back to me.
warning! incest.
drama, romance, R15, shounen ai.
*****
"Menyedihkan sekali, Todoroki Shouto."
Sejak saat itu pemuda bernama Todoroki Shouto ini tak henti-hentinya memikirkan hari itu. Semua waktunya kebanyakan ia pakai untuk melamun dan berpikir. Kini soba dinginnya saja terlihat tak berselera di matanya.
"Todoroki-kun, nani shiten no?" tanya Iida yang sedikit gelisah dan khawatir melihat perubahan tingkah Todoroki. Ketua kelas sekaligus teman baiknya.
Todoroki tertegun sesaat, "Ah, tidak. Tidak ada apa-apa." alibinya.
Midoriya di ujung kursi kebetulan ikut istirahat bersama pun ikut merasa khawatir. Setelah kelas 1-A mengadakan camp untuk latihan sebelum ujian lisensi sementara, Todoroki terlihat sedikit murung dan lebih banyak diam. Ya, meski selalunya ia diam.
"Apa benar tidak ada apa-apa? Maksudku, kau terlihat berbeda, Todoroki-kun." cakap Midoriya.
Iida mengangguk kaku, "Benar! Sebagai ketua kelas sudah kewajibanku untuk mengkhawatirkan sesama teman, bukan?"
Todoroki mengangkat sudut bibirnya tipis, nyaris tak terlihat, "Terima kasih."
*****
Di ujung hari Todoroki berjalan pulang. Setelah penat menuntut ilmu, batinnya berteriak ingin segera menceburkan diri ke bathup air hangat. Masih dengan beribu pertanyaan dalam benaknya, Todoroki akhirnya tiba di halaman rumah. Ia melepas sepatu hingga kaos kaki, mengelap sejenak telapak kaki pada keset yang tersedia sebelum masuk ke dalam rumah.
Seperti hari-hari sebelumnya, kakak tertuanya menyambut. Dengan berbagai hidangan makan malam lezat tersedia di meja makan. Namun Todoroki tak menghiraukan. Ia sempat bersapa dengan keluarganya dan meminta izin untuk tidak ikut makan malam sebelum pergi menuju kamar.
*****
Pukul 12 malam.
Jam dinding terus berdetak. Namun binar heterokrom unik itu masih enggan menutup. Sekelibat hal-hal janggal yang terjadi beberapa pekan lalu membuat Todoroki memikirkannya keras.
"Siapa dia sebenarnya? Bagaimana ia bisa tau nama asliku?"
"Apa aku pernah bertemu dengannya? Kapan?"
Saat kalut dalam pikirannya, tiba-tiba angin di kamarnya bertiup sangat kencang. Gorden di kamarnya juga terkibas-kibas seiring dengan masuknya angin yang kencang. Surai dwi warna itu bergerak kesana kemari. Selimut tebal yang menutupi seluruh tubuh Todoroki, tak cukup untuk menghangatkan tubuhnya. Tiba-tiba suhu di ruangannya terasa dingin dan mencekam.
Todoroki berdeham sekali untuk menghilangi rasa tegang. Entah mengapa perasaannya bilang kalau ada orang lain di kamarnya selain dirinya sendiri.
Ingin ku peluk?
Todoroki lantas terbangun. Wajahnya masih tenang namun jantungnya berkata lain. Wajah datar itu perlahan mengedar mencari sumber suara. Pintu, gorden, atas lemari, dan langit-langit kamar. Tak ada seorangpun.
Atau ingin tidur bersama?
"Kau siapa? Ada masalah apa denganku?" ujar Todoroki lantang namun tak berteriak. Ia masih menetralkan suaranya tak ingin membangunkan yang lain.
Menyedihkan sekali, Todoroki Shouto hm?
Setelah perkataan itu, Todoroki menyadari satu hal. Orang itu. Ucapan yang sama ia katakan saat pelatihan pekan lalu. Ia menoleh ke belakang, jendela kamar.
"Villain League?" ucap Todoroki terbata. Saat berbalik, wajah sebagian wajah berjahitan itu menatap lekat langsung ke matanya. Jarak wajah mereka hanya dua inci. Todoroki bisa merasakan hangatnya helaan napas Villain League ini.
"Aku? Benar. Aku Villain League." ujarnya santai. Todoroki menghela lega saat Villain ini mundur dan kembali pada posisinya. Duduk di jendela sambil bersandar.
"Ada apa kau?" tanya Todoroki. Kerutan di dahinya terlihat jelas. Ia tak tau darimana Villain ini muncul. Dan darimana ia tau rumahnya?
Orang asing yang mengaku Villain itu diam, malah sibuk menatap langit-langit malam. Batin Todoroki berkata kalau ia pernah bertemu atau bertegur sapa dengan lelaki ini. Tapi dimana? Dan kapan saat itu?
Todoroki memicing mengintimidasi, ia tidak takut kalau tiba-tiba di serang. Di rumahnya ini ada pro hero, Endeavour alias Tousannya sendiri. Dan ia juga merupakan tunas hero muda. Sudah biasa menghadapi Villain.
"The pain, the life, the tousan, the home." ucap orang itu. Entah sedang bermonolog atau mengajak Todoroki berbicara. Namun tatapannya masih terpaku pada langit malam.
Todoroki diam. Posisinya kini bersila, memperhatikan seksama orang asing yang mengaku sebagai Villain, namun tak ada gerakan berbahaya darinya.
"Apa yang kau inginkan? Darimana kau tau rumahku?"
Pertanyaan Todoroki justru membuat Villain itu tersenyum. Senyum yang mengerikan bagi Todoroki.
"Oh. Kau lupa padaku?"
"Apa maksudmu?"
Villain itu terdiam, ekspresi wajahnya kembali datar. Sama persis milik Todoroki saat ini. Di lihat dari sudut pandang manapun, Todoroki baru menyadari bahwa banyak kesamaan antara dia dan Villain itu.
Mata yang sama-sama berwarna biru, rambut Villain itu meski terlihat berwarna hitam namun masih terlihat sedikit warna merah tua seperti miliknya, suara dalam namun tenang, dan quirk.
Ya, Villain ini adalah saat pekan lalu membakar hutan tempat mereka camp pelatihan. Quirk nya adalah api. Jika api Todoroki seperti Endeavour berwarna orange, api miliknya adalah berwarna biru. Jahitan dan luka-luka bakar di wajah, tangan, dan lehernya Todoroki berkesimpulan karna quirknya sendiri. Sama persis seperti luka bakar milik Todoroki di bagian kiri matanya.
Oh, tunggu. Bukankah Endeavour juga bisa meningkatkan suhu apinya sampai titik didih? Hingga api orange itu berubah berwarna biru.
Dan mengapa Todoroki bisa setenang ini padahal di hadapannya jelas-jelas adalah Villain yang kapan saja bisa membunuhnya.
"Todoroki Shouto. Anak pro hero, Endeavour. Bagaimana rasanya hidup di antara kesakitan dan kecamnya dunia kepahlawanan?" ujar Villain itu, membuyarkan Todoroki dari berbagai asumsi di kepalanya.
"Apa maksudmu?" Todoroki tak mengerti arah pembicaraan.
"Bicara soal dunia, maukah kau kembali padaku? Mengingat saat-saat 10 tahun dahulu?"
Todoroki mengernyit semakin tak paham. Apa maksudnya?! 10 tahun kapan? Siapa orang ini sebenarnya?
Villain itu berpindah posisi, sekelipan mata ia sudah berdiri di hadapan Todoroki. Perlahan lututnya menekuk dan kedua tangannya berada di sisi-sisi tubuh Todoroki. Mengunci pergerakan bocah SMA itu.
Todoroki menelan ludah gugup. Meski tak nampak karna wajahnya masih tenang-tenang saja. Tetapi percayalah, kalau seperti ini seorang Todoroki juga bisa ketakutan.
Todoroki otomatis menutup mata rapat saat mulut Villain ini mendekat ke arah telinganya. Ia menghembuskan napas perlahan sambil membisikkan sesuatu.
"Come back to me, Todoroki Shouto."
*****
MAAFIN KALO ADA TYPO NGANTUK BAT DAH PAS NGETIK INI ANJRIT.
ini sebenernya mengandung spoiler krn aku percaya 1000000000% kalo dabi adalah TOUYA TODOROKI FIX.
kira-kira ini book tamat ampe chapter brp y? 🤔
dan dan dikit info nih, shounen ai ama yaoi itu beda ya. shounen ai tuh lebih kek brothership lah. kasih sayang hampir menjerumus ke cinta. tp kalo yaoi tuh beneran jatuh cinta. setau aku ye maap kalo salah :(
kenapa aku kasih rating 15? karna ini bahasa lumayan sulit di mengerti menurutku sih kalo untuk usia 12 ke bawah. makanya supaya lebih mendalami mending bacanya nunggu nanti udah 15 taon ye /tabok
![](https://img.wattpad.com/cover/237328097-288-k794901.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Chicken so 🐤
Fanfictionpair in the book todobaku, tododeku, bakudeku, kirikami, kiribaku, bakukiri, dabihawks, dabishigaraki and other. © kohei horikoshi