genre: comedy-romance
Memiliki konflik yang ringan karena saya tidak pandai membuat konflik.
Follow, vote dan coment.
Terima kasih sudah mau membaca
Oca gadis polos yang harus menikah dengan seorang CEO tampan namun mesum. Demi menyelamatkan nyawa p...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Bocah! Tau gak rumah Ikhsan Adyatama dimana?" Tanya Ares saat usianya sekitar 19 tahun.
Tidak ada orang lain di sekitarnya yang bisa ditanya selain anak kecil yang tengah memetik bunga sambil membawa jaring kupu-kupu ditangan mungilnya.
Bahkan disekitar sini pun tidak ada rumah penduduk, full pohon-pohon besar yang menjulang tinggi.
"Om ngomong sama aku?" Tanya Oca kecil samabil menunjuk dirinya sendiri.
"Ya iyalah! Masa sama rumput yang bergoyang. Dan satu lagi, gue bukan om-om!" sewot Ares.
Ares bukanlah tipe pria yang penyuka anak kecil, jadi maklum saja jika ia agak sensi dengan Oca.
"Hehehe"
"Yeu! malah ketawa."
"Ikhsan Adyatama itu Papa aku, om. Ayo aku antar ke sana!" ajak Oca begitu semangat saking semangatnya ia menarik tangan Ares dengan kencang.
"Eh, eh woi! Pelan-pelan Napa?!" kesal Ares karena dirinya hampir jatuh. Untung saja ia bisa menjaga keseimbangan tubuhnya.
"Jangan marah-marah om! Nanti cepet mati lohh." kata Oca tersenyum dengan wajah polosnya.
"Ck! bisa-bisanya om Ikhsan punya anak kek lo!" decak Ares sebal.
Sampai disebuah rumah besar dan mewah, Oca melepaskan genggaman tangannya dari tangan Ares lalu berlari masuk menghampiri Ikhsan yang tengah berbicara dengan ayah Ares(Armydiaza).
"Kok om Ikhsan bangun rumah ditengah hutan begini ya sama keluarganya?" monolog Ares lalu melangkah masuk karena ayahnya sudah menunggu di dalam.
"Permisi.." Ares muncul membuat obrolan dua pria dewasa itu terhenti.
"Hai om!" Ares menyelami tangan Ikhsan dan tersenyum ramah lantas duduk di samping sang ayah.
"Ares sudah besar ya sekarang, haha. Padahal dulu terakhir saya lihat kamu masih ingusan loh, Res." ujar Ikhsan tertawa yang dibalas anggukan kepala oleh Ares.
"Kalau boleh tau ada apa ya Papa sama om manggil aku kesini?" tanya Ares.
"Jadi, sebenarnya om sama Papa kamu sudah merencanakan pernikahan untuk kamu nanti bersama dengan putri saya." jelas Ikhsan pelan-pelan.
Ares melirik Oca yang sedang meminum sekotak susu coklat dipangkuan ayahnya.
"Emangnya anak om Ikhsan ada lagi ya?" tanya Ares bingung karena setahunya Ikhsan hanya memiliki satu anak dan itu hanya Oca.
Tidak mungkinkan Ares menikahi Oca yang berusia dini ini?