Chapter 10

10.8K 1.9K 121
                                    

Aku bangun untuk menyambut hari baru yang kupikir akan menyenangkan. Well, kupikir. Ekspektasiku hancur saat aku masuk ke Aula Besar dan langsung disambut tatapan semua orang diikuti bisikan bisikan pelan. Belum lagi ketegangan tidak menyenangkan diantara trio Gryffindor. Ada nuansa canggung yang berat, lebih berat lagi dari semalam.

"Hai." sapaku sambil duduk disamping Hermione.

Mereka bertiga hanya memandangku sebelum memberiku anggukan kaku. Kenapa lagi sekarang?

"Kupikir kalian sudah baikan semalam?" tanyaku, menuang teh ke cangkir.

"Oh iya, aku baru saja mau memaafkan Hermione kalau saja dia mendengarkanku tentang kucingnya itu!" Ron menjawab keras, seakan akan sudah menungguku bertanya.

"Crookshank?" aku memandang Hermione yang langsung membalas tidak kalah kerasnya "Crookshank tidak memakan tikusmu!"

Aku langsung mengangguk mengerti. Peliharaan Ron, Scabbers, adalah seekor tikus, sejak awal tahun ajaran Hermione mengadopsi seekor kucing. Menurut Harry, Ron dan Hermione banyak bertengkar karena masalah peliharaan mereka tahun ini.

"Semalam saat kami baru kembali ke kamarku aku menemukan kucing itu di atas kasurku, dan sepraiku berdarah, Y/N." jelas Ron berapi api. "Lalu Scabbers menghilang. Memangnya kemana lagi Scabbers akan pergi kalau tidak ke perut kucingmu!"

"Oke, aku mengerti, Ron. Tenanglah."

"Aku kesal sekali padanya! Kenapa dia tidak mengakui saja kalau kucingnya memakan Scabbers?!" Ron menjawab gusar.

Hermione tidak bergeming, masih tenang melanjutkan sarapannya. Saat itulah entah datang dari mana, Parvati dan Lavender mendekati tempat kami duduk seakan tidak menyadari pertengkaran yang sedang terjadi, langsung menyapa ramah.

"Hai, Y/N."

"Hai." aku mengangguk ke arah mereka sebelum kembali fokus pada Ron dan Hermione kalau kalau mereka saling lempar kutukan.
"Kami dengar kau akrab dengan Malfoy, ya?" tanya salah satu diantara mereka berdua membuatku langsung mengabaikan kemungkinan Ron dan Hermione saling bunuh.

"Hah?" aku, Ron dan Harry ber-hah tidak mengerti bersamaan.

"Sebenarnya aku mau menanyakan itu padamu sejak tadi." Hermione menyela. "Sudah ramai sejak tadi." tambahnya.

"Sebentar, aku tidak mengerti." aku memandang mereka bertiga.

Aku benar benar tidak mengerti. Semalam aku dan Draco baru saling sepakat kami tidak bisa jadi teman dan pagi ini aku ditanya tentang keakrabanku dengan dia. Apa maskudnya ini semua? Ini semua membuatku gugup.

"Iya, entah siapa yang memulai tapi banyak yang bilang kau lumayan akrab dengan si Pangeran Slytherin itu." Lavender menjelaskan, bersiap mendengar aku mengkonfirmasi keabsahan gosip entah dari mana ini.

"Jangan." aku mengangkat satu tangan. "Jangan memanggilnya Pangeran lagi. Itu menjijikan." aku menggeleng. "dan untuk menjawabmu pertanyaanmu, tidak. Aku tidak akrab dengannya."

"Yah. Padahal tadinya kalau kau memang dekat dengannya aku mau titip salam." sesal Lavender, membuatku bergidik.

"Sebentar. Kalau kau tidak dekat dengannya, kenapa dia mengirimimu sweater?" tanya Hermione, memandangi sweater yang sedang kukenakan.

Aku langsung panas dingin. Bagaimana dia tahu kalau sweater ini pemberian Draco? Tidak mungkin hanya karena warnanya warna Slytherin, kan? Apa Draco juga punya sweater yang sama? Kalau iya, dia tolol sekali. Bagaimana aku harus menjawabnya? Apa aku harus balik tanya 'bagaimana kau tahu?'? Tidak, itu terlalu jelas.

"Apa maksudmu?" jawabku akhirnya.

"Sweater seperti ini hanya dimiliki oleh teman teman dekat Slytherin-nya. Kudengar harganya sangat mahal karena pesanan khusus dari desainer dari Paris atau semacamnya. Mereka semua juga dapat karena dibelikan olehnya." todong Hermione.

Tolol. Draco sangat tolol. Kenapa dia mengirimiku swetaer dengan model yang sama? Aku harus cepat mengarang cerita sebelum mereka mereka ini curiga kepadaku.

"Benarkah?" tanyaku pura pura terkejut. "Well, aku tidak tahu itu. Ibuku tahun lalu memang ke Paris dan membelikan ini sebagai hadiah natal. Mungkin modelnya saja yang mirip." sungguh cerita yang sangat lemah. Aku butuh cerita yang lebih meyakinkan, tapi sudah terlanjur.

"Lagian kalian pikir deh, masa seorang Draco Malfoy mau berteman denganku yang keturunan muggle, haha. Mimpi sekali, kan?" tambahku membuat mereka ikut terkekeh.

"Tapi kulihat dia membawa bawa buku klasik muggle kemarin?" Harry sekarang yang bertanya, membuatku ingin menjitaknya saja.

"Oh, kalau itu dia memang sering. Kudengar di keluarganya memang memperbolehkan membaca buku buku klasik muggle." sela Hermione.

Aku menghela nafas lega sepelan mungkin sementara orang disekitarku melanjutkan ngobrol tentang Draco. Ya ampun, orang brengsek siapa yang memulai rumor ini? Sungguh sangat tidak lucu. Apa seseorang memperhatikan aku dan Draco sebegitu jelinya sampai sampai rela memperhatikan sweater-ku? Atau prefek Hufflepuff yang waktu itu memergoki kami sedang ngobrol?

"Kenapa kita jadi membicarakan Malfoy? Bagaimana dengan Scabbers?" raung Ron setelah beberapa saat.

.

Author's note : Siap siap guys, abis ini ngebut banget. Mau spam update sampe chapter terakhir soalnya aku gabisa fokus ngerjain tugas gegara kepikiran ini cerita wkwk :(

I • ALTERATION ✔ [Draco Malfoy x Reader]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang