O3

14 3 0
                                    

TING!TING!TING!

"Eh fiona sama rajeno dateng tuh gw bukain dulu"

Ocehan jevano pun dibalas dengan anggukan clara.

"Ng-clara?"

Fiona terkejut saat melihat clara sedang menunduk dengan rambut panjang yang berantakan.

Clara yang sekarang bukanlah clara yang biasa sahabatnya kenal,clara sekarang adalah clara yang hancur seperti boneka yang dicabik cabik oleh anak kecil.

"Lo kenapa ra?"tanya fiona ke clara dengan mata yang ingin menangis melihat sahabatnya.

Clara baru kali ini memakai celana pendek dan baju pendek keluar rumah,sekarang clara seperti orang gila.

"Pipi lo kenapa?bibir lo kenapa berdarah?badan lo kenapa lebam ra?"fiona yang tak tahan melihat sahabatnya terluka akhirnya memeluk dan menangis dipundak clara.

"Gw mau ceritain ini ke kalian,sebenernya ini udah berkali kali gw rasain."

"Cerita aja ke kita ra"lanjut rajeno yang melihat sepupunya terluka parah.

Clara menceritakan semua yang dia alami selama bertahun tahun.

"H-ha!?paman sam?kenapa dia bisa kayak gitu,bukannya paman sam baik.."bagi rajeno paman sam sama seperti ayahnya,bagi rajeno paman sam baik dan ramah tapi itu berbeda bagi clara.

Fiona adalah anak yang bisa dibilang barbar,tetapi kali ini fiona menjadi anak yang seperti kehilangan segalanya.

Fiona dan clara sudah bersahabat dari sd,bahkan smp dan sma saja mereka bersama sama tetapi clara baru memberitahu mereka soal ini yang padahal sudah terjadi semenjak kakeknya meninggal.

"Gw ga nyangka paman sam kayak gitu,bang darren tau ga?"

"Kak darren tau,cuman dia milih buat diem dia tau papa kayak gitu tapi dia anak kesayangan mama papa mana mau dia ngelawan papa kecuali hari ini,hiks.."clara mulai menangis lagi malam ini.

Fiona ikut menangis saat apa yang diceritakan clara barusan,hatinya ikut sesak saat tau sahabatnya terluka.

Jevano dan rajeno memilih untuk menenangkan fiona dan clara yang sedari menangis dan menangis,mereka ingin menangis tapi mereka tau mereka itu laki laki.

"Ini sudah malam,lebih baik kalian tidur ya?"lanjut jevano yang tak tahan melihat kedua sahabatnya menangis.

"Ayo,clara."ajak fiona yang di ikuti clara.

Clara lebih menyukai berada diapartemen jevano dimana tempat mereka dan teman temannya berkumpul dengan canda tawa yang penuh kebahagiaan,daripada dirumah yang seperti neraka bagi clara.

Clara lebih menyukai berada diapartemen jevano dimana tempat mereka dan teman temannya berkumpul dengan canda tawa yang penuh kebahagiaan,daripada dirumah yang seperti neraka bagi clara

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Malam itu clara bangun dari tidurnya dia menulis suatu surat untuk sahabatnya.

Selasa jam 06.30

He is mine. ft.taeyongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang