Part 7, menantu idaman.

450 96 21
                                    

Happy reading♡


~...oo0♡👑♡0oo...~

"Kamu nggak boleh terus-terusan bergantung sama seseorang kayak gini! Karena akan ada saatnya, ketika kamu hanya bisa bergantung sama diri kamu sendiri!"
-Dion Alvin Ardiansyah.

.

.

.

~...oo0👑0oo...~

Mobil bercorak hitam metalik itu berjalan menyusuri jalan dengan Alvin, dan Ainsley didalamnya. Mobil itu melaju dengan kecepatan yang cukup tinggi hingga hanya perlu 20 menit untuk sampai di rumah Ainsley yang jaraknya cenderung cukup jauh dari SMA Angkasa.

Mobil itu melaju memasuki rumah mewah Ainsley, terparkir di halaman rumah besar bertema kerajaan putih dengan deretan bunga-bunga cantik yang menghiasi halaman rumah besar bak kerajaan itu. Sungguh indah!

"Turun, buruan!"

Ainsley berteriak, tangannya mengetuk kaca jendela mobil itu dengan tidak sabaran, membuat pemuda polos yang tengah melamun didalamnya tersadar dan segera turun karena teriakan gadis arogan itu yang sudah seperti orang kesetanan.

"Ngapain aja sih Lo?! Lelet banget! Cowok apa bukan sih?!"

Alvin tak menghiraukan teriakan Ainsley, Ia tak berkata sepatah katapun dan hanya menunduk dengan ekspresi murung.

"Ayo masuk!" perintah Gadis itu.

***

"Duduk!" suruh Ainsley ketika mereka berhenti di sebuah ruangan yang sangat luas dalam rumah bak kerajaan itu.

Sebuah meja panjang dengan sofa mewah berpola later L disebelahnya juga dengan sebuah TV super besar didepannya, yang menghiasi ruangan besar super mewah itu. Belum lagi benda-benda mewah yang lainnya, sungguh menakjubkan!

Alvin hanya mengangguk pelan dan segera duduk di sofa yang sudah tertata rapi di sana.

Ainsley telah pergi entah kemana, sedangkan pemuda polos itu hanya duduk diam sambil fokus memandangi seluruh sudut ruangan mewah yang kini mengelilinginya.

'Brukkk!!'

Gadis arogan itu dengan tiba-tiba datang dan menjatuhkan tumpukan buku-buku di meja tepat didepan Alvin, membuat pemuda polos itu sedikit terkejut karena tidak fokus.

Alvin menatapnya penuh tanya, sedang gadis itu hanya memandanginya dengan pandangan tak peduli.

"Kerjain! Lo harus bantuin gue kerjain ini semua!" ucap enteng gadis arogan itu, kemudian duduk di sofa serta menarik kedua kakinya ke atas meja seenak jidatnya.

Alvin melepaskan ranselnya, menaruhnya baik-baik kemudian mengambil tumpukan buku-buku itu dan membukanya satu persatu. "Kamu, belum kerjain tugas sama sekali?" tanya Alvin. "Ini tugas dari semester kapan?" tanyanya lagi.

"Dari semester 1!" gadis itu menatapnya sinis. "Tugas Lo itu bantuin gue! Bukannya tanya-tanya!"

"Ha-hah?! Terus kamu sekolah selama ini ng-nga-ngapain?" Alvin menganga tak percaya, kedua bola matanya tetap menelusuri lembaran demi lembaran yang masih bersih itu.

Gadis itu tak menjawab, memilih fokus pada ponselnya ketimbang menjawab pertanyaan tak berguna pemuda itu. Toh ya dia tidak peduli, yang penting tugasnya selesai.

The Nerd BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang