Dua Puluh Delapan

225 24 10
                                    

9 tahun yang lalu....

Rex duduk di bangku yang berada didepan kelasnya sambil menatap lapangan. Sambil bertopang dagu ia memerhatikan anak-anak kelas 2 yang sedang melaksanakan pelajaran olahraga. Senyumnya mengembang ketika mendapati wajah kemerahan Sasa yang terkena terik matahari.

Kelas Rex sedang melaksanakan ulangan harian dan Rex berhasil mengerjakannya dalam waktu singkat sehingga ia diperbolehkan istirahat dan keluar kelas. Oleh karena itu, Rex duduk didepan kelasnya hanya untuk memerhatikan Sasa.

Tak lama kemudian, anak-anak kelas Sasa diizinkan untuk beristirahat. Rex pun beranjak dan menghampiri Sasa bersama teman-temannya yang hendak ke kelas mereka.

"Sa! Ayo ke kantin," ajak Rex.

Sasa menoleh, menatap Rex sebal sambil mengerucutkan bibir dan memalingkan wajahnya. "Aku gak mau ke kantin sama kamu!"

Teman-teman Sasa menatap Sasa kaget dengan tatapan polos mereka. "Sasa, kata papaku gak boleh loh ngomong jahat sama kakak yang besar," ujar salah satu temannya dengan serius.

"Iya, Sa. Nanti dosa terus masuk neraka. Kakak itu juga enggak nakal kan?" sambung temannya yang lain.

"Tapi aku–"

"Bawel. Ayo," sela Rex sambil langsung menarik tangan Sasa.

Akhirnya Sasa menurut dan membiarkan Rex mengajaknya pergi. Begitulah Sasa, meski selalu menampakkan wajah kesal dan cemberutnya ketika bertemu Rex, akhirnya mereka juga akan bersama.

"Kok kamu gak sekolah?" tanya Sasa sambil mengangkat wajahnya menatap Rex.

"Ini aku sekolah."

Sasa mengerutkan keningnya. "Tapi gak di kelas."

"Karena aku pinter jadi gak perlu masuk kelas," jawab Rex dengan gaya sombong.

Sasa melebarkan matanya kaget. "Iihh.. nakal. Nanti aku bilangin mama sama aunty," ucapnya dengan raut wajah yang serius.

"Bilangin aja kalau berani."

Tiba-tiba, Sasa menarik tangannya dari gandengan Rex dan berlari. "Rex nakaall aku gak mau temenan sama orang nakal," teriaknya tapi Rex hanya memerhatikannya datar.

Sasa tersenyum senang ketika kantin sudah tidak jauh lagi namun tanpa sengaja kakinya oleng dan menyebabkan Sasa kehilangan keseimbangan dan terjatuh.

"HUAAAAAAAA!!" anak itu langsung menangis keras. Melihatnya, Rex sadar bahwa Sasa benar-benar kesakitan dan segera berlari menghampirinya.

"Kenapa lari-lari, sih?!"

Tapi Sasa menghiraukannya dan terus menangis hingga akhirnya salah satu guru datang. Tak lama setelahnya, orang tua Sasa datang dan langsung mengajak gadis kecil itu ke rumah sakit. Hal ini membuat Rex sedikit bingung, hanya karena jatuh kenapa kelihatannya separah itu?

Ternyata, Sasa terkilir dan tidak bisa berjalan, itulah yang Rex ketahui dari mamanya. Oleh karena itu, sudah empat hari Sasa tidak masuk sekolah.

Saat ini, Rex sudah sampai di rumah Sasa. Ia dan Mamanya ingin menjenguk Sasa. Rex langsung berjalan menaiki tangga dan menuju salah satu ruangan sementara mamanya hanya menatapnya sambil menggelengkan kepala.

My Blind Boy 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang