Vania—sang nyonya rumah di kediaman Heidi—memberikan isyarat pada putrinya Elena untuk mengikutinya ke lantai dua. Tentu saja, Elena yang mengerti dengan apa yang akan dilakukan oleh ibunya, segera melangkah mengikuti langkah ibunya dengan senang hati. Elena melirik kotak berisi gaun dari desainer terkenal di tangan ibunya. Elena mengerucutkan bibirnya dan mengeluh, "Kenapa Bunda menyiapkan gaun secantik itu untuknya? Harusnya, Bunda menyiapkan gaun cantik hanya untukku. Malam ini, aku harus terlihat mencolok karena kecantikanku, hingga anak itu tidak bisa menarik perhatian siapa pun."
Vania menatap putrinya yang cantik sembari mengulum senyum. "Bukan Bunda yang menyiapkan gaun ini dan gaun yang kau kenakan, Elena. Ayahmu yang menyiapkannya. Toh, gaun yang kamu kenakan terlihat lebih cantik. Dengan gaun yang kamu kenakan, jelas kamu lebih cantik daripada siapa pun di rumah ini. Tidak perlu mencemaskan apa pun," ucap Vania sembari menenangkan putrinya.
Elena memang terlihat sangat cantik dengan gaun malam yang memperlihatkan lekuk tubuhnya yang sempurna, selayaknya seorang model yang sesungguhnya. Elena sendiri memanglah seorang model yang harus memperhatikan dan mempertahankan bentuk tubuhnya agar tetap sempurna di hadapan kamera. Suatu kebanggan bagi Elena karena dirinya memiliki wajah cantik dan tubuh yang sempurna hingga sanggup memesona siapa pun dengan mudahnya. Namun, malam ini Elena lebih berusaha untuk merias dirinya, mengingat siapakah tamu yang akan datang untuk makan bersama dengan keluarganya. Karena itulah, Elena agak terganggu dengan gaun cantik yang akan membuat rencananya terganggu.
Vania mengetuk sebuah pintu dan membukanya. Ternyata, itu adalah kamar seorang gadis yang tampak baru saja pulang dari kegiatannya di luar rumah. Elena yang melihat gadis yang lebih muda darinya itu segera mengernyitkan kening. "Aku akan benar-benar malu jika memperkenalkanmu sebagai adikku," ucap Elena.
Gadis manis yang duduk di tepi ranjang segera beranjak dan berkata, "Seperti Kakak pernah memperkenalkan Tessa pada teman Kakak saja."
Ya, gadis manis tersebut bernama Tessa Aretina Heidi. Putri bungsu di keluarga Heidi, dan adik tiri dari Elena. Benar, Tessa dan Elena adalah saudari tiri. Jika Elena adalah putri kandung Vania, maka Tessa adalah putri kandung dari Galih Heidi sang kepala keluarga yang tak lain adalah pemilik perusahaan Heidi yang bergerak dalam bidang produk pangan. Meskipun terlihat akur ketika Galih berada di tengah-tengah mereka, saudari tiri itu sama sekali tidak terlihat seperti saudara ketika hanya ada Vania di sana. Vania sendiri tidak mempermasalahkan perselisihan tersebut. Ia malah mendukung putri kandungnya untuk melakukan apa pun yang ia inginkan. Elena sendiri sangat tidak menyukai Tessa. Padahal, Tessa sendiri tidak pernah mengganggu Elena, malah sebaliknya. Tessa yang sering kali diganggu oleh Elena.
Perawakan Tessa sendiri, sangat berbeda dengan Elena. Jika Elena memiliki tubuh semampai yang ramping sebagai seorang model yang tengah naik daun, maka Tessa memiliki tubuh yang mungil. Tessa memiliki rambut sepunggung yang tebal berwarna hitam kelam, serta tinggi badan yang mungkin hanya mencapai seratus enam puluh sentimeter. Tentu saja, ia kalah tinggi dari Elena yang seorang model. Tessa juga jarang berias, dan membuat Elena sering kali mencela penampilannya yang sangat sederhana. Siapa pun yang melihat Tessa, pasti tidak akan menyangka jika Tessa adalah seorang putri dari pengusaha besar yang kaya raya. Elena menatap jengkel pada Tessa yang barusan mengatakan sesuatu yang terdengar menyebalkan. Saat Elena akan mengatakan kekesalannya, Vania pun mengiterupsi. Ia memberikan kotak gaun pada Tessa dan berkata, "Cepat mandi, dan berias seperlunya. Kita akan kedatangan tamu."
Tessa menerimanya dan bertanya, "Kita akan malam bersama?"
"Benar. Jadi berdandan dengan layak. Jangan terlihat menyedihkan," ucap Elena lalu berbalik pergi diikuti oleh Vania yang tidak mengatakan apa pun. Tessa sendiri menghela napas. Ia baru pulang kuliah, dan merasa sangat lelah. Rasanya, ia benar-benar malas untuk mengikuti acara sepeti itu. Namun, perut Tessa sendiri berbunyi keras.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Billionaire Chasing Cinderella
Romance[Karena mengandung unsur DEWASA maka SEBAGIAN CHAPTER DI PRIVATE. FOLLOW SEBELUM MEMBACA. Biar nyaman bacanya😄] -Update diusahakan setiap hari- Achazio adalah pria yang sempurna. Wajah tampan, tubuh proporsional, otak cerdas, harta berlimpah semuan...