Satu-satunya cewek yang berhasil buat gue kelepek-kelepek kayak cacing kepanasan cuma lo Ya! Kadang gue gak pernah mikirin perasaan Ova sahabat lo!
~Dendra~Rasa sayang bisa tumbuh kapan saja, dimana saja dan kepada siapa saja. Termasuk perasaan Dendra kepada Kiya, dia sangat menyayangi Kiya. Ambisinya untuk mendapatkan Kiya membuat Dendra tak sadar bahwa Ova sebenarnya menyukai dia.
Ova memang menyembunyikan hal ini kepada Kiya, karena dia memang sudah tahu bahwa Dendra tidak akan pernah membalas rasa sayangnya kepada Ova. Ova tak tahu, bahwa sebenarnya Kiya mendukung mereka berdua jika memang mereka mempunyai rasa yang sama.
Toktoktok!!
Dendra mengetuk pintu ruangan Bu Manda.
"Silahkan masuk." Ucap Bu Manda.
"Permisi Bu, saya mau tanya." Ucap Dendra seraya membungkukkan tubuhnya menghormati gurunya itu. "Apakah Kiya dan Ova sudah selesai berbicara dengan Ibu?" Lanjut Dendra.
"Iya sebentar Den, 5 menit lagi kayaknya. Pak Carles udah masuk kelas?" Tanya Bu Manda sembari melihat jam dinding di depannya, memeriksa waktu berapa menit lagi yang tersisa untuk Ova dan Kiya.
"Iya Bu, ini juga saya disuruh Pak Carles buat nanyain ke Ibu. Katanya Kiya dan Ova disuruh buat siap-siap ganti seragam Bu."
"Iya, kalo udah selesai nanti Ibu langsung kabarin. Kamu tunggu diluar dulu ya?"
"Baik Bu," Dendra menutup pintu ruangan Bu Manda dan duduk di depan ruangan untuk menunggu Kiya dan Ova yang masih sibuk dengan kertas ulangannya itu.
Waktu tersisa 2 menit lagi, jawaban dari soal-soal terkutuk itu sudah selesai mereka kerjakan.
Secara bersamaan Kiya dan Ova memberikan kertas ulangan yang sukses mereka kerjakan sebelum waktu habis "Ini Bu, udah."
"Ya sudah silahkan kalian kembali ke kelas," Ucap Bu Manda mengantarkan mereka keluar dan memberitahu Dendra bahwa ulangan tambahan mereka telah selesai "Dendra?"
"Iya Bu?" Jawab Dendra berdiri melangkah ke hadapan Bu Manda.
"Ulangan tambahan Kiya dan Ova udah selesai. Kalian boleh kembali ke kelas."
"Baik Bu," Ucap Dendra mengangguk.
"Eh tunggu," Bu Manda memberhentikan langkah mereka secara mendadak dengan tangan kanan yang menghalanginya.
"Kenapa Bu?" Tanya Dendra bingung.
"Bilangin ke Pak Carles, maaf udah ganggu waktu pelajaran dia gitu ya Den?" Ucap Bu Manda seraya memberikan senyum manisnya.
"Iya Bu, siap! Saya akan sampaikan."
"Makasih Den,"
"Centil!" Ucap Kiya dalam hati seakan kesal dengan tingkah laku gurunya yang terlewat cantik itu.
Kiya, Ova dan Dendra bergegas kembali masuk kelas.
"Permisi Pak, Kiya dan Ova udah selesai Pak." Ucap Dendra sembari membuka pintu kelas.
"Baik, silahkan duduk. Murid masuk semua kan?"
"Masuk Paakk"
"Oke, sekarang kalian siap-siap ganti baju. Terus langsung ke lapangan yah? Ketua Murid disini kamu kan?" Telunjuk Pak Carles mengarah ke wajah Kiya.
"Iya Pak." Jawab Kiya mengangkat tangan kanannya.
"Nah Kiya, kalo semuanya udah siap. Langsung berbaris rapih ya di lapangan? Nanti kamu siapkan," Ucap Pak Carles memerintah ketua murid yang tak berkompeten dalam tanggung jawab untuk seisi kelas, karena tingkah lakunya saja sudah mencerminkan dia anak yang susah diatur. Apalagi mengatur seisi kelas, bisa ancur!
Para murid sudah selesai berganti seragam, mereka berlarian masuk lapangan. Dengan ciri khas Kiya membariskan para murid seperti preman yang memarkirkan kendaraan di pasar. Ditambah dengan topi hitam yang menempel dikepalanya dengan posisi terbalik, persis membuat Kiya seperti preman kampung dan tak lupa permen karet rasa semangka yang sedang dia kunyah.
"Woy Luki! sini lo baris di depan! Malah keluyuran main basket lo, belum mulai pelajarannya juga!" Teriak Kiya memanggil salah satu murid yang sedang asik dengan bola basket yang dia mainkan, teriakan Kiya membuat para murid lainnya melirik ke arah Luki.
~•~
Kiya lo tuh pereman pasar atau ketua kelas? Panggil orang udah kayak mau ribut aja. Untung lo cantik dan banyak yang suka, kalo enggak.. Udah gue toyor tuh kepala lo.
~•~
Ova menatap penuh ke mata Dendra yang sedang menatap fokus ke arah Kiya yang terlihat gagah dan cantik, walaupun tingkah lakunya seperti preman pasar. Duh, namanya jatuh cinta!
"Gue Den, Gue yang seharusnya lo suka. Gue yang sayang dan berusaha perhatian sama lo! Emang lo itu sedikit culun, tapi lo itu cowok yang baik menurut gue. Kiya? Kiya gak pernah ngelirik lo, lo harus liat gue Den disini! Gue ada!" Gumam Ova dalam hatinya.
Dendra memang tidak menyadari perhatian Ova kepadanya adalah salah satu bentuk rasa sayang yang telah timbul semenjak mereka bertemu dalam satu ruangan kelas. Awal pertemuan dari kelas X IPA 1 adalah awal rasa suka Ova kepada Dendra, dari situlah rasa sayang mulai timbul.
"Eh kenapa lo bengong?" Tanya Kiya seraya mengibas-ngibaskan tangan kananya ke atas dan kebawah pada wajah Ova yang sedari tadi menatap Dendra.
"Apaan sih lo? Nggak kenapa-napa kok." Jawab Ova menepis tangan Kiya yang menghalangi tatapannya.
Author : "Suka sama sayang itu beda tipis, tapi kalo sayang lebih dari cinta. Rasa sayang itu gak akan pernah hilang. Tapi kalo cinta bisa sewaktu-waktu hilang, karena cinta di dasari rasa ingin memiliki. Sedangkan sayang itu akan akan selalu ada walaupun dia gak bisa kita milikin.
KAMU SEDANG MEMBACA
PEDANG PORA
Roman d'amourIni tentang sebuah mimpi. Mimpi yang sangat besar, mungkin ini aneh bagi mereka yang tidak mau bermimpi besar. Pernikahan dengan tema "Pedang Pora" adalah impian ku dari kecil, awal melihat Dia. Dia yang hanya ku lihat di layar kaca yang gagah denga...