Jika Haikal dan Aio tengah berusaha untuk mencari keberadaan Tessa, maka Tessa sendiri tengah berusaha untuk memulai kehidupannya yang baru. Tessa kini sudah berada di sebuah desa yang tentu saja jauh dari jangkauan orang-orang yang ia kenal. Bermodalkan uang yang tersisa di dalam tabungannya, Tessa memilih untuk pergi sejauh mungkin, dengan memantapkan hati memutuskan semua hubungannya dengan masa lalu. Tessa tahu, jika hal ini hanyalah sikap pengecut. Ia hanya lari dari lukanya.Tessa sadar, keputusannya ini mungkin sangat gegabah. Ia mengambil keputusan untuk benar-benar keluar dari rumah bahkan memutuskan hubungannya dengan sang ayah, karena dipengaruhi oleh rasa marah yang membuatnya merasa sesak. Benar, Tessa marah. Bukan hanya marah, ia juga merasa sangat kecewa, karena ayah yang seharusnya menjadi orang terakhir yang berada di sisinya, kini malah memberikan punggung dingin padanya. Tessa kecewa karena sang ayah malah lebih percaya pada perkatan istri dan putri tirinya. Ayahnya bahkan mengusirnya begitu saja, tanpa mendengarkan penjelasan apa pun dari Tessa. Tentu saja itu terasa sangat menyedihkan.
Meskipun sebesar itu kekecewaan yang dimiliki Tessa untuk sang ayah, masih ada kasih sayang yang tersisa untuk sang ayah. Tessa memang tidak lagi bisa menghubunginya, tetapi Tessa berharap agar dia bahagia dengan keluarga barunya itu, walaupun di sisi lain dirinya yang harus menderita. Tentu saja Tessa menderita. Semua hal yang seharusnya ia miliki direbut begitu saja. Baik itu kasih sayang, maupun rumah tempatnya berlindung. Hal yang paling penting adalah, Tessa kehilangan sosok ayahnya.
"Tessa, itu kalau sudah penuh langsung bawa buat dikilo ya," ucap seseorang pada Tessa yang sebelumnya masih berusaha untuk memetik pucuk daun teh.
Benar, untuk menyambung hidup setelah ke luar dari rumah, Tessa pun mendapatkan sebuah pekerjaan sebagai pekerja di perkebunan teh yang memiliki tugas untuk memetik pucuk daun teh. Tentu saja pekerjaan ini terasa sangat sulit bagi Tessa. Karena meskipun sebelumnya terbiasa bekerja keras, tetapi ia belum pernah memiliki pekerjaan seperti ini. Meskipun begitu, Tessa sama sekali tidak mengeluh dan menjalani semuanya dengan semangat. Tessa menoleh pada rekan kerjanya dan berkata, "Ini sudah penuh. Aku ikut kembali ke juragan."
Tessa pun dan rekan-rekannya beranjak pergi. Karena memetik pucuk teh harus dilakukan di waktu-waktu tertentu yang sudah ditentukan, demi menjaga kualitas daun teh, semua pemetik teh terbiasa bekerja dengan cepat. Jadi mereka hanya bekerja sekitar satu jam, dan tidak boleh memetik daun teh di luar jam yang sudah ditentukan. Nantinya, daun yang sudah mereka petik akan ditimbang dan akan upah mereka akan tergantung seberapa banyak daun yang mereka petik. Dan orang yang memberikan mereka upah adalah juragan Joko.
Meskipun menjadi pekerja baru di sana, ternyata para seniornya yang kebanyakan memang sudah berumur, memberikan perlakuan yang hangat pada Tessa. Mereka membimbing Tessa dengan baik, dan tidak menanyakan mengenai Tessa terlalu jauh. Mereka tahu, jika Tessa datang jauh dari kota, dan pasti ada sebuah alasan yang membawa seorang gadis pindah ke desa terpencil seperti ini tanpa didampingi oleh seorang pun keluarganya. Tessa sendiri berterimakasih karena perlakuan baik tersebut dan membalasnya dengan bekerja dengan keras.
Karena itulah, Tessa pun dengan mudah dikenal di tengah-tengah para pemetik teh. Selain rajin, dan pekerja keras, Tessa juga memiliki paras manis yang berada di atas rata-rata. Sepertinya, Tessa dalah gadis paling cantik di desa tersebut. Kabar kecantikannya dengan mudah terdengar oleh Bayu, putra dari juragan Joko. Karena itulah, Bayu selalu menunggu saat waktu para buruh kembali, demi menggoda Tessa. Seperti saat ini. Bayu tersenyum lebar lalu bersiul saat melihat Tessa melewatinya bersama rombongan pemetik teh.
Tessa berusaha untuk mengabaikan Bayu dan segera menimbang hasil petikan paginya lalu menerima upahnya. "Terima kasih," ucap Tessa lalu berniat untuk menyimpan uang itu.
Namun uang Tessa sudah lebih dulu direbut oleh Bayu. Tessa menatap Bayu dan berkata, "Tolong kembalikan."
"Baiklah, akan kukembalikan. Ini," ucap Bayu lalu memberikan lima lembar uang merah pada Tessa.
Jelas, itu bukan uang Tessa. Tentu saja Tessa menolak untuk menerima uang tersebut karena itu bukan uangnya. Atau lebih tepatnya Bayu menukar uang Tessa dengan miliknya. Tessa pun menghela napas. Ia jelas jengkel dengan sikap Bayu ini. "Tolong kembalikan uangku," ucap Tessa lagi.
Bayu mengernyitkan keningnya dan bertanya, "Kenapa masih ingin uang recehan itu? Bukankah lebih baik menerima uang ini? Jelas ini lebih besar nominalnya daripada itu."
"Aku tidak mau menerima uang yang bukan milikku. Sekarang lebih baik kembalikan uangku," ucap Tessa lagi hampir kehilangan kesabaran.
"Apa mungkin kau tidak mau menerimanya karena itu buka hasil dari kerjamu? Tidak perlu merasa tidak enak. Terima saja, asal nanti malam mari pergi bersama ke pasar malam," ucap Bayu membuat kening Tessa mengernyit dalam.
"Tidak mau." Tessa lalu merebut uang yang tak lain adalah upahnya dan pergi meninggalkan Bayu. Namun rupanya Bayu tidak menyerah begitu saja, ia pun segera mengikuti Tessa dan kembali mengajak Tessa untuk pergi ke pasar malam bersama. Hanya saja, Tessa tidak akan pernah bisa terbujuk. Karena Tessa tahu, jika Bayu hanya ingin bermain-main dengannya. Bayu mendekatinya karena tertarik untuk menaklukan dirinya, bukan karena dirinya benar-benar memiliki perasaan tertarik ingin memiliki. Sebab itulah, Tessa membuat benteng yang tidak boleh dilewati oleh Bayu. Benteng yang dibangun Tessa untuk melindungi dirinya sendiri.
***
"Dapat!" seru Cendric di hadapan layar komputernya.
Benroy dan Aio yang sebelumnya juga tengah fokus dengan komputer mereka masing-masing, segera beranjak menuju Cendric. Tentu saja keduanya ingin melihat apa yang sudah ditemukan oleh saudara kembar mereka itu. Namun, Cendric malah mematikan monitor dan membuat Aio yang melihatnya memicingkan matanya. "Jika aku memberikan informasi ini, apa yang akan Kakak berikan padaku?" tanya Cendric jelas meminta penawaran pada sang kakak sulungnya yang tengah berada dalam situasi yang kurang nyaman itu.
Aio memang meminta kedua adik kembarnya untuk mencari jejak keberaan Tessa. "Kau pikir ini waktunya untuk bermain seperti itu? Minggir," ucap Aio lalu mendorong Cendric menjauh dan menghidupkan monitor serta melihat apa yang sudah ditemukan oleh adiknya itu.
Benroy juga ikut melihat dan menghela napas saat tahu jika Cendric benar-benar sudah menemukan keberadaan Tessa. Cendric menelusuri media sosial dan menemukan seseorang yang memposting foto seorang gadis yang memiliki kemiripan sembilan puluh delapan persen dengan Tessa. Aio pun segera mengambil alih komputer Cendric dan mencari informasi lebih lanjut. Tentu saja Cendric merasa bangga karena sudah berhasil menemukan jejak gadis yang kakak cintai itu. Benroy mengusap puncak kepala Cendric untuk memuji adiknya itu.
Sementara Aio mencatat sesuatu sebelum bangkit dan berkata, "Tolong katakan pada Papa dan Mama kalau aku harus pergi karena masalah penting."
"Apa Kakak meminta kami merahasiakan masalah Tessa ini pada mereka?" tanya Benroy.
"Untuk saat ini, rahasiakan terlebih dahulu. Aku akan memperkenalkan calon istriku secara langsung pada mereka," jawab Aio lalu meninggalkan kedua adiknya begitu saja.
Cendric sendiri terlihat takjub. "Kepercayaan diri yang luar biasa. Kakak benar-benar percaya diri bahwa gadis itu mau menjadi istrinya," ucap Cendric sembari menggeleng-gelengkan kepalanya tidak percaya.
"Kau seperti tidak mengenal kakak sulung kita saja. Dia adalah orang yang bisa mengubah hal mustahil menjadi hal yang mungkin. Jadi, mengubah hati seseorang bukanlah hal yang sulit baginya. Aku sendiri yakin, dia benar-benar akan pulang membawa calon kakak ipar kita," ucap Benroy membuat Cendric mengernyitkan keningnya.
"Mau taruhan? Aku yakin Kakak akan patah hati," tawar Cendric. Biasanya, Benroy akan mengabaikan adiknya jika sudah bertingkah seperti ini. Namun, kali ini tidak. Ia tertarik untuk bermain dengannya.
"Ayo. Kalau begitu, aku bertaruh jika Kakak akan kembali dengan membawa calon istrinya."
Cendric bertepuk tangan dengan penuh semangat. "Baik. Siapa pun yang kalah dalam taruhan ini, harus mau bulu kakinya di-waxing!"
Benroy menyeringai. "Siapa takut."
.
.
.
Mau ikut taruhan enggak nih?
Kira2 siapa yang bulu kakinya bakal di waxing?🤣
KAMU SEDANG MEMBACA
The Billionaire Chasing Cinderella
Romance[Karena mengandung unsur DEWASA maka SEBAGIAN CHAPTER DI PRIVATE. FOLLOW SEBELUM MEMBACA. Biar nyaman bacanya😄] -Update diusahakan setiap hari- Achazio adalah pria yang sempurna. Wajah tampan, tubuh proporsional, otak cerdas, harta berlimpah semuan...