Chapter 2

15.4K 2.1K 221
                                    

Semenjak obrolan kami di Three Broomstick, Hermione dan Ron jauh lebih ramah padaku. Mereka selalu menyapa saat bertemu di lorong, sekedar tersenyum saat tidak sengaja berpapasan di pintu Aula Besar, bahkan Hermione sengaja duduk denganku di kelas beberapa kali. Awalnya Harry terlihat bingung saat sahabatnya berramah tamah padaku, tapi beberapa hari terakhir ia sudah terbiasa, bahkan ikutan menyapa dan melempar senyum padaku. Perubahan itu bukan tidak disadari Draco Malfoy, dia beberapa kali menyebutku sebagai pengkhianat asrama. Well, mendingan aku jadi pengkhianat asrama daripada terus terusan diacuhkan oleh teman seasramaku sendiri.

Hari ini Slytherin mendapat bagian kelas bersama dengan Gryffindor, Pemeliharaan Satwa Ghaib. Hagrid, menjadi guru baru karena guru sebelumnya memilih pensiun dini. Draco tidak berhenti menyindirku.

"Oh, pasti dia senang sekali hari ini bisa sekelas dengan teman teman Gryffindor-nya yang menjijikan." Draco tanpa ada yang menyuruh sudah berseru dramatis dari belakangku.

"Well, aku tidak keberatan sih kalau anak anak Gryffindor itu mengakui dia sebagai Gryffindor sekalian. Dia di Slytherin menjadi beban saja." lanjutnya, teman temannya mengiyakan sambil tertawa tawa.

Dari kejauhan aku melihat tiga orang berdiri di pintu keluar, jelas sekali itu trio Gryffindor yang baru Draco bicarakan. Rambut merah Ron sangat mencolok. Hermione tersenyum sumringah saat melihatku.

"Hey, Y/N. Kami sudah menunggumu!" katanya ceria, berbanding terbalik dengan ekspresi Harry yang kelihatan masam.

"Kalian harusnya tidak perlu menungguku." aku tertawa sungkan, mengikuti langkah mereka.

"Harry menanyakan tentangmu terus dari kemarin. Jadi kami sepakat menunggu kau hari ini." timpal Ron, air muka Harry yang awalnya masam langsung berubah memerah dan dengan kasar menyikut Ron.

"Oh, iya, Potter. Kita belum benar benar berkenalan. Y/N Y/L/N." aku mengulurkan tangan, Harry menerima uluran tanganku.

"Harry Potter." jawabnya kikuk.

Sepanjang perjalanan menuju gubuk Hagrid, mereka bertiga membicarakan tentang hal yang aku tidak sepenuhnya ku mengerti; Harry, ramalan, tidak masuk akal, grim. Entahlah. Baru saja sampai di gubuk Hagrid, Hagrid mengajak kami berjalan lagi menuju tepian Hutan Terlarang. Huft, perjalanan pulang ke kastil akan sangat melelahkan.

"Ayo cepat! Oh, dan buka buku kalian halaman 56!"

"Tentu saja kita bisa membuka buku ini ke halaman 56 tanpa habis digigit." komentar Draco.

"Ya ampun! Kalian tidak bisa membuka buku kalian ini, eh?" Hagrid melihat kami tidak percaya saat mendengar komentar Draco, kami balas memandang dengan tatapan bersalah, menggeleng pelan.

"Elus saja punggung bukunya."

Untungnya kami belum terlalu jauh masuk ke Hutan, saat Hagrid menyuruh kami berhenti. Dia sendiri lalu masuk ke Hutan dan berpesan 'jangan kemana mana'. Hermione, meskipun sudah membicarakan tentang ramalan, grim dan Harry sepanjang perjalanan turun tampaknya belum puas.

"Ku pikir itu sangat lucu-" ujarnya.

"Oh yeah. Sangat lucu." Draco yang hanya sejauh sepelemparan batu dari tempatku berdiri, ikut nimbrung. "Humor sekali! Tunggu sampai Ayahku dengar kalau mahluk bodoh itu mengajar kelas." lanjutnya.

"Shut up, Malfoy." Harry terdengar tidak terima, tanpa babibu menjatuhkan tasnya dan berjalan mendekati Malfoy.

Aku tidak pernah melihat interaksi mereka sebagai musuh. Tentu aku sudah mendengar beberapa cerita. Malfoy begini lalu Harry begitu, tapi aku tidak pernah melihat langsung mereka saling melempar kutukan - saat mereka berduel PTIH tahun lalu aku sedang sakit, sayang sekali. Aku merasa agak bersalah berharap mereka akan benar benar berantem. Sekarang mereka sudah saling berhadapan, Harry mencengkram tongkatnya erat. Draco terlihat lebih kalem dari Harry, tidak terlihat waspada. Pandangan Draco beralih ke belakang Harry dan ekspresinya berubah ketakutan.

I • ALTERATION ✔ [Draco Malfoy x Reader]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang