•Resilience•

20 5 0
                                    

•°•

Buku kali ini hanya membahas mengenai pemikiran saya di kala menenangkan diri untuk menjernihkan pikiran dari kebisingan dunia luar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Buku kali ini hanya membahas mengenai pemikiran saya di kala menenangkan diri untuk menjernihkan pikiran dari kebisingan dunia luar. Berusaha memahami diri, meng-upgrade diri dalam bersikap seakan berbicara dengan diri sendiri di kala sepi.

 Berusaha memahami diri, meng-upgrade diri dalam bersikap seakan berbicara dengan diri sendiri di kala sepi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•°•

Resilience adalah suatu kemampuan untuk beradaptasi dan tetap teguh dalam segala kondisi atau situasi ataupun keadaan sulit karena faktor internal maupun eksternal. Resilience itu ialah bermaksud tahan banting dalam mengarungi kehidupan, karena dapat mengelola dirinya untuk menekan semua perasaan negatif yang berusaha memasuki dirinya dengan baik. Resilience juga berarti kemampuan beradaptasi terhadap kejadian atau masalah yang cukup berat dan bertahan dalam keadaan tertekan dan juga bangkit setelah mengalami kejadian traumatis, entah kegagalan atau semacamnya dan mampu bangkit dari yang dilaluinya ataupun dirasakannya.

Dalam hidup, tentu kita sangat perlu untuk menumbuhkan sikap resilience ini. Kenapa? Agar kita tidak tenggelam oleh keterpurukan karena rasa kesedihan, penyesalan, kekecewaan dan sebagainya yang sebenarnya bisa kita lewati dengan tidak mengulangi kesalahan yang telah terjadi. Menumbuhkan pemikiran positif keapda diri sendiri memanglah cukup sulit, saya akui itu karena saya pun pernah merasakan titik terendah demikian.
Untuk melangkah ke depan dan melawan segala rintangan dalam kehidupan, resilience sangat diperlukan karena akan membentuk karakter kuat pada diri kita, sehingga kita terhindar dari yang namanya depresi, setress berlebihan, trauma berkepanjangan, takut melangkah ke depan karena melakukan satu kegagalan dan sebagainya. Dengan menerapkan sikap resilience pada diri, tentu membantu kita dalam mengarungi perjalanan hidup.

Mindset saya berubah semenjak mengenal resilience disaat terpuruknya ketika mengenal cinta pertama kali, yaitu life must go on and never give up for positive things dari resilience.

Pernah berkeinginan tidak ingin mengenal cinta lagi semenjak terpuruk itu, tetapi ketika pemikiran mengenai resilience muncul saya mengubah pandangan bahwa segalanya harus saya lewati dan juga harus saya hadapi dan berpikir seakan 'masa gitu aja saya langsung down? Kan baru sekali, masa langsung nyerah? Masa hanya karena itu saja saya menutup diri menarik diri dari sosial orang-orang? Selemah itukah diri saya dalam mengarungi hidup?' seperti itulah percakapan saya kepada diri saya sendiri. Tentu disamping pemikiran resilience pun pemikiran spiritual haruslah mengirinya, kan?

Misal kamu membangun bisnis, lagi masa kejayaan eh tiba-tibah ternyata bangkrut. Kamu pun mengalami kegagalan, nah karakter resilience ini membantu kamu dalam menyikapi kegagalan yang membuatmu stress tersebut. Dengan memiliki karakter ini, kamu akan berani memulai kembali dari nol seperti awal mula merintis bisnis. Sedangkan tanpa resilience mungkin ia akan berhenti untuk berusaha lagi dan bersungut meratapi keterpurukan dalam kegagalan atau trauma.

Kita perlu menumbuhkan karakter resilience, grit, dan komitment dalam kehidupan kita :)

Dalam dunia maya pun diperlukan online resilience, agar misal terkena cyber bullying kita dapat mengelola
perasaan kita, ingin melakukan yang bagaimana, entah membalas atau merenungkan. Nah, dengan adanya online resilience, kita mampu memulihkan diri dengan baik dan tepat tanpa merugikan perkembangan psikologis kita.

Ini cara menumbuhkan online resilience menurut website CNN Indonesia :

1. Mengenali berbagai risiko saat beraktivitas secara daring.

2. Mengelola risiko dan mencari bantuan, maksudnya tindakan yang harus dilakukan saat bertemu dengan risiko tersebut. 

3. Mengelola tekanan dari pengalaman negatif maksudnya, misalnya, melatih anak untuk tetap percaya diri saat mengalami cyberbullying.

Semoga kita semua bisa menanamkan sikap resilience dalam diri :)

•°•

SolitudeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang