Kemarahan Aio

1.1K 205 48
                                    

"Apa?" tanya Aio memukul meja kerjanya dengan keras dan membuat dewa direksi yang tengah rapat dengannya tersentak karena terkejut.

Mereka berusaha untuk tetap tenang. Apalagi saat ini, Aldi sang asisten Aio yang bisa mereka andalkan untuk menenangkan Aio tengah tidak berada di sana. Benar, Aldi tidak berada di sana karena mendapatkan tugas khusus dari Aio untuk mengantarkan Tessa ke kampus. Setidaknya, Aio ingin memastikan jika Tessa bisa sampai ke kampus dengan selamat dan aman, walaupun dirinya tidak bisa bertemu langsung dengan Tessa. Ia sadar Tessa masih merasa malu karena sempat menangis dan mengungkapkan isi hatinya. Jadi Aio berusaha untuk memberikan waktu bagi Tessa.

Selain itu, Aio juga harus menghadiri rapat dengan dewan direksi mengenai masalah perusahaannya. Namun, Aio ternyata mendapatkan kabar yang tidak menyenangkan dari Aldi. Karena itulah, Aio memilih untuk menutup teleponnya dan berkata, "Rapat ini kutunda. Coba cari solusi dari masalah ini. Jangan buat aku semakin kecewa dengan hasil kerja kalian yang tidak maksimal."

Setelah mengatakan hal itu, Aio melangkah meninggalkan ruang rapat dan menghubungi staf keamanan untuk menyiapkan mobil untuknya. Aio memang pergi menggunakan mobilnya sendiri, sementara Aldi menjalankan tugasnya untuk mengantar jemput Tessa. Begitu tiba di lantai bawah, Aio melihat mobilnya sudah siap. Aio tidak membuang waktu dan mengemudikan mobilnya dengan kecepatan tinggi. Untungnya, jam itu masih jam kerja. Hingga jalanan tidak padat. Hal itu menguntungkan Aio yang harus segera tiba di tempat tujuannya.

Ternyata, Aio kembali mengunjungi gedung perusahaan Galih. Aio mengabaikan staf keamanan dan resepsionis yang memberi sambutan serta hormat padanya. Semua orang yang melihat Aio saat ini pasti sadar jika Aio tengah marah besar. Aio segera naik lift dan menuju lantai teratas di mana ruang kerja Galih berada. Aio tidak mengatakan permisi atau apa pun, dan memasuki ruang kerja Galih begitu saja membuat Galih yang tengah berdiskusi dengan sekretarisnya terkejut.

Galih pun memberikan isyarat pada sekretarisnya untuk meninggalkan ruangannya dan bertanya pada Aio, "Hal mendesak seperti apa yang sudah membawamu ke mari dengan tindakan tidak sopan seperti ini?"

Galih lalu bangkit dan memilih untuk duduk di sofa, karena ternyata Aio sendiri sudah duduk di sofa dengan bersilang kaki. Aio terlihat begitu menawan dan berkharisma. Ia masih berekspresi dingin, seperti biasanya. Namun aura yang menguar dari tubuhnya terasa lebih menekan, seakan-akan ingin menunjukkan bahwa saat ini Aio sangat marah. "Ke mana Tessa pergi?" tanya Aio tanpa basa-basi.

Mendengar pertanyaan itu, Galih seketika mengubah ekspresinya. Karena semua yang sudah terjadi, Galih hampir melupakan sesuatu yang penting. Hal itu tak lain adalah permintaan Aio untuk meminta restunya mendekati Tessa. Jelas Aio memiliki perasaan yang sepertinya begitu mendalam pada Tessa yang bahkan belum ia temui dalam waktu yang lama. Mengingat Tessa, Galih pun kembali merasakan kemarahan yang sebenarnya sudah ia simpan dengan baik dalam lubuk hatinya.

Galih pun menjawab, "Kau bertanya pada orang yang salah. Aku tidak memiliki jawaban atas pertanyaanmu itu. Jika kau hanya ingin menanyakan mengenai anak itu, lebih baik kau pergi."

Mendengar pengusiran itu, Aio pun mengernyitkan keningnya dalam-dalam. Apalagi saat Aio mendengar Galih menyebut Tessa sebagai anak itu, bukannya sebagai putrinya. "Aku rasa, aku datang ke tempat yang tepat. Aku bertanya menganai seorang putri pada ayahnya sendiri," ucap Aio tenang.

Galih mengetatkan rahangnya dan berkata, "Aku tidak pernah memiliki putri bernama Tessa."

"Wah, omong kosong apa yang aku dengar ini?" tanya Aio dengan nada sinis.

Sepertinya, apa yang dikatakan oleh Aio sukses membuat Galih merasa begitu marah. "Aku bilang, keluar jika hanya ingin membicarakan anak itu. Aku sama sekali tidak memiliki hubungan apa pun dengan anak itu. Aku tidak pernah memiliki seorang putri yang gemar mencuri seperti dirinya," ucap Galih sukses membuat Aio tertawa sinis.

Aio tertawa karena ternyata apa yang dilaporkan oleh Aldi memang benar adanya. Aldi tidak bisa menemui Tessa di rumahnya, karena begitu Aldi membayar penjaga gerbang, Aldi pun mendapatkan informasi mengenai kejadian yang menghebohkan kediaman Heidi kemarin malam. Ternyata Tessa diusir oleh ayahnya karena ketahuan mencuri uang dari ibunya dan mencuri perhiasan sang kakak. Aio yang belum mengenal Tessa terlalu lama saja sudah bisa menebak jika itu hanyalah jebakan. Aio yakin jika Tessa tidak mungkin melakukan hal itu. Jika Tessa memang pencuri, ia tidak mungkin susah payah bekerja hingga malam hanya untuk mendapatkan uang saku.

Aio mengepalkan kedua tangannya. Merasa begitu marah, karena gadis yang sudah ia anggap sangat spesial itu diperlakukan dengan sangat tidak adil. "Kau terlalu buta untuk menyadari kesalahanmu, Galih," ucap Aio sama sekali tidak mempertahankan kesopanannya di hadapan calon ayah mertuanya itu.

Galih tentu saja terkejut karena Aio belum pernah bertindak kurang ajar seperti ini. Aio memang anak muda yang sangat sukses mengikuti jejak kedua orang tuanya. Namun Aio tidak pernah bersikap kurang ajar. Jadi, tidak heran jika Galih terdiam beberapa saat sebelum mengernyitkan keningnya tersinggung. "Perhatikan ucapanmu, Aio! Kita memang rekan kerja, tapi aku lebih tua darimu. Beraninya kau menyebut namaku begitu saja," ucap Galih.

Aio melemparkan tatapan merendahkan pada Galih dan berkata, "Sayangnya, aku memiliki prinsip untuk bersikap sopan pada orang yang patut mendapatkan kesopanan dariku."

Mendengar hal itu, Galih pun memasang ekspresi tidak percaya. Aio pun melanjutkan perkataannya, "Kau, tidak pantas mendapatkan kesopanan dariku. Selain itu, aku ingin memutuskan semua kesepakatan kerja yang sudah kita buat sebelumnya."

Tentu saja Galih tidak mau menerima hal itu begitu saja. Mengingat jika dirinya jelas-jelas akan rugi besar jika kerja samanya putus begitu saja dengan Aio. Galih bangkit saat Aio bangkit dari kursinya. Galih menghalangi Aio dan berkata, "Kau tidak boleh mencampurkan urusan pribadi dengan masalah pekerjaan. Bagaimana kau bisa memutuskan kesepakatan kita begitu saja, hanya karena aku mengusir gadis yang kau cintai?"

"Hanya? Kau bilang hanya? Aku tidak menyangka, ternyata Tessa memiliki seorang ayah yang bodoh seperti ini. Ayah yang bahkan tidak bisa melihat betapa berharganya sang putri. Asal kau tau, aku tidak memutuskan kesepakatan hanya karena masalah itu. Aku seorang pebisnis yang tidak mencampurkan perasaan pada pekerjaanku. Aku hanya baru sadar, jika ternyata kau adalah orang bodoh yang bahkan bisa dimanipulasi dengan sangat mudah. Galih, buka matamu. Dan lihat para lintah yang selama ini mencuri semua kebahagiaan putrimu. Para lintah itu pula, yang pada akhirnya akan membuat hidupmu menderita," ucap Aio lalu melangkah pergi begitu saja meninggalkan Galih yang termangu.

Sementara itu, Haikal yang baru saja ke luar dari kelas, tampak berusaha kembali menghubungi Tessa. Sejak pagi, Haikal tidak bisa menghubungi Tessa. Sahabat, atau lebih tepatnya gadis yang ia cintai itu tidak datang saat kelas dimulai. Ia bahkan tidak membalas satu pun pesan yang dikirim Haikal padanya. Hal yang paling membuat Haikal cemas adalah, sekarang nomor Tessa bahkan tidak bisa ia hubungi. Sebenarnya, ini bukan kali pertama Tessa sulit untuk dihubungi. Namun, ini kali pertama Tessa melewatkan kuliah, dan jujur saja Haikal mendapatkan firasat buruk. Karena itulah, Haikal tidak bisa menahan diri untuk mencoba dan mencoba mengubungi sang sahabat.

"Astaga, kau di mana sebenarnya Tessa?" tanya Haikal saat dirinya kembali mengirimkan pesan pada Tessa.

Haikal mencoba berbagai cara untuk menghubungiTessa. Ia tidak hanya mengirim pesan melalui nomor whatsapp atau pesan biasa,ia juga mengirim pesan melalui berbagai media sosial Tessa. Namun tidak adasatu pun pesan yang dibalas atau dibaca oleh Tessa. "Aku harus menemuinya,"ucap Haikal lalu memilih untuk mengunjungi rumah Tessa. Namun Haikalmendapatkan fakta yang sangat mengejutkan. Ternyata Tessa sudah tidak lagiberada di sana. Tessa menghilang, bak ditelan bumi.





.

.

.

Masa Mimi update tiap hari?
Pasti bosen ya liat Mimi update tiap hari?

The Billionaire Chasing CinderellaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang