"Makasih sayang" wanita paruh baya yang sudah termakan usia itu tersenyum penuh arti. Lalu mengarahkan pandangannya pada gadis di samping putranya. "Dia... Siapa, Yan?"
"Pacar aku, mah!"
"Apa? Pacar?-"
Zea sangat terkejut melihat ibu Zyan yang berteriak. Kenapa ibu Zyan kaget sekali melihat putranya punya pacar? Kaya baru tahu aja kalau Zyan punya pacar. Sebelumnya Zyan kan sudah punya pacar banyak, begitu pikir Zea.
"Masuk dulu yah mah, kasihan pacar Zyan berdiri terus" Ucap Zyan di setujui langsung oleh ibunya.
"Iya, ayo masuk"
Di sinilah sekarang, Berada di ruang tamu yang megah mampu membuat Zea nyaman. Di ruangan tersebut hanya berisi Zea dan ibunya Zyan. Kalau Zyan kayanta sedang bikin minuman. Padahal ada pembantu. Huh, biasa... Kalau di depan do'i mah harus beda.
Zea terus menunduk, jari-jari tangannya mulai berkeringat. Dia gugup setengah mati.
"Nama kamu siapa?"
"Zea, tante" jawabnya mendongak melihat wanita paruh baya itu. Kalau bicara dengan menunduk itu gak sopan kan? Apalagi ini orang tua.
Wanita itu mengangguk menatap Zea dengan sunggingan senyum. "Nama yang bagus. Nama tante, Adriana"
Zea mengangguk kaku.
Adriana mendekati Zea mulai berbisik. "Kamu beneran pacarnya, Zyan?"
"E.... Anu... Aku..." Zea bingung sekali menjawabnya. Masa iya dia harus bilang kalau di paksa.
"Gak papa kok, tante restuin. Kamu sering perawatan di mana? Bisa cakep banget kaya gini" gurau Adriana membuat Zea tertawa canggung.
"Aku... Gak pernah perawatan tante. Cuma make scincare sama pelembab biasa"
Adriana mengangguk mantap. "Kalau dasarnya orang cantik mah tetep aja cantik yah..."
Zea menggigit bibir bawahnya gemetar, apa ini rasanya bertemu dengan pihak laki-laki? Rasanya ingin kabur ke planet pluto. Eh... Kenapa Zea berasa emang sedang bertemu camer? Itu tidak mungkin.
Zea mencoba mencari topik. "Tante... Selamat ulang tahun yah, maaf aku gak ngasih apa-apa. Soalnya aku juga baru tahu sekarang"
Adriana mengangguk pelan. "Gak papa sayang"
Zyan datang dengan sebuah penampan berisi jus di ke dua tangannya, menaruhnya di atas meja. "Di minum Zea, ini buatan gueloh..."
Zea mengangguk langsung meminumnya. Gadis itu sedari tadi memang dehidrasi. Adriana tersenyum meledek melihat putranya.
"Sudah berapa lamu kamu pacaran sama, Zea?"
"Tiga hari" jawab Zyan.
Uhuk... Uhuk...
Zea terbatuk dengan refleksnya. Ingin sekali tangan Zea mencakar mulut buaya seperti Zyan."Kenapa, Zea?" Tanya Adriana khawatir menepuk pelan punggung gadis mungil itu.
"Gak papa tante, minumannya enak banget" sarkasnya melirik Zyan dengan tajam.
Zyan malah menahan tawanya.
"Lain kali, minumnya hati-hati" Adriana mengelus surai coklat itu. "Kamu adalah cewek pertama yang di bawa Zyan ke rumah. Sebelumnya, Zyan gak pernah bawa pacarnya ke sini"
Zea melihat sekilas ke arah Zyan lalu menatap ke Adriana lagi. "Jadi bener, aku yang pertama?" Batinnya.
Setelah cukup lama berbincang, membuat Zea tidak canggung lagi. Ibu Zyan begitu humble, Zea langsung suka sama wanita paruh baya ini. Ternyata ibu Zyan tidak segalak apa yang dibayangkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Beautiful Ghost
HorrorPernahkah kalian merasakan apa yang tidak pernah kalian rasakan? Atau mungkin tidak sama sekali kalian membayangkannya? Atau lebih tepatnya lagi kalian tidak akan mau merasakan hal itu. Aku harap, sesuatu yang tidak kalian inginkan tidak terwujud. C...