Dua Puluh Enam

328 34 4
                                    

Kalau ada readers baru yang gak tau kelanjutan cerita My Blind Boy. Kasih tau yaa lanjutannya di acc ini. THANK YOUUUU!
____________________

Sasa tersenyum ketika melihat kembang api meledak indah di langit malam. Saat ini Sasa, Arkie, dan Lena berada di rumah Lena. Ia berkata, besok mereka sudah kembali bersekolah dan memasuki tahun ajaran kedua kelas dua ini. Setidaknya, liburan terakhir ini mereka habiskan bersama.

Lena berjalan keluar sambil membawa berbagai macam makanan di keranjang. Mereka duduk di atas karpet yang digelar di halaman rumah Lena yang luas. Awalnya Sasa dan Lena hanya ingin menghabiskan waktu berdua, tapi Lena menyarankan untuk mengajak Arkie hingga disinilah mereka sekarang.

"Semester ini Sasa kembali naik, sepertinya semester dua nanti kamu tersingkir loh, Arkie," kata Lena sambil menyomot kentang goreng di piring.

Arkie mengusap kepalanya sendiri. "Yah.. mungkin aku juga harus lebih berusaha lagi."

"Hampir kelas tiga, ya. Aku gak menyangka masa SMA akan kita lalui secepat ini," kata Sasa sambil mengusap cangkir yang ia pegang dengan ibu jari.

Keheningan pun terjadi. Mereka sama-sama diam sambil menatap langit malam. Hingga akhirnya Arkie dan Lena saling bertatapan. Arkie memberi kode yang langsung dimengerti oleh Lena.

"Sepertinya aku dipanggil Papa barusan. Sebentar ya," ujar Lena seraya bangkit dan berjalan memasuki rumahnya.

Sasa menatap Lena heran. "Aku gak mendengar Papanya memanggil."

Arkie tertawa kecil sambil menggaruk kepalanya sendiri. Ia berusaha menghilangkan kegugupannya dengan berkata, "ada kok, kamu gak dengar. Ngomong-ngomong mau main kembang api?"

Sasa mengangguk. "Mau."

Setelahnya, Arkie menyalakan dua kembang api. Salah satunya diberikannya pada Sasa yang langsung diterima dengan senang hati oleh cewek itu.

"Sa," panggil Arkie. Ia menatap Sasa yang berdiri disebelahnya. Senyumannya mengembang dengan tangannya yang menggerakkan kembang api tersebut. Tapi matanya sedikit memancarkan kesedihan.

"Kenapa?"

Arkie terkesiap. Dengan cepat ia segera memalingkan pandangannya.

"Siapa orang itu?" tanya Arkie.

Sasa menatapnya bingung sesaat sebelum tersenyum sendu. "Kamu menyadarinya ya?" bisik Sasa.

Kembang api Sasa padam. Ia menurunkan tangannya dan menatap kebawah. Mungkin dirinya sudah lebih membaik, tapi tidak tahu dengan hatinya.

Arkie memberi kembang api yang baru saja dinyalakannya dan menukarnya dengan milik Sasa yang telah padam.

"Kamu gak perlu bercerita, Sasa. Tapi aku mau kok dengar apapun yang mau kamu katakan."

"Kembang api itu, mati disaat sumbunya sudah habis," kata Sasa sambil menatap kembang api yang masih menyala di tangannya.

"Tapi aku, mematikan cahaya orang lain sebelum sumbunya habis. Untuk sesaat kami gak saling bertemu, lalu kembali bertemu. Aku pikir semuanya akan tetap sama, kalaupun dia pergi sekali lagi aku akan baik-baik aja," lirih Sasa sambil tersenyum hambar.

Sasa teringat kembali akan Rex. Momen-momen mereka kembali terekam di benaknya secara bergantian. Momen-momen kecil mereka yang meninggalkan bekas di memori Sasa. Momen-momen yang tidak akan dilupakannya.

"Kalau begitu, ada dua hal yang bisa kamu lakukan," jawab Arkie.

"Kamu bisa membagi cahaya yang kamu punya, atau membiarkan orang lain membagi cahayanya ke dia."

My Blind Boy 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang