Chapter 12

11.1K 1.9K 267
                                    

Warning : adu mulut (takutnya pada expect chapter ini lucu lucu imut uwu wkwk)

Malam ini adalah malam tergila yang pernah aku alami. Aku, Harry dan Hermione pergi ke masa lalu- lebih tepatnya ke sore tadi. Kami berhasil menyelamatkan Buckbeak (yang berarti tadi sore sebelum perjalanan waktu kami tidak menangisi apapun), menyaksikan Profesor Lupin berubah jadi manusia serigala (menjelaskan luka luka di seluruh muka dan badannya), membiarkan Scabbers lari sekali lagi (well, sebenarnya dia bukan cuma tikus kebun, dia animagus dan pengkhianat orang tua Harry), dan menyelamatkan Sirius (yang ternyata tidak bersalah). Ron tidak bisa ikut kembali ke sore tadi karena kakinya patah.

Aku memutuskan pulang ke asrama sementara Harry dan Hermione tetap menunggu Ron di bangsal. Sudah pukul dua pagi saat aku mengendap endap masuk kembali ke ruang rekreasi Slytherin. Aku lelah, badanku sakit semua dan badanku kotor sekali. Aku ingin langsung mandi dan tidur setelah ini. Tapi saat aku akhirnya sampai di ruang rekreasi, seseorang sedang duduk di depan perapian di atas sofa. Draco Malfoy. Memandangi api perapian yang mulai meredup. Aku mengabaikannya meneruskan langkahku menuju tangga kamarku.

"Darimana saja?" tanyanya, membuat langkahku terhenti tepat sebelum aku sempat meniti satu tangga pun menuju kamar.

"Keluar." jawabku singkat.

"Sangat informatif." jawabnya sarkas, akhirnya berdiri dari sofa yang didudukinya dan memandang ke arahku. "Kenapa kau kotor?" dia berjalan mendekat "-dan terluka?" dia menatap wajahku yang lecet terkena rerantingan Whomping Willow.

"Apa darah lumpur temanmu itu melakukan ini padamu?" tanyanya lagi, tangannya hendak menyentuh wajahku untuk melihat lukaku lebih jelas, kutepis kasar.

"Bukan. Whomping Willow yang melakukan ini pada darah lumpur. Apa pedulimu?" aku bertanya balik. Diam beberapa saat.

"Tentu saja aku tidak peduli." jawabnya defensif. "Tapi kau tidak bisa begitu saja membiarkan temanmu menghajarku lalu pergi menonton hewan dibantai lalu tidak pulang pulang sampai lewat jam malam dan baru kembali ke asrama pukul dua pagi seperti ini!" tegasnya. "Aku hampir berfikir kau ikut dibantai bersama hewan itu, tahu?!" nadanya meninggi.

"Aku tidak menyuruhmu menungguku pulang!" balasku, akhirnya mengangkat wajahku untuk menatapnya.

Satu sisi mukanya lebam kebiruan. Hermione benar benar memukulnya sekuat tenaga.

"Kau tidak perlu mengkhawatikan mukaku, aku baik baik saja." ucapnya saat menyadari aku fokus pada lebamnya. "Kenapa pula kau pergi ke dekat Whomping Willow?" tanyanya lagi.

"Satu, aku tidak mengkhawatirkan mukamu. Dua, kau bukan temanku, jadi kau tidak berhak tau apapun."

"Jangan mulai membahas ini lagi." dia menggeleng, menghela nafas berat.

"Aku cuma menyuarakan kebenaran!" seruku. "Dark Lord dan Potter belum pergi ke Florean Fortescue bersama jadi kita juga bukan teman, kan?" aku meniru gaya bicaranya.

"Kau ini pandai tapi tumpul sekali, ya?" desisnya. "Kau pikir aku benar benar tidak mau berteman denganmu? Aku susah susah mengirimimu hadiah natal, memberimu sweater yang hanya kuberikan pada teman teman dekatku, itu karena apa? Karena aku benci sekali padamu?"

"Kau ini rumit sekali, Malfoy. Aku tidak mengerti kau sama sekali! Kau yang selama ini membaik baiki aku lalu sesaat kemudian mengingatkan aku bahwa kita bukan teman! Lalu kau yang sekarang mengataiku tumpul dan bersikap seakan aku yang tidak mau berteman dengamu?"

"Aku diajari untuk membenci orang sepertimu, Y/L/N! Tapi kau membuatnya jadi susah karena kau baik dan menyenangkan!" keluhnya. "Saat kau menengokku di bangsal, aku yakin saat itu kau sudah gila. Aku masih tidak mengerti kenapa kau susah susah menjenguk orang yang sudah membuat hidupmu sengsara selama tiga tahun. Lalu seminggu kemudian kau merubahku jadi Boggart! Kalau saat itu niatmu adalah membuatku merasa bersalah, kau benar benar behasil, Y/L/N."

I • ALTERATION ✔ [Draco Malfoy x Reader]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang