Ku mohon padamu
Jangan biarkan terjadi sesuatu padanya
Kami belum membangun kenangan apapun
.
.
.
Nezuko menunggu Zenitsu dari luar ruangan Uks. Sebenarnya sudah sejak tadi Zenitsu belum siuman, takut akan hal firasat buruk yang dirasakan Nezuko bisa menjadi kenyataan. Sambil menunggu kabar Zenitsu yang sedang ditangani pengurus Uks, kaki Nezuko kerap berjalan mondar-mandir dengan gemetar. Berharap, pengurus Uks itu memberikan kabar baik setelah keluar dari ruangan.
Kreekk...
Suara ganggang pintu seketika mengalihkan perhatian Nezuko yang ingin segera mengutarakan pertanyaan kepada sang sumber, yaitu dua anggota pengurus Uks.
"Bagaimana dengan keadaan Zenitsu-san?"
Melalui reaksi pengurus Uks, sepertinya kurang meyakinkan bagi Nezuko. Pertama, kedua pengurus itu menatap satu sama lain sebagai kode. Kemudian mereka menghela nafas dan berusaha tenang di hadapan Nezuko.
"Maaf, untuk saat ini kami masih belum mengetahui kondisi Zenitsu-senpai. Mungkin menurut kami, penyakit yang dialami oleh Zenitsu-senpai bukan penyakit biasa," ungkap salah satu pengurus Uks.
"Benar, kami akan segera menghubungi ambulance. Kayaknya penanganan disini masih kurang."
"Ohh.... kalau begitu terima kasih atas penanganan kalian. Apa aku sudah boleh masuk?"
"Tentu saja, kami tinggalkan dulu ya untuk sementara. Soalnya kami juga dipanggil guru."
"Ba--baiklah, sekali lagi terima kasih banyak"
"Sama-sama." mereka menjawab Nezuko secara serentak.
Tanpa berpikir panjang, Nezuko memberanikan diri untuk memasuki ruangan Uks. Disana ia mendapati siluet Zenitsu sedang sibuk mengurus keningnya yang sepertinya masih dirasakan sakit.
"Syukurlah," gumam Nezuko, karena akhirnya Zenitsu lekas siuman.
Demi kebahagiaan Zenitsu agar keadaannya membaik, Nezuko mencoba mengesampingkan semua pikiran anehnya terlebih dahulu. Kemudian Nezuko melambaikan salah satu tangannya dengan antusias kehadapan Zenitsu sebagai bentuk sapaan.
"Yo Zenitsu-san!"
Sementara Zenitsu menyambut Nezuko dengan senyuman hangat, dimana ekspresi itu sudah membuat hati Nezuko bisa merasa lebih tenang walaupun ada saja firasat aneh yang kerap kali menghasut pikiran Nezuko.
"Hai Nezuko-chan, ayo kemari!"
Nezuko melaksanakan suruhan Zenitsu. Perlahan badan Nezuko mengambil posisi duduk disamping ranjang pasien. Saat ini, tidak ada satu pun kursi yang dijumpai di sekitar ruangan.
"Zenitsu-san, maafkan aku ya. Seharusnya aku tidak mengajak Zenitsu-san bermain tadi," ungkap Nezuko dengan rasa malu sambil menunduk.
"Hei, jangan salahkan dirimu. Semua kejadian akan mendatangi kita tanpa rencana."
"Ya tapi karena aku, Zenitsu-san terlihat lelah."
Buggh!
Kedua tangan Zenitsu langsung menarik badan Nezuko dan membawanya ke dalam pelukan Zenitsu. Rasanya begitu hangat bagaikan kekuatan sinar rembulan seperti di taman dandelion kemarin.
"Sudah, aku tidak suka jika kau menyalahkan diri terus. Saat ini yang harus kau lakukan adalah menemani diriku, Nezuko-chan."
Terlihat di saat yang bersamaan, pipi Nezuko seketika memerah dibarengi oleh degupan jantungnya yang tiba-tiba semakin kencang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Last Birthday || KNY FANFICT ✔
Fanfiction[NEZUKO X ZENITSU FANFICTION] "Terima kasih atas segala perasaan yang engkau salurkan untuk hati yang kelam ini." Puncak dari ulang tahun akan menentukan nasib kisah cinta mereka. Nezuko tetap berharap kepada Zenitsu yang masih berada di ambang anta...