Part 6 (Sosok Berharga)

833 97 18
                                    

Cklek

Menoleh begitu terdengar suara pintu terbuka, namun kemudian pemuda pucat memandang heran. Saat sosok yang masuk sekarang, terlihat seperti orang kebingungan. Ketika keningnya mengerut dalam, dengan pandangan yang tak fokus. Berpikir dengan begitu keras, sampai otaknya terasa hampir akan meledak. Oke, itu semua berlebihan. Namun sungguh, Shim Changmin kini tengah sangat kebingungan disertai pikiran aneh bermain liar di kepala.

"Apa yang membuatmu kebingungan begitu?"

"Sepupu jauhku tiba-tiba datang, padahal selama tujuh tahun ini kami bahkan tak dapat menghubunginya."

"Bukankah itu bagus? Kalian jadi dapat bertemu dengannya."

"Tetap saja, ini terlalu mendadak dan terasa sedikit ganjil untukku."

"Kau dan pikiran liarmu, memang tak bisa diikuti."

"Yak, Cho Kyuhyun kau mengataiku, hah?!"

Mengangkat bahu acuh, Kyuhyun kembali terlarut pada bacaannya. Mengabaikan sepenuhnya Changmin yang mempoutkan bibirnya merajuk, ekspresi tak pantas ketika justru terlihat aneh jika pemuda itu yang memasangnya di wajah tampan miliknya. Melepaskan bokongnya dengan kasar, Changmin tetap mendudukkan diri pada kursi disamping ranjang Kyuhyun. Tetap menatap pemuda pucat itu dengan ekspresi merajuknya. Kekeh tak ingin menghapus ekpresi tersebut, sebelum Kyuhyun membujuknya dari proses mengambeknya itu.

"Kyuhyun, kau benar-benar tak punya hati. Jahat sekali tak membujukku."

"Itu merepotkan, jadi aku tak mungkin akan melakukannya."

"Jahat, Cho Kyuhyun jahat."

Sungguh, Kyuhyun jadi begitu meragukan perkataan Yunho bahwa dia dan Changmin itu seumuran. Ketika terlihat jelas Changmin itu kekanakan, terlalu kekanakan seperti seorang bocah berumur tak lebih dari delapan tahun. Jika saja tubuhnya tak menjulang tinggi seperti tiang listrik, Kyuhyun pasti akan protes pada Yunho karena telah dibohongi.

"Apa yang tengah kau baca itu, Kyuhyun-ah?"

Menoleh, Kyuhyun pikir Changmin akan terus mengambek dan tak akan membuka suaranya kembali untuk berbicara. Tetapi ternyata dia tetap dengan segala keingintahuannya. "Bukankah itu buku tentang Medis yang ada di ruangan Yunho Hyung?"

"Ya, Yunho Hyung meminjamkannya padaku. Katanya agar aku tidak terlalu bosan disini."

"Yak, yang benar saja! Buku Medis untuk membuang kebosanan?! Yunho Hyung benar-benar bodoh."

Changmin dengan suara kerasnya, kini tengah mengatai sang kakak tanpa tanggung-tanggung. Merutuk betapa bodohnya seseorang yang bahkan telah berstatus Dokter sekarang, dengan gelar yang didapat dari sebuah Universitas terkenal di Seoul.

"Memangnya kenapa?"

"Dan kau masih bertanya kenapa? Sadarlah, Kyuhyun-ah. Kau tengah di bodoh-bodohi Hyungku."

Kehabisan napas tepat pada kalimat terakhir, Changmin tak merasa keberatan mengalaminya. Asalkan Kyuhyun menjadi sadar bahwa perkataan sang kakak adalah dusta, bahkan sekarang Kyuhyun tengah dibodohi oleh Shim Yunho. Namun bukannya berterimakasih pada Changmin kini, Kyuhyun justru melayangkan tatapan aneh pada pemuda kelewatan tinggi tersebut. Dan bahkan pemuda pucat itu mengatakan sebuah kalimat yang tak terduga, ini hanya bagi Changmin seorang.

"Aku rasa ini berhasil, aku jadi tak merasa bosan lagi karena membaca buku ini."

"ARGH...Tidak kau, tidak Yunho Hyung, sama-sama menyebalkan."

Sehingga Changmin sungguh meledak dengan kekesalannya, lalu memutar kursi yang didudukinya jadi memunggungi ranjang Kyuhyun. Melipat kedua tangan didepan dada, lalu menggerutu panjang pendek tidak jelas. Sepertinya tengah menyumpahi Kyuhyun, atau mungkin juga Yunho sang kakak. Kyuhyun tak tahu yang mana, karena terdengar di telinga seperti sebuah gumaman tanpa arti.

Dust (Sequel Wall)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang