal romantis yang bisa diceritakan, tidak ada pegangan tangan, tidak ada kecupan, tidak ada pelukan, kami berbeda dengan pasangan lainnya. kami seperti tom & jerry ketika bertemu, aku bahkan sering sekali memukulnya ketika kesal dengan kelakuannya yang menyebalkan. Tapi akhir akhir ini aku menyadari satu hal, ketika aku melihatnya turun dari motorku saat dia sudah sampai dirumahnya, aku kehilangannya. Yah ini mungkin rindu, aku seperti tidak sabar untuk bertemu Mahatma esok harinya, dia memang menyebalkan tapi aku selalu merindukannya.

****************

Malam harinya dikamarku, aku sedang memilih pakaian dan tas yang ingin aku gunakan ke pernikahan kakaknya Lany. Seperti kebanyakan perempuan ketika ingin ke acara pernikahan, aku memakai make up untuk pertamakalinya. Ini sungguh aneh, aku bahkan hampir 5 kali menghapus alis yang telah kubuat, belum selesai make up ku tiba tiba handphoneku berdering.

"Dir lo udah siap gak?" Tanya Mahatma.

"Beloommmm"

"Aduuh Dir ini udah jam berapa? Cepetan dong"

"Iya bawel banget sih! Yaudah deh jemput depan rumahku aja cepet"

"Tapi si Nuka udah duluan sama pacarnya, gapapa kan?"

"Yahh masa cuma berdua?" Balasku kesal.

"Gak tau tuh si Nuka katanya mau barengan ternyata udah duluan, tapi katanya dia nunggu kita didepan acara" jelas Mahatma.

"Yaudah deh, sini cepetan"

Sekitar 5 menit Mahatma sudah sampai didepan rumahku, akupun langsung naik kemobilnya, dan tiba tiba suasana menjadi sangat canggung. Mahatma mungkin juga sedang merasakan kecanggungan malam itu. Kami berduapun hanya diam sampai ditengah perjalanan aku pun memecahkan suasana dengan berbicara.

Mahatma & NadiraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang