Bagian 8: Kecewa

347 43 44
                                    

Sorry guyss... ada sedikit revisi di bab 5...

Sejujurnya aku sangat menghargai dirimu, Nezuko-chan.

~Zenitsu Agatsuma~

.

.

.

'Aku menyukai... Zenitsu-san'

Dengar, ungkapan tadi bagaikan semburat hangat yang mengalun lembut di wajah Zenitsu. Semua pikiran negatif Zenitsu berhasil terhapus, karena saking bahagianya atas perasaan yang selama ini ia pendam akhirnya terblaskan. Hingga secara otomatis Zenitsu menjatuhkan pelukan kepada Nezuko.

Kep!

Kedua tangan lembut dari pemuda berambut emas itu melingkar di sekitar punggung Nezuko, hingga memberikan pelukan hangat. Pemandangan ribuan bintang menjadi pendukung latar bagi mereka yang sedang berbunga-bunga.

'Arigatou, Nezuko-chan,' batin Zenitsu.

Zenitsu semakin mengeratkan dekapan tangannya di pelukan Nezuko. Ia tidak mau kehilangan ataupun meninggalkan Nezuko-chan miliknya sendirian. Apalah daya. Zenitsu hanya bisa pasrah terhadap kenyataan tapi ia juga merasa sedikit kecewa akibat takdir terlalu cepat merenggut kebahagiannya.

Membicarakan soal takdir, Zenitsu jadi teringat kembali ungkapan dokter sewaktu di Rumah Sakit.

Flash back on

Selagi Nezuko masih berbelanja, Zenitsu menyuruh sang dokter agar mengatakan kejujuran secepat mungkin sebelum Nezuko datang lagi.

"Kami sudah memastikan hasil tesnya"

"Bagaimana?" Zenitsu menegakkan kepalanya, berusaha mendengarkan petuah dokter secara serius.

"Sudah jelas kalau sebenarnya anda terkena leukemia."

Deg!

Awalnya Zenitsu sangat syok seperti ada batu besar yang tengah menghantam wajahnya. Namun setelah berpikir secara matang, Zenitsu sadar bahwa takdir memang tidak mengizinkan dirinya untuk menikmati hidup lebih lama. Entah apa penyebab Zenitsu lantas berpikir seperti itu. Ia hanya bisa berharap keajaiban akan datang.

Flash back Off

Zenitsu lekas melepas pelukan Nezuko dengan tidak santai, hingga tubuh gadis dihadapannya itu terdorong agak jauh.

"Eh... Zenitsu-san. Apa ada sesuatu yang mengganggumu?" Tanya Nezuko khawatir.

Bukannya menjawab, Zenitsu malah memasang raut kesal. Membuat Nezuko semakin kebingungan. Alis Nezuko mengernyit, berusaha menanggapi maksud dibalik ekspresi itu.

"Tolong jangan dekati aku lagi!"

Nezuko terdiam setelah menerima pernyataan aneh dari Zenitsu secara mendadak. Padahal sebelumnya terlihat jelas kalau Zenitsu sangat bahagia, karena menghabiskan banyak waktu bersama Nezuko. Apalagi tadi sempat ditembak cinta, seharusnya hati Zenitsu sudah berbunga-bunga.

Agar kesalahpahaman tidak semakin merajarela, Nezuko ingin mengetahui tujuan Zenitsu sekali lagi.

"Maksud Zenitsu-san bagaimana?"

"Aku menolakmu! Kau tidak pantas menjadi pasanganku."

"Kenapa tiba-tiba Zenitsu-san seperti ini?"

Badan Zenitsu berpaling sambil mengepal kedua tangan erat, seolah hendak melepas hubungan pertemanan yang selama ini terjalin bersama Nezuko.

"Sejauh ini aku hanya merasa kasihan padamu Nezuko-chan, bukan seperti ini yang ku mau," ungkap Zenitsu.

Terdapat perasaan kecewa pada hati Nezuko. Namun demi kenyamanan tersendiri, lebih baik menerima keputusan Zenitsu secara lapang dada. Maka dari itu, Nezuko pun melepas senyuman kecut.

"Iya Zenitsu-san, jika itu yang kau mau, aku tidak memaksamu kok. Ayo kita pulang saja!"

"Aku tidak mau pulang denganmu!"

"Apa--"

"Aku sangat kesal atas sikapmu tadi, Nezuko-chan. Kau benar-benar tidak sopan padaku sebagai kakak kelasmu!" Amarah Zenitsu.

Awalnya hanya satu perasaan, sekarang menjadi campur aduk. Nezuko tidak tau harus sedih atau marah. Yang pasti dirinya sangat tidak menyangka dengan perkataan pedas dari Zenitsu. Tanpa berkata apapun Nezuko langsung berlari meninggalkan Zenitsu disertai air mata yang berlinang.

"Maafkan aku Nezuko-chan, ini semua demi kebahagiaanmu."

Kemudian Zenitsu menyusul pulang namun lebih mengambil jalan lain supaya tidak bersama Nezuko.

🌼💛💛

Terdengar suara pintu terbuka ketika Nezuko tengah melamun di kamarnya. Si pelaku langsung menghampiri Nezuko hingga menyodorkan sebuah nampan berisi sepiring roti dan segelas susu.

"Nezuko, tenangkan dirimu dulu." Tak lain dia adalah kakaknya.

Alhasil Nezuko enggan menghiraukan Tanjirou akibat terlalu larut kedalam suasana. Nezuko berposisi menekuk dagu, melihat jendela luar demi mendapatkan udara segar yang akan mengangkat beban pikirannya.

"Hei, ternyata adikku ini sedang sedih." Tanjirou menaruh nampan itu di meja.

"Tidak kok, aku hanya lelah," jawab Nezuko sambil menghela nafas.

"Ohh... pasti karena kau terlalu banyak bermain dengan Zenitsu di festival itu. Oh iya, bagaimana perayaan tadi? Apa Zenitsu sukses membuatmu merasa nyaman?" Tanjirou menggoda sekaligus menghujani beberapa pertanyaan akibat saking penasarannya.

Sontak Nezuko membuka manik hitam bergradasi merah jambu itu dengan lebar. Mendengar suara kakaknya yang bersemangat membuat Nezuko tidak tega apabila seandainya ia curhat soal kejadian tadi. Hal tersebut akan mengudang emosi dan membuang tenaga saja. Kemudian Nezuko menoleh Tanjirou disertai aura keceriaan.

"Iya Nii-chan benar! Banyak sekali permainan yang kami coba disana. Saking seru-nya kami hampir lupa waktu. Hahahaha!!"

Berbohong adalah satu-satunya cara bagi Nezuko untuk menutupi kesedihannya supaya Tanjirou tidak curiga. Dan benar saja, sang kakak yang polos itu langsung percaya terhadap adik tercinta. Tanjirou pun mengambil kesimpulan bahwa Zenitsu itu memang pantas membahagiakan Nezuko selain dirinya.

"Wah, aku mau menelpon Zenitsu dulu."

"Eh mau ngapain?"

"Aku mau mengucapkan terima kasih atas usaha dia selama ini."

"Jangan Nii-chan, Zenitsu-san lagi kelelahan. Mungkin sekarang dia sudah tidur." Nezuko memegang salah satu tangan Tanjirou sebagai tanda untuk menahan langkah kakaknya.

"Oh kalau begitu baiklah." Untung saja Tanjirou berhasil terjebak lagi dalam kebohongan Nezuko.

"Kalau begitu selamat tidur ya. Ini sudah malam!"

"Iya Nii-chan."

Perlahan Tanjirou membalikkan badan dan melangkah keluar ruangan. Sebelum itu, Tanjirou memperhatikan adikknya sejenak di balik pintu sambil tersenyum. Ketika sudah merasa puas, Tanjirou langsung menutup pintu kamar Nezuko.

'Nii-chan, kebahagiaanmu adalah yang terpenting bagiku.'

Disamping itu, angan-angan tentang Zenitsu terus saja menganggu pikiran Nezuko. Pasalnya Nezuko masih merasa ada yang janggal dari peristiwa tadi. Sambil mencari jawaban, tanpa sengaja Nezuko kembali mengingat kenangan bersama Zenitsu. Mulai dari pertemuan mereka di Toko Roti Kamado, naik sepeda bareng, saling membawakan bekal, berpelukan, dan di festival. Sontak membuat Nezuko senyum-senyum sendirian.

Nezuko mengesampingkan semua keegoisan yang dimiliki Zenitsu. Hal yang paling utama bagi Nezuko adalah bagaimana Zenitsu pernah menunjukkan ketulusannya sejauh ini. Itu tidak akan terlupakan sampai kapanpun.

"Besok aku harus menemui Zenitsu-san!"

Last Birthday || KNY FANFICT ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang