Langkah kaki bertapak naik.
Perjalanan malam mendaki gunung.
Enam orang saling berurutan.
Sorot lampu senter petunjuk jalan.Kerlip ribuan bintang menghias langit kelam.
Menguatkan pijakan setiap ayunan.
Terdengar gemericik air berkucuran.
Pertanda sudah mendekati pos pertama.Kabut datang selimuti perjalanan.
Berhenti sambil mendirikan tenda.
Di pos pertama banyak sekawanan.Gemuruh halilintar koyak kan jiwa.
Berteduh hujan dihangat nya tenda.
Agin menerjang sebagaian ranting.
Tetap tenang sambil menyalakan lentera.Badai datang dimalam itu.
Terlelap mata oleh kehangatan.
Badai usai bersuarakan serangga.
Hutan malam sangat misterius.Tak lelap jua oleh sebuah mimpi.
Ketenangan terganggu oleh dinginnya malam.
Sambil berdoa memaksa tidur.Hitam langit tersibak biru.
Kicau burung bersahutan.
Untaian gurau teman bercengkerama.
Diluar tenda berjaket tebal.Api unggun menyala berkobaran.
Subuh datang Azan berkumandang.
Sorot pendar cahaya mentari.
Menggugah hati bersama sekepal roti.
Hijau hutan di lereng tebing.
Bak hamparan permadani.Hangat nya kopi di pagi hari.
Sambil berkemas tenda lanjutkan arah.
Saling berjabat dengan sekawanan lain.
Satu hati pecinta alam.Langkah menjauh dari pos pertama.
Tak pernah berpaling kebelakang.
Menatap kedepan jalan masih jauh.
Tak perlu tergesa sambil menikmati alam.Saling mengayun berjabat tangan.
Saling menarik naik keatas.
Berhenti sejenak di sisi tebing.
Sambil berpose menantang awan.Beberapa potret terlukis di kamera.
Sebuah memori kenang kenangan.Melanjutkan langkah melewati lembah.
Menyibak rumput setinggi dada.
Seekor kijang menyambut dibalik pohon.
Kulihat matanya lalu berlari ke rerimbunan.
Hamparan hijau lembah kijang konon mereka menyebutnya.Tak kuhiraukan sebuah lamunan.
Tentang misteri seekor kijang.
Kulanjutkan kembali menapak jalan.
Diatas batu seperti mendaki.Diujung bibir puncak terlihat dunia.
Gunung Arjuna yang kokoh menjulang tinggi.
Terlalu lama diatas puncak.
Sore tiba kabut pun menjarah.Jalan setapak tertutup awan putih.
Aku terpisah tertinggal sekawanan ku.
Seorang wanita datang mendekatiku.
Seraya berkata "datanglah kemari, jangan kau pergi"Ku tolehkan kebelakang.
Mungkin ini halusinasi.
Sebuah misteri diatas puncak.
Aku berlari ke sembarang arah.
Aku terjatuh seperti kejurang.Tapi kenapa berakhir diatas permadani.
Sebuah tapak kaki mendekatiku.
Serasa seperti tapakan wanita.
"Bagunlah hai manusia"Sedikit ucapnya getarkan jiwa.
Kulihat sebuah busana putih.
Sambil bersayap mengepak keduanya.
Aku rasa hidupku sudah berakhir.- 27092020
KAMU SEDANG MEMBACA
Puisi
PoetryMasih banyak orang-orang konvensional di dunia ini. Yang menyakini bahwa puisi mengandung kisah yang hebat. Tidak ada yang istimewa dalam puisi. Hanya mengandung kehidupan kita yang sedikit hebat. Mengandung fantasi orang-orang yang tidak dapat kita...