2020 (2)

82 12 0
                                    

SoonYoung

Aku merapatkan jaket yang kukenakan saat angin bertiup.

"I'm back Jagiya...." ucapku pada kotak abu dihadapanku.

Yoon Jeonghan.

1995-2012

"Aku bawain kamu ini." Kuletakan patung banteng berikut sang martador. "Kata kamu adu cepat dengan banteng bakalan seru, yang ada aku jerit-jerit panik tiap kali si martador nyaris ditubruk banteng. Memang cuma kamu yang doyan aksi sadis begitu."

"Trus ini," kuletakkan juga boneka matryoska berwarna ungu. " Aku bikin sendiri, karena kata kamu kalau beli jadi berarti aku ga iklas. Asal tahu aja bikinnya nga gampang," aku tersenyum, "Mirip kamu kan? Mata lentik, rambut belah dua, senyum lebar."

Aku terdiam sejenak dan tersenyum lagi.

"Mr. Kwon, call from London." Ucap Jun, tangan kananku sekaligus bodyguard dan sahabat kari ku yang seharusnya tahu kalau aku tidak boleh diganggu.

Apa sulitnya memberi ia waktu 1 jam seorang diri?

Aku menutup kotak panjang abu dan menerima panggilan. Mendengarkan informasi yang diberikan dalam hening. "I'm here. Tell mother to quit her antics or this time she'll never find me."

Dari ujung panggilan terdengar kembali beberapa ucapan kasar yang membuat aku tersenyum, semua anggota keluarga Kwon memang punya lidah yang tajam dan kalau kakakku yang manis ini sampai mengeluarkan sumpah serapan, aku jadi semakin ingin mengusilinya.

"No, and you may suffer in hell." Tolakku sampai kakaknya menyebutkan satu nama.

"It's Jeon Wonwoo."

Aku tersenyum, "Now, you're talking. Send me the time and place. Yes, yes. I'll be there. Tell mother I love her too."

Kakakku kembali mengeluarkan sumpah serapah.

"No, Sana. You cannot come." Aku tertawa mendengar makan dan ancaman kakakku,"I'll let you know. Don't get your hope to high, sister. Kamu tuh harusnya anggun dan elegan. Kalau Mother dengar ucapan kamu... iya iya, I'll tell your oppa. Sudah yah."

Aku menutup panggilan. Melempar ponsel kepada Jun yang ditanggap dengan sempurna.

"Let's go, we have works to do."

"Yes, boss." Ucap Jun penuh semangat. Terlihat tidak sabar dengan tujuan berikut mereka.

"Chill, Jun. Seneng banget mau ketemu Wonwoo." Ledekku.

"Yah, buat boss sih biasa saja ketemu artis. Tapi buat saya, doeh. Asal boss tahu saja. Jeon Wonwoo ini keren sekali akting dan gerakan belajar. Ntar saya nitip minta tanda tangan yah."

"Minta sendiri."

"Yah, malu dong."

"Emang kalau saya yang minta, saya tidak malu?"

"Kan bisa bilang untuk surat kontrak atau apa, Pak."

Aku tertawa, ada-ada saja Jun ini.

"Kalau ngak bisa minta tanda tangan

Tanyain deh, dia  belajar belajar dimana? Judo, jujitsu, wushu kayaknya hampir semua beladiri dia kuasai."

Aku mengelengkan kepala melihat Jun yang antusias sekali membicarakan Jeon Wonwoo.

Terus terang aku sendiri tidak pernah menonton akting Jeon Wonwoo. Ada hal lain yang membuat aku tertarik pada aktor yang sedang naik daun itu.

_______

Author note: waktu Soonyoung berkata oppa, ini maksudnya JeonWonwoo. Karena Sana memanggil Jeon Wonwoo sebagai oppa (read: panggilan sayang).

TRAPTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang