Apapun akan kita lakukan demi sebuah rasa, rasa cinta kepada seseorang yang dianggap spesial.
~Prolog~Semua pelajaran sekolah telah selesai, kebetulan pelajaran olahraga adalah pelajaran terakhir. Sekarang waktunya untuk pulang dan mengerjakan PR-PR yang menumpuk dari sekolah.
"Va mau belajar bareng gak?" Tanya Kiya yang baru saja masuk kelas untuk mengambil tasnya.
"Ayo aja, mau sekarang apa nanti?" Jawab Ova yang kini sedang menyusul Kiya untuk mengambil tasnya juga.
"Lo sih bisa nya jam berapa?" Kini mereka berjalan keluar kelas menuju parkiran.
Di tengah-tengah obrolan mereka, si kutu buku tiba-tiba datang alias Dendra.
"Haii guyss!!" menepuk bahu Kiya dan Ova dari belakang.
Sontak saja secara refleks jurus karate Kiya dia keluarkan. langsung menarik tangan Dendra dan memutarnya ke belakang badan Dendra.
"Aw aw aw... Sakit Kiya, ampuunnn!!" Dendra merengek kesakitan.
"Kiya lepasin, kasian." Perhatian Ova pun mulai dia tunjukkan.
"Siapa suruh lo ngagetin hah?!" Tangan Kiya masih belum melepaskan pegangannya.
"Ya maaf Kiya.." Dendra berusaha melepaskan pegangan Kiya.
"Noh gue lepasin, awas lo kalo ngagetin lagi gue tonjok lu!" Seraya melepas pegangannya.
Dendra datang untuk mengajak Kiya ke rumahnya dan mengajak dia untuk mengerjakan PR bersama.
"Ya pulang bareng yuk? Tenang gue bawa motor." Ajak Dendra.
Ketika Dendra mengajak Kiya untuk pulang bersama, disaat itulah tatapan kecemburuan dari Ova mulai terlihat.
"Lo tuh gimana sih! Kan gue bawa sepeda, lagian gue juga mau ambil wadah donat dulu ke kantin. Lo mending anterin balik Ova tuh sana! Kasian dia sendirian, kalo nunggu gue takut kelamaan."
Kiya tau bahwa tatapan mata Ova menunjukkan bahwa dia kesal ketika Dendra mengajak dia pulang, alhasil Kiya berusaha mendekatkan mereka.
"Gak papa gue tungguin lo deh." Dendra berusaha menolak saran Kiya.
"Apaan sih si Dendra!? Bela-belain nungguin Kiya!" Kesal Ova dalam hati.
"Udah lo anterin Ova aja, santai sama gue mah. Bye.." Kiya berlalu pergi ke kantin dan memberikan kesempatan kepada Ova dan Dendra untuk PDKT (Pendekatan).
Ini adalah kesempatan terbesar Ova yang tak boleh untuk dia lewatkan, kesempatan yang jarang sekali dia dapatkan. Bahkan tidak pernah sama sekali, Ova tidak menyangka bahwa moment ini benar-benar terjadi.
"Ya udah, yuk Va kita pulang?" Dendra berusaha mengeluarkan motornya yang dia parkir di ujung kanan tempat parkir sekolah.
"Kok lo kayak gak ikhlas gitu sih! Ikhlas gak nih nganterin gue?" Tanya Ova yang ragu dengan suara dan mimik wajah seorang Dendra.
"Ikhlas kok, ikhlas. Udah yuk naik Va. Jangan lupa tuh helmnya dipake."
Ova pun naik dan di tengah perjalanan Ova berusaha memeluk Dendra. Tapi sebelum itu, Ova bertanya dulu kepada Dendra "Gak papa gue pegangan sama lo?"
KAMU SEDANG MEMBACA
PEDANG PORA
RomanceIni tentang sebuah mimpi. Mimpi yang sangat besar, mungkin ini aneh bagi mereka yang tidak mau bermimpi besar. Pernikahan dengan tema "Pedang Pora" adalah impian ku dari kecil, awal melihat Dia. Dia yang hanya ku lihat di layar kaca yang gagah denga...