Duabelas

145 6 0
                                    

"Van, nanti abis isya temenin gue ke rumah sakit ya, jengukin ayah." Acha menyandarkan kepalanya dipaha Revan yang kini tengah bermain game.

"Iya nanti gue temenin, mau beli apa ntar buat ayah?" Tanya Revan.

"Beli martabak manis buat ayah, martabak mesir buat bunda, miso ceker buat gue, kalau lo mau apa?"

Pletakk

"Gue nanya buat ayah, bukan buat lo bego. Buat ayah sama bunda aja beliin" Ujar Revan gemas.

Acha mendengus sambil mengusap pelan kening nya yang disentil Revan "Ish lo kan suami gue, masa gue ga boleh beli juga sih."

"Cium dulu baru dibeliin"

Cup

"Tuh udah dicium loh mas Revan" Ujar Acha setelah mencium bibir Revan.

Revan meletakkan handphone nya di kepala kasur lalu ikut membaringkan Acha di sebelah nya.

"Itu namanya kecupan Acha. Bukan ciuman. Ciuman itu gini" Revan mendekat kan kepala nya lalu melumat pelan bibir Acha.

"Rev--enggmm anmmmh"

Perlahan Acha mengalungkan tangannya keleher Revan, semakin merapatkan jarak keduanya. Mata kedua nya sama sama terpejam menikmati ciuman.

"Cha" Panggil Revan dengan suara nya yang kini terdengar serak. Mata Revan terlihat berkabut oleh gairah.

"Emm?" Suara serak Acha malah semakin membuat kabut dimata Revan semakin menjadi.

"Lepasin Cha, nanti gue gabisa nahan"

Acha mengernyit bingung mendengar perkataan Revan, lalu tiba tiba Revan menghimpit badan atas Acha hingga ia merasakan sesuatu yang bengkak mengenai perut bawah nya.

"Revan, lo beneran gabisa nahan?"

"Kenapa? Lo masih mau lan--" Perkataan Revan terhenti saat Acha kini malah mencium ganas bibirnya sambil menautkan kaki nya dipinggang Revan.

Revan langsung menyambut Acha senang, berarti ia sudah diberi lampu hijau kan? Lalu kini bibir Revan beralih ke leher putih Acha, ia menggigit kecil leher Acha hingga meninggalkan bercak kemerahan.

Tok tok tok

"Van, bantuin mama dong. Ganti bola lampu di kamar mandi bawah"

Teriakan mama Revan langsung membuat Revan menggeram dan menghentikan aksinya "Iya ma! Nanti Revan kebawah, bentaran!" Teriak nya kesal.

Lalu dipandang nya kini Acha yang sial nya malah terlihat semakin seksi dengan rambut berantakan, baju yang sudab tersingkap tinggi memperlihat perut mulusnya, ditambah leher nya yang sudah terdapat bercak yang kini sudah menjadi ungu.

"Van? Udah sana bantuin mama. Kan serem kalau lampu nya mati" Ujar Acha pada Revan yang kini menenggelamkan kepala nya didada Acha.

"Iya bentaran sayang, lima menit lagi." Revan kini malah memeluk leher Acha erat sambil menghirup aroma istri nya dalan dalam.

Acha terkekeh lalu mengusap lembut rambut halus milik Revan, ia tak pernah menyangka bahwa seorang yang selalu ia benci dulu adalah orang yang sangat manja seperti ini.

"Udah lima menit Van, kasihan loh mama. Kita bentar lagi juga pergi, tolongin dulu gih" Ujar Acha pelan.

Revan duduk dengan malas, padahal ia sedang dalam posisi yang enak. Ah mungkin lebih bagus jika mereka tinggal berdua saja. Revan mengecup cepat bibir Acha sebelum pergi kebawah.

Melihat Revan yang sudah menghilang dibalik pintu, Acha langsung masuk kekamar mandi membersihkan dirinya.

Didepan kaca kamar mandi, Acha terbelalak melihat lehernya yang terdapat banyak bercak keunguan. Ia harusnya mengingat kan Revan agar tidak membuat tanda seperti itu lagi.

Married My Ketos Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang