Part 3.5 | Boy with Luv

105 18 0
                                    

Aku benar-benar tidak tahu mau di bawa kemana oleh Arkana, dan yang paling terlihat menyedihkannya di sini ialah aku mau saja pergi dengannya seperti anak ayam yang mengikuti kemana pun induknya pergi.

Sungguh, aku benci ini.

Kami sudah sampai parkiran fakultasnya, ia segera menghampiri salah satu motor yang aku tidak bisa menjelaskannya karena motor itu benar-benar terlihat aneh bagiku, sepertinya ia memodifikasinya hingga bisa sekeren itu.

Lebih mirip alien, sih.

Arkana kemudian mengambil helm full face miliknya dan memberikannya kepadaku.

"Gue pakai ini?" tanyaku karena aku hanya melihat satu helm di atas motornya.

Arkana menganggukkan kepalanya sambil mengacak-acak rambutnya ke belakang. Duh, kenapa dia terlihat semakin tampan dengan rambut seperti itu?! Memang yaa laki-laki itu tidak seperti perempuan yang rambut acak-acakkannya seperti singa. Bad hair bagi laki-laki bahkan menjadi best hair mereka.

Tiba-tiba saja aku ingin menyentuh dan mengacak-acak rambutnya.

"Terus lo gimana?" aku mengerit heran menatapnya, yaa 'kan helm cuma ada satu, kalau aku pakai, dia pakai apa?

Arkana menatapku lalu mengambil kembali helm yang berada di tanganku. Aku mengira ia mau memakai helm itu dikepalanya, namun yang membuat aku terkejut ialah ia memakaikan helm itu untukku setelah mengambil topi yang memang ada di kepalaku sejak tadi.

"Gue gampang, paling nanti gue pinjam helm Jilo." Katanya sambil memakai topi itu.

Dia aneh bukan? Maksudku bukannya seharusnya dia yang memakai helm karena dia yang mengendarai motor itu? Sepertinya aku kalau pakai topi saja, nggak apa-apa deh.

"Lo aja yang pakai helmnya," kekehku

Arkana hanya membalasku dengan senyum dan menepuk-nepuk helm yang aku pakai.

Dia benar-benar aneh.

Aku hanya mengedikan bahuku, lalu saat ia menaiki motornya, aku ragu untuk naik juga.

Bagaimana kalau aku kabur saja?

Seperti mengetahui niatku, Arkana langsung memegang tanganku dan menarikku untuk naik ke jok motornya.

Baiklah, aku pasrah saja.

Saat aku sudah duduk di motor aliennya, ponsel dalam saku celanaku bergetar, segera saja aku membuka ponsel dan melihat ada pesan WhatsApp dari Maugy. Sepertinya ia baru saja keluar dari kelas, makanya ia baru bisa membalas pesanku.

Maugy

Hah? Lo kenapa, anjir?!
Apa yang jadi mumi?

Segera saja aku membalas pesan Maugy.

Gue jatuh di depan gerbang gara-gara Yasir!
Lo kalau lihat dia, tolong banget kasih satu tonjokkan dari gue.

Siap laksanakan, captain!
Tapi, lo kemana dah?

"Sudah siap?" tanya Arkana sambil melirikku. Aku segera memasukkan ponsel ke saku kembali dan mengangguk ke arahnya.

Arkana lalu menarik tanganku yang sedang memegang tali backpack yang aku pakai saat ini, dan dengan seenaknya ia membuat tanganku melingkar kebadannya. "Pegangan sama gue aja, takut jatuh nanti."

Wah ... Arkana itu benar-benar ....

Pasti sekarang pipiku kembali memerah, aku benar-benar gugup karena untuk pertama kalinya aku berdekatan dengan lawan jenis sedekat ini—aku bahkan tidak pernah skinship dengan lawan jenis kecuali dengan keluargaku—

Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Good Looking!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang