"Yaudahlah sayang, gak papa kalau kamu pacaran juga. Di saat remaja itu harus sekali-kali bersenang-senang. Biar otak kamu itu gak pusing mikirin rumus terus..."
"Apa? Kak Zea punya pacar?"
Pekikan seseorang membuat Zea dan Frans terkejut, mereka berdua sama-sama menoleh ke arah pintu ruangan.
Ternyata Zoe.
"Mamah!!! Kak Zea punya pacar!!!" Teriak Zoe begitu nyaring, berlari meninggalkan ruang kerjanya Frans.
Melihat Zea yang berubah menjadi cemas, Frans segera menenangkan anak pertamanya itu. "Udah... Gak papa. Mamah gak bakal marah kok. Kamu harus betah-betah ya di sekolah barunya? Karna uang daftarnya mahal loh... Kata kamu kan gak boleh buang-buang uang"
Zea mengangguk pasrah.
"Kapan-kapan bawa ke sini cowok yang kamu ceritain,"
Zea membulatkan matanya. "Apa? Zyan harus ke sini?"
"Oh... Jadi namanya Zyan? Sopan juga namanya"
"Tapi orangnya yang gak sopan, pah!"
"Udah sayang yah... Dari pada kamu marah-marah terus mendingan tidur. Nanti besoknya kesiangan"
"Iya pah..."
***
Pagi harinya Zea berangkat sekolah seperti biasa di antar sama ayahnya. Ibu dan adiknya selalu menggoda Zea tentang pacarnya. Hal tersebut membuat Zea ingin sekali kabur, tapi apa boleh buat? Semuanya sudah terlanjur tidak bisa di elak.Zea sempat panik, takut ibunya marah. Karna ibunya berpesan kepada Zea untuk jangan pacaran sebelum lulus sekolah. Dan ini, secara tiba-tiba malah... Sudahlah akan lebih rumit jika di jelaskan kembali.
Jalannya terhenti melihat sosok yang mendebarkan hatinya, melihat pria yang sedang memasangkan kertas di papan mading. Bukankah cowok itu yang tidak sengaja di tabraknya beberapa hari yang lalu?
"Hai!" Zea menyapa dengan senyum yang mengembang.
Pria berkulit putih itu menghentikan aktivitasnya. Melihat Zea dengan tatapan bingung. "Iya?"
Sudah dua kali Zea mendengar pria blasteran surga ini ngomong 'iya' dan itu membuat jiwa raganya melayang. Suara cowok di hadapannya ini benar-benar bikin candu.
Zea meremas rok hitam yang di kenakannya. "Hai..."
"Kenapa?"
"Hai..."
Zea menganga lebar saat cowok di depannya ini menjilat bibirnya. Bahkan keringat yang bercucuran di pelipisnya menambah kesan seksi.
"Lo cuma bisa ngomong, hai?"
Zea menggelengkan kepalanya cepat. Menyodorkan tangan kanannya tepat di dada bidang cowok itu. "Nama aku Zea. Siswi baru di XI-I. Kalau nama kamu siapa?"
"Mirza," jawab pria jangkung itu tanpa membalas jabatan tangan dari Zea.
Zea memanyunkan bibirnya, kecewa. Tapi dia tetap menampilkan senyumnya. Menurunkan kembali tangan kanannya. "Kelas berapa?"
"XI-2"
"Berarti kelas kita beriringan?"
Cowok bernama Mirza itu hanya mengangguk dengan muka datarnya.
"Eum... Semenjak aku gak sengaja nabrak kamu, besoknya setelah tiga hari kamu kok gak keliatan yah?"
"Rapat osis"
"Apa kamu ketua osisnya?"
"Iya..." jawabnya singkat dan padat. Pria bernama lengkap Mirza Hussein itu tangan kekarnya kembali menempelkan kertas terakhir di papan mading lalu pergi begitu saja.
![](https://img.wattpad.com/cover/242317254-288-k109557.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Beautiful Ghost
HororPernahkah kalian merasakan apa yang tidak pernah kalian rasakan? Atau mungkin tidak sama sekali kalian membayangkannya? Atau lebih tepatnya lagi kalian tidak akan mau merasakan hal itu. Aku harap, sesuatu yang tidak kalian inginkan tidak terwujud. C...