Ting!
Ting!Nenek tua cerewet🥴
| Kapan kamu membayar uang sewa apartemen?! Hari ini tanggal jatuh tempo.
| Kamu sudah telat dua bulan!Yerin menjengah kesal. Kenapa nenek tua itu tidak pernah lengah memberi peringatan kepada Yerin? Padahal ini jam kerja dan Yerin masih sibuk dengan pekerjaannya. Kenapa nenek tua itu tidak mengerti sekali saja?!
Ting!
Ting!Nenek tua cerewet🥴
| Aku lupa