Empat Puluh

234 23 12
                                    

Okey ini update kedua! See you lagi di next chapp!!!
__________________________

Hal pertama yang didapati Sasa saat ia memasuki kamar inap Raline adalah...

Raline yang menangis dipelukan Darron. Seketika Sasa membatu. Suasana awkward tercipta diantara mereka dan Sasa tidak tahu apa yang harus ia lakukan.

Darron menoleh menatap Sasa kemudian beralih pada Rex yang berdiri dibelakangnya. Mereka berdua seolah-olah berkomunikasi melalui tatapan mata.

"R..raline?" panggil Sasa, ia berjalan perlahan mendekat Raline.

Karena tersadar akan kehadiran Sasa, Raline akhirnya melepas pelukannya dengan Darron. Ia mengusap matanya dan tersenyum.

"Hai, Sa. Maaf kamu jadi lihat hal yang gak mengenakkan."

Sasa menggeleng cepat. "Enggak kok! Ngomong-ngomong aku bawa buah buat kamu!"

"Gimana keadaan kamu?" tanya Sasa.

"Gak apa-apa. Saya gak sampe ketabrak kok, maaf udah buat kamu khawatir."

Sementara Sasa dan Raline sibuk berbincang, Rex menarik Darron keluar untuk bicara. Mereka memilih rooftop sebagai tempat untuk bicara.

Rex memasukkan tangannya ke dalam saku sambil menatap Darron tajam.

"Apa lagi rencana lo?"

Darron mendengus. "Lo curigaan banget sama gue ya."

"Gak cukup ngelibatin Sasa lo juga narik Raline ke permasalahan kita berdua? Stop jadi pengecut," kata Rex santai tapi menusuk.

"Lo gak tahu apa-apa tentang Raline. Anak itu udah menderita, jangan bikin dia tersakiti lebih jauh lagi," lanjutnya.

"Gue gak ada rencana apapun!" bela Darron.

Rex terkekeh. "Terus lo pikir gue bakal percaya? Lo pikir gue gak tahu kalo lo udah nyiapin anak buah lagi? Rencana busuk lo, gue udah tahu semua. Lo juga ada beli senjata secara ilegal kan?"

Sejujurnya Darron terkejut Rex mengetahui hal itu. Darron memang sudah diam-diam menyiapkan banyak hal untuk rencananya selanjutnya, selama ini Darron tidak mengganggu Sasa dan Rex karena ia menyiapkan hal ini sematang mungkin.

"Ternyata lo juga nyuap salah satu pegawai gue buat beberin, bahkan manipulasi data dan mengarahkan tuduhan ke gue. Lo bener-bener hebat ya?"

Senyum Rex makin lebar, tawanya bertambah. "Lo berniat untuk ngebunuh Sasa, dan buat seolah-olah pelakunya itu gue. Iya kan?"

Sejak tadi Darron tidak bisa menjawab. Semua rencananya sudah diketahui oleh Rex, entah darimana dan bagaimana cowok itu bisa mengetahuinya.

"Terus, Raline mau lo apain?"

Semua data-data dan laporan yang Rex dapat semuanya tentang dirinya dan Sasa. Darron belum merencanakan sesuatu untuk Raline, tapi untuk orang licik seperti Darron pasti ia memiliki maksud lain.

"Lo orangnya kan?" Darron malah bertanya hal yang tidak ada hubungannya dengan apa yang dibicarakan Rex.

Darron menunduk dan tersenyum tipis, entah kenapa sorot matanya berbeda. "Lo orang yang disukai Raline kan?"

"Oke, karena lo udah tahu semuanya. Sepertinya gua juga harus ngaku."

"Semua yang lo bilang barusan benar, gue gak bantah sama sekali. Bahkan gue udah mutusin buat ngelakuin rencana ini sehari setelah Sasa lulus," jelas Darron.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 12, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My Blind Boy 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang