Amukan

864 195 68
                                    


Pagi-pagi sekali, saat kabut masih menghalangi pandangan, Tessa sudah bersiap untuk bekerja. Ia segera beriap, mengikat rambutnya tiggi-tinggi dan mengambil camping yang akan melindunginya dari sinar matahari yang bahkan belum muncul. Tessa meninggalkan rumah kontrakannya dan melangkah dengan kaki ringan. Benar, hidup Tessa sebenarnya tidak terlalu jauh berbeda daripada sebelumnya. Ia masih pergi ke mana-mana sendirian, dan mencari uang untuk memenuhi kebutuhannya sendiri.

Hal yang berbeda adalah, kini Tessa tidak lagi seseorang yang menunggu kepulangannya. Tessa tidak memiliki seseorang yang menyediakan sebuah pelukan hangat, saat dirinya merasa begitu lelah dengan hari yang ia jalani. Tessa menghela napas dan menggelengkan kepalanya, merasa sangat menyedihkan karena kembali teringat dengan masa-mas sulit karena ditindas oleh ibu dan kakak tirinya. Serta bagaimana ayahnya yang semakin menjauh dan tidak terasa seperti ayahnya yang dulu.

"Kenapa aku masih merasa sesedih ini?" tanya Tessa pada dirinya sendiri.

Tentu saja Tessa tidak berharap jika pertanyaan itu akan mendapatkan sebuah jawaban. Namun pada kenyataan seseorang yang tidak pernah Tessa duga, muncul dari kabut tebal di hadapannya sembari menjawab, "Karena luka pada hatimu belum sembuh sepenuhnya, Tessa. Kau perlu bantuan untuk menyembuhkan luka itu."

"Om? Kenapa Om bisa ada di sini?" tanya Tessa tidak percaya karena melihat Aio berada di sana.

Aio terlihat sangat lelah, kantung matanya terlihat menggelap, tanda jika hari-hari ini ia kesulitan untuk mendapatkan waktu tidur yang cukup. "Menurutmu? Apa alasanku datang ke desa terpencil seperti ini?" tanya balik Aio dengan nada tajam.

Tessa mengernyitkan keningnya. "Tidak tau. Dan aku tidak tidak peduli. Om pasti sudah tau apa yang terjadi antara aku dan Ayah. Jadi, jangan bersikap seolah-olah mengenal diriku. Karena aku sudah memutuskan semua hubunganku dengan masa lalu. Kini, aku memiliki kehidupan baru yang lebih menyenangkan. Sebab itulah, jangan mengusik kehidupanku lagi, Om. Kita berada di dunia yang berbeda," ucap Tessa lalu pergi melewati Aio begitu saja.

Aio menahan diri untuk tidak memeluk tubuh mungil itu dan membawanya kembali ke kota saat itu juga. Aio tidak ingin membuat perasaan Tessa semakin terluka. Karena itulah, Aio hanya berkata, "Bagaimana jika aku mengatakan bahwa aku datang karena dirimu, Tessa? Apa kau akan percaya?"

Tessa menghentikan langkahnya sesaat. Ia menjawab, "Om, setelah melewati semua ini, aku menyadari satu hal. Aku tidak bisa mempercayai siapa pun, termasuk keluargaku sendiri. Seseorang yang berbagi darah deganku saja bisa membuangku, apalagi orang lain yang hanya berkata manis di bibir saja." Setelah mengatakan hal itu Tessa pun melangkah pergi begitu saja meninggalkan Aio yang menatap punggungnya dengan tatapan yang sulit diartikan.







**






"Kami memetik daun-daun teh terbaik di waktu yang tepat, hingga bisa menghasilkan teh yang berkualitas. Tuan sama sekali tidak akan menyesal bekerja sama dengan kami," ucap juragan Joko sembari menunjukkan hamparan kebun tehnya pada Aio.

Benar, Aio datang ke desa tersebut dengan alasan menjalin kerjasama dengan Joko sang juragan pemilik kebun teh satu-satunya di tempat tersebut. Tentu saja alasannya untuk bisa menemui Tessa dan membawa kembali gadis itu. Di sisi lain, teh dari perkebunan Joko memang memiliki kualitas baik yang memang dibutuhkan untuk produksi salah satu perusahaan pangan milik keluarga Aio. Karena itulah, Aio memiliki alasan yang sangat tepat.

"Aku ingin melihat penanganan daun tehnya sebelum memutuskan apa benar-benar menjalin kerjasama dengan Anda," ucap Aio.

Juragan Joko tentu saja dengan antusias karena dirinya memiliki kesempatan untuk bekerja sama dengan Aio yang jelas-jelas terkenal sebagai putra sulung dari keluarga Dawson yang memimpin beberapa perusahaan milik keluarganya. "Silakan, Tuan. Saya akan menunjukkan perkebunan saya ini," ucap juragan Joko menunjukkan jalan.

Meskipun terlihat mendengarkan penjelasan Joko, tetapi sebenarnya Aio tidak mendengarkannya. Ia lebih memilih untuk mencari keberadaan Tessa. Namun ternyata, semua buruh pemetik teh sudah selesai memetik teh. Joko pun mengarahkan Aio untuk melangkah menuju tempat di mana para buruh pemetik teh menimbang hasil kerja mereka dan menerima upah. Aio pikir dirinya akan bertemu dengan Tessa di sana. Hanya saja, Aio kembali tidak bisa bertemu dengan gadis yang ia cintai itu.

