[06] BAKUKAMI

931 93 12
                                    

tentang orientasi seksual kacchan saat sadar tubuhnya kini bukan lagi siswa sma.

****

"Aku tidak tau. Tiba-tiba terjadi begitu saja."

"Setidaknya untuk sementara waktu. Tidak buruk juga karna Bakugo akan tenang untuk beberapa jam kemudian."

Di ruang kelas 1-A, Bakugo kecil berbaring terlelap di atas meja milik Ojiro. Beberapa penghuninya; Aizawa sensei, Todoroki Shoto, Iida Tenya, Kaminari Denki, dan Kirishima Eijiro mengamati salah satu murid UA terkena ledakan quirk merepotkan. Sembari memekik kegemasan.

Bakugo tertidur dengan wajah tenang dengan alis menekuk. Si cebol ini menekuk alisnya padahal dalam keadaan tertidur.

"Merepotkan. Salah satu dari kalian harus menjaga Bakugo setidaknya sampai kembali normal." usul Aizawa.

Iida mengerut kening, "Memang ada apa dengan sensei? Maksudku, jika anda yang menjaganya bukankah lebih aman?" pertanyaannya di angguki seisi ruangan.

Aizawa menghembuskan napas, "Tidak bisa. Aku ada rapat setelah ini. Bisakah aku mengamanati kalian?"

Seisi ruangan kicep sejenak lalu mengangguk.

Brak

Setelah kepergian wali kelas mereka, yang ada di ruangan itu segera berdiskusi untuk menentukan siapa yang tepat untuk menjaga Bakugo kecil.

"Aku tidak bisa. Aku tidak dengan dekat Bakugo. Bagaimana denganmu, Todoroki-kun?" tanya Iida menunjuk Todoroki. Pria dengan binar heterokrom.

"Aku dekat tapi ada jadwal untuk mengambil surat resmi kepahlawanan. Bakugo juga seharusnya ikut bersamaku." jawab Todoroki.

"Nah, bagaimana kalau kau gendong dan bawa dia untuk mengambil surat resmi kepahlawanan bersama?!" usul lain dari Kirishima. Si surai jabrik merah.

"Tidak bisa. Insiden ini bukankah di rahasiakan? Bisa gawat kalau orang diluar sana kecuali kita tau. Bakugo akan dalam bahaya." tolak Todoroki di setujui Iida. Mereka kembali diam merenungkan seseorang yang tepat untuk menjaga Bakugo.

Dalam pikiran masing-masing, crimson Kirishima berotasi pada bro disebelahnya. Kaminari! Yap, dia adalah satu-satunya yang tidak sibuk dan juga dekat dengan Bakugo.

"T-tunggu, Kirishima! Bagaimana jika dia menolak? Bagaimana jika Bakugo meledakanku dan aku mati saat itu juga? Kau akan bertanggung jawab apa!" tolak Kaminari sambil tangannya melambai-lambai tidak ingin. Membayangkannya saja sudah membuat Kaminari ingin mati.

Kirishima mendesah pelan, "Ayolah, kumohon. Kaminari, hanya kau satu-satunya dari kami yang tau dan kosong! Kau tidak jantan sekali."

Kaminari melirik Bakugo kecil yang masih terlelap. Manis dan menggemaskan. Begitu pikirnya.

Namun bagaimanapun jiwanya tetap Bakugo.

"Kalau begitu beritahu murid lain keadaan Bakugo dan serahkan dia bukan padaku!"

"Tidak bisa, Kaminari. Sudah kuberitahu sebelumnya. Kebetulan saja Bakugo terkapar di kelas dan hanya ada kita juga sensei." timpal Iida.

Todoroki mengangguk membenarkan, "Beberapa menit lagi istirahat selesai. Sebelum itu tiba, Bakugo harus di bawa pergi dari sini. Absenmu akan kita laporkan pada sensei."

Kaminari menghela pasrah, wajahnya menunduk lesu, "Aargh baiklah, baiklah! Serahkan Bakugo padaku!"

"Nah, itu baru pria jantan!"

"Yoroshikunegaisimasu, Kaminari-kun!"

"Baiklah cepat kau bawa pulang Bakugo ke rumahmu."

"Iyaaa, iyaaa!"

Perlahan Kaminari mengangkat lalu menggendong tubuh Bakugo kecil. Ia berjalan keluar kelas menuju rumahnya sesuai arahan teman-teman. Tanpa Kaminari sadari manik ruby merah itu terbuka menyorot tatapan kesal.

****

"Kacchan meski dalam ukuran seperti ini, tubuhmu masih sama berat!"

Kaminari tiba di kamar. Bakugo kecil dalam rengkuhannya ia baringkan perlahan. Berusaha sepelan mungkin agar tidak membangunkan granat kejut ini. Fyi saja, Kaminari masih sayang nyawa.

Kaminari memilih duduk di pinggir ranjang. Membuka sepatu karna tadi kesulitan sambil membawa Bakugo dalam gendongannya. Lalu Kaminari juga mengganti seragam dengan kaos rumahan. Hari ini dia tidak perlu kembali ke sekolah. Jadi Kaminari memutuskan untuk tiduran di sebelah Bakugo. Tanpa Kaminari sadari nampak semburat rona tipis di pipi gembil Bakugo kecil saat dirinya tidak sengaja menangkap moment Kaminari berganti pakaian.

Bruk

"Akh! B-bakugo?!" Kaminari tersentak. Sekelipan mata Bakugo kecil sudah duduk dengan santainya tepat di atas kelamin Kaminari. Tunggu dulu, sejak kapan si cebol ini sudah bangun?!

Tangan mungil Bakugo mengangkat pelan-pelan ujung kaos si kuning. Kaminari mengerut kening karna tiba-tiba saja Bakugo berhenti dan memasang ekspresi putus asa.

"Nande?"

"Akh sialan! Aku tidak bisa melakukannya. Apa-apaan ini." teriak Bakugo frustasi. Jari-jari kecil itu meremas surai ash blonde-nya.

Satu fakta tentang mereka yang tidak teman-teman mereka ketahui; Bakugo dan Kaminari sudah pernah melakukan hubungan intim bahkan berpacaran.

Kaminari yang melihatnya lantas terkikik geli, "Hoi, Kacchan. Jangan berbicara seperti itu dalam wujud seperti ini!"

"Diam, idiot! Argh padahal aku sedang ingin melakukannya. Apa-apaan wujud kecil ini!" berontaknya emosi. Bakugo jungkat jungkit di atas kelamin Kaminari. Membuat si kuning menahan lenguhan akibat ulah si cebol ini.

"Akh!"

"Oi, idiot." panggil Bakugo. Kaminari melirik melempar ekspresi tanya.

Bakugo kecil menyungging senyum tipis yang menyamai seringai. Sok banget ini bocil.

"Berjanjilah satu hal."

"Berjanji?"

"Ya. Kau akan membiarkanku melakukannya sepuasku setelah kembali normal nanti." ucap Bakugo lancar tanpa memikirkan raut wajah terkejut dan malu Kaminari.

"Y-ya terserah kau saja. Kalau aku larang tidak merubah apapun untukmu." gumam Kaminari merenungi nasibnya berpacaran dengan granat kejut mesum.

****

padahal lagi hiatus tapi pas baca doujin bakudeku terinspirasi buat bikin cerita ini deh ╮(╯▽╰)╭

boleh minta voment nya? secara gak langsung itu mempertemukan aku dengan readers dan bikin tambah semangat buat update next chapteeer!

terima kasih ya ~ sampai jumpa !

Chicken so 🐤Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang