semoga lekas usai

7 2 0
                                    

Ruangan itu sepi hanya ada alat-alat medis yang berbunyi nyaring, terlihat di pojok kanan seorang lelaki terbaring lemah dengan balutan perban pada bagian tangan dan kakinya. Tangannya mulai bergerak namun matanya masih menutup, dalam alam bawah sadarnya.Azzam melihat seorang gadis berpakaian putih khas anak pesantren.

"Assalamu'alaikum." sapa Azzam dengan mengucap salam.

"Wa'alikumsallam mas Azzam." Jawab gadis itu sambi berbalik menatap wajah Azzam.

"Subhanallah...Anna kenapa kamu disini?"

"Aku akan pergi meninggalkan kamu mas. Sebelum kamu tinggalkan aku, namun sebelumnya aku minta maaf, karna aku muncul disaat yang tak tepat,"

"Tidak tepat maksudnya?"

"Kamu sudah dijodohkan dengan Yuli kan mas?"

"Iya itu betul Na, tapi aku tak mencintainya, aku mencintaimu Na."

"Sudahlah mas jangan kamu mencintaiku lagi, karna itu hanya akan membuat hubunganmu dengan Yuli hancur."kata Anna menerangkan.

"Lalu sekarang kamu mau kemana?"

"Aku akan pergi ke tempat yang jauh sekali mas. Dan kamu tidak akan bertemu aku lagi kecuali di surga sana."

"Dan kamu akan meninggalkanku?"

"Iya mas maafkan aku,"

"Namun sebelum kamu pergi bolehkah aku bersalaman denganmu?"

Azzam meraih tangan Anna diikuti dengan Anna mencium tangan Azzam layaknya suami dan istri.

"Aku pamit mas Assalamu'alaikum."

"Wa'alaikum salam."

Mimpi itu hampir seperti nyata di dunia nyata Azzam mengigau Anna Anna.

***

Bunyai mulai panik,beliau sedari tadi memandangi ruang ICU tak lama seorang dokter wanita berjilbab merah keluar dari ruangan itu.

"Dokter bagaimana keadaan santri saya?"

"Maaf buk kami sudah berusaha semaksimal mungkin namun takdir Allah berbeda dengan makhluqnya."

"Maksud dokter Anna meninggal?"

"Iya buk kami mohon maaf."

"Innalillahi wainna ilaihi roji'un, sebenarnya nak Anna sakit apa dok?"tanya bunyai dengan deraian air mata yang kian menetes.

"Anna mengidap kanker hati buk sudah stadium lanjut, sepertinya dia gadis yang tangguh. dia sudah lama mengidap penyakit ini."

"Sudah lama?"

"Iya buk, mbk Anna mengidap penyakit ini sejak 6 tahun yang lalu, dia sudah kami beritahu untuk periksa ke Rumah Sakit dikota, namun mbk Anna gak mau."

"Ya Allah...berarti dia sejak kelas 1 MTs telah mengidap penyakit itu?"

"Kurang lebih begitu buk, tapi saya rasa mbk Anna itu orang hebat buk jarang ada orang yang punya penyakit seperti itu hidup normal seperti orang yang tidak punya penyakit." kata dokter menjelaskan, bunyai mendengarkannya dengan saksama dengan matanya tak henti-hentinya untuk meneteskan air mata. Beliau masuk ke ruangan Anna, gadis itu terlihat sangat cantik dengan balutan kerudung biru lautnya yang masih melekat, senyumannya yang khas mencerminkan ketentraman tiadatara.

"Nak semoga kamu khusnul khotimah. Dok boleh tau mengapa Anna bisa bertahan begitu lamanya. Padahal semakin hari penyakitnya menyerang tubuhnya?"

"Ini menurut saya dan pendapat banyak orang, seseorang yang mempunyai penyakit ganas akan bisa hidup lama apabila ada seseorang yang menyemangatinya."

"Seseorang yang menyemangatinya?"

"Iya buk..."

"Azzam..."gumam bunyai dalam hati.

***

Lelaki bertubuh kurus itu mulai sadar, disampingnya berkerumun banyak orang yang menangis dia mulai bertanya.

"Alhamdulillah mas Azzam sudah siuman."kata yuli dengan mengelus rambut Azzam yang disambut Azzam dengan melempar tangan yuli dengan kasar.

"Mas kamu kenapa sih?"

"Ada apa ini? mengapa semua menangis? mana dek Anna buk, tadi aku bermimipi dek Anna akan meninggalkan ku?"

"Ummi Anna mana?"

"An...Anna_"

"Anna kenapa ummi?"

"Anna...meninggal Zam"kata bunyai sambil bersimpuh di dada Azzam.

"Apa? ummi bohongkan?ummi hanya ingin menjauhkan aku dan Annakan?"

"Zam, ummi benar Anna telah tiada. kamu harus ikhlaskan dia." Sahut Anshori Maulana putra sulung kyai Abror.

"Gak mas, mas Anshori bohong Anna pasti ada disekitar sini."Azzam mulai berontak, kakaknya memanggil dokter untuk menangani Azzam yang mulai berontak. selang beberapa menit Azzam diberi suntikan penenang.

"Zam istigfar nak." Kata ummi menenangkan

***

Hari mulai gelap jenazah Anna sudah di makamkan, Azan maghrib pun berkumandang seakan membelah langit malam. Azzam masih belum sadar namun mulutnya terdengar samar-samar menyebut asma Allah.

"Allah....Allah...Allah."bunyai melihat hal itu terjadi pada anaknya beliau berusaha membangunkan Azzam, Namun ia justru tak sadarkan diri. Bunyai mulai panik beliau memanggil dokter. Dokter mulai mengambil alat pengejut jantung. Namun tak disangka takdir berkata lain 1jam kemudian Azzam meninggal dunia, tersiar kabar akan kepergian anak kyai Abror, setelah sholat isya'Azzam pun di kebumikan dan makamnya disandingkan disebelah cinta sejatinya, Anna Afrotun Nisa'. mulai saat itu beradar kabar bahwa Azzam dan Anna adalah cinta sejati sampai mati, hingga mereka dipertemukan di surga nanti.

Aku yang Rapuh KarnamuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang