Warning! Draco ga pake filter ngomongnya disini, jadi mohon yang sabar bacanya.
Betul aku memang seorang keturunan muggle, tapi mungkin Topi Seleksi berfikir akan lucu kalau aku diseleksi masuk Slytherin. Keluargaku cukup terpandang di dunia muggle, tapi tentu saja tetap dipandang rendahan oleh teman teman pureblood Slytherin-ku. Huh, itu kalau mereka pantas ku panggil teman. Tiga tahun hidup dibawah naungan asrama yang sama dengan mereka, tidak pernah sekalipun mereka mengajakku bicara kecuali menanyakan status darahku atau menghina keluargaku.
"Hey, lihat siapa yang sedang jalan sendirian." Draco yang awalnya duduk di jendela besar di lorong menuju courtyard, langsung bersiap untuk menghinaku begitu melihatku dari ujung lorong. Aku tidak yakin kepada siapa dia bicara, tidak ada orang lain di sepanjang lorong yang kulewati.
Draco Malfoy adalah salah satu orang yang tidak pernah bosan mengangguku dari kelas satu. Aku tidak paham kenapa teman cewek sesama Slytherin-ku selalu memuja muja dia, teman cewekku dari asrama lain juga. Bahkan sampai menyematkan gelar Pangeran Slytherin untuk tukang bully ini.
"Yeah, kau sudah bebas ya jalan kemana mana, aku ingat kau tahun lalu di asrama terus karena takut membatu kalau keluar." Draco mengikuti langkahku begitu aku berjalan melewatinya tanpa menoleh.
Dia membicarakan tahun lalu saat teror membatunya para siswa keturunan muggle. Aku diwanti wanti semua orang -semua Profesor, tidak ada teman sesama siswa yang peduli padaku- untuk tidak keluar ruang rekreasi terlalu sering. Beberapa rumor dan teori menyebut apapun penyebab membatunya siswa sebenarnya mengincar aku, karena telah merusak citra Slytherin sebagai asrama para darah murni. Konyol, padahal buktinya yang diculik paling terakhir adalah si cewek Weasley, darah murni. Mungkin kalau saat itu aku yang diculik aku tidak akan terselamatkan, mana mungkin Harry Potter dan temannya itu akan jauh jauh menjemput seorang Slytherin ke bawah tanah.
"Padahal aku sangat berharap Snape menyuruhmu menjadi Gryffindor sejati dan berani keluar menantang maut, kan?" dia belum berhenti, masih melanjutkan omong kosongnya.
"Yeah, aku juga saat itu berharap kau yang diculik sebagai ganti si Weasley itu." jawabku ketus.
"Oh, kau sekarang sudah berani menjawab, ya?" Draco tidak terdengar tersinggung, sebaliknya, terdengar sangat puas.
Sejauh ini bully-an yang kuterima belum berbentuk fisikal, setidaknya tidak dari si Pangeran Slytherin. Dia juga selalu menghindari memberiku komentar buruk kalau sedang bersama dua temannya, Crabbe dan Goyle. Mungkin karena di minggu pertama tahun ajaran ini mereka berani mendorongku jatuh sampai sikuku berdarah, menyebabkan dia ikut terseret ke dua minggu detensi bersama Profesor Snape.
Ditemani komentar komentar jahat Draco, aku berjalan sampai di depan gerbang Merlin dimana semua kelas tiga berbaris per asrama untuk bersiap perjalanan ke Hogsmeade.
"Hey, Draco, sedang berbaik hati menemani si muggle ini jalan kesini, eh?" Theodore Nott, tertawa jahat saat melihat Draco datang bersamaan denganku.
"Yeah, mate, kasihan dia jalan sendirian tadi. Jadi aku temani sampai sini." Draco tertawa tidak kalah jahat, lalu mereka saling melakukan tos pertemanan atau semacamnya.
"Dray, kau datang kesini bersama si muggle ini?" belum sampai setengah menit, Pansy Parkinson entah datang darimana, langsung bergelayut manja di lengan kanannya.
"Yeah, Pans, aku menemani dia jalan sampai sini sambil memberinya kata kata penyemangat untuk tidak meninggal sebelum lulus. Iya, kan, muggle?"
"Oh, yeah, kata kata tadi sangat menginspirasi." aku mengangguk angguk.
Hidup bersama orang orang tidak berakhlak mengajariku untuk mentolerir komentar jahat dengan sarkasme tingkat tinggi. Keriuhan kami langsung surut saat Snape mulai mengabsen dan mengecek kartu izin wali dan orang tua. Untungnya perjalanan ke Hogsmeade tidak perlu dengan teman seasrama, meskipun tetap saja susah untukku karena semua orang langsung curiga padaku yang berstatus sebagai anak Slytherin. Aku duduk di samping Neville Longbottom, dia sesekali mencuri tatap ke arahku dengan wajah takut.
KAMU SEDANG MEMBACA
I • ALTERATION ✔ [Draco Malfoy x Reader]
FanfictionBagaimana jadinya kalau seorang keturunan muggle terseleksi ke asrama para darah murni, Slytherin? "Jangan memanggil dia Pangeran Slytherin lagi. Ratu Inggris pasti bingung kalau tiba tiba Pangeran di wilayah kerajaannya bertambah tanpa konfirmasi k...