"Semuanya bersih dan tertata rapi. Aku rasa, semuanya cukup berkualitas hingga saat ini," ucap Aio.

Joko pun dibuat kegirangan olehnya. Ia pun menunjuk sebuah bangunan yang berada di belakang bangunan yang mereka singgahi. "Jika Tuan berkenan, saya akan menunjukkan gudang penyimpanan teh saya," ucap Joko.

Namun sesaat kemudian, Joko yang berpandangan dengan bawahannya seketika mengubah perkatannya. "Sepertinya Tuan terlalu lelah, sebaiknya kita kembali saja. Kita bisa melihat gudang itu di waktu yang lain," ucap Joko lalu menghalangi pandangan Aio terhadap bangunan yang disebutnya sebagai gudang penyimpanan.

Aio biasanya tidak akan peduli mengenai masalah seperti itu. Jika tidak merugikan dirinya dan orang-orang yang ia sayangi, Aio tidak peduli jika seseorang berusaha bertindak licik atau menyembunyikan sesuatu. Namun entah mengapa Aio merasakan firasat buruk. Ada sesuatu yang mendorongnya untuk mengunjungi gedung tersebut. Aio pun mengabaikan perkataan Joko yang jelas-jelas menghalangi Aio untuk mengunjungi bangunan gudang tersebut, yang artinya ia memang berusaha untuk menutupi sesuatu yang berada dalam gudang tersebut.

Aio mengernyitkan keningnya saat tiba-tiba Joko menahan tangan Aio dengan kuat. Dengan kasarn Aio menepis tangan Joko hingga pria itu limbung dan membuat karyawannya membantunya untuk berdiri. Sementara Aio mendekat pada pintu gudang dan mendengar suara jeritan yang teredam. Dada Aio seketika terasa begitu panas saat mengenali jeritan itu. Aio berusaha membuka pintu gudang tersebut tetapi sangat sulit. Tentu saja sulit karena pintu tersebut dikunci dari dalam. Hingga Aio pun memutuskan untuk menendang pintu dan Aio segera terbakar oleh kemarahannya.

Aio berderap dan menarik kasar seorang pria yang tengah berusaha untuk melecehkan gadis yang ia tindih. Aio memukuli pria itu tanpa ekspresi. Joko yang melihat Aio yang lepask kendali segera berlari diikuti oleh para karyawannya. Namun langkah mereka tiba-tiba dihalangi oleh Aldi yang entah datang dari mana. Aldi memberikan tatapan dinginnya pada Joko dan berkata, "Jika kau memaksa mendekat, maka aku tidak akan bisa memastikan bahwa putramu bisa selamat. Lebih baik kau diam, jika kau memang mengerti apa yang aku maksud."

Joko mengepalkan kedua tangannya erat-erat. Ia tahu seberapa berkuasanya Aio dan keluarganya, meskipun putranya mati sekali pun, Aio pasti bisa lolos dengan mudah, apalagi putranya saat ini benar-benar berada dalam sisi yang salah. Bayu tengah berusaha melecehkan salah satu buruh muda Joko. Aio masih memukuli Bayu tanpa ekspresi apa pun di wajahnya.Bayu sendiri sama sekali tidak memiliki kesempaan untuk memberikan perlawanan. Ia hanya tergeletak tak berdaya dengan wajah berlumuran darah. "Beraninya kau menyentuh perempuan yang bahkan aku jaga dengan penuh kehati-hatian!"

Jelas Bayu tidak bisa menjawab pertanyaan Aio karena mulutnya pun sudah dipenuhi oleh darah. Bibir dan pipi bagian dalamnya sudah pecah karena pukulan kuat yang diberikan oleh Aio. Tak membutuhkan waktu lama, Bayu pun jatuh tidak sadarkan diri. Aio menyeka punggung tangannya yang dipenuhi oleh darah pada dada Bayu yang sudah tak sadarkan diri. Setelah itu, Aio berusaha untuk menyembunyikan ekspresi gelapnya. Lalu Aio berbalik dengan ekspresi lembut dan berjongkok di hadapan seorang gadis yang meringkuk dengan isak tangis pelannya.

"Ini aku, tidak perlu takut. Aku akan melindungimu, Tessa," ucap Aio dengan lembut. Pria itu mengulurkan tangannya pada Tessa yang benar-benar dalam kondisi yang tidak baik. Butuh waktu hingga Tessa benar-benar mencerna apa yang dikatakan oleh Aio.

Tessa pun mengangkat pandangannya dan menatap Aio dengan kedua matanya yang dipenuhi oleh air mata. Dengan bergetar, Tessa menerima uluran tangannya. "Om," gumam Tessa pelan.

Aio pun meraih tubuh Tessa dan memeluknya dengan erat. Tanpa membutuhkan usaha yang berarti, Aio pun menggendong Tessa dengan mudah. Aldi pun mendekat dan menutupi tubuh Tessa menggunakan jasnya. Aio menggumamkan terima kasih karena bantuan Aldi. "Kau tetap di sini, dan urus bajingan yang sudah melakukan hal menjijikan ini pada kekasihku," ucap Aio sembari melirik tajam pada Joko yang seketika jatuh terduduk. Joko sadar, jika saat itu, kehidupan dirinya dan keluarganya akan hancur karena sudah mengusik seseorang yang salah.




.

.

.


Mana neh yang kemaren nanyain wkwk
Coba tinggalin jejak deh di bawah sini

The Billionaire Chasing CinderellaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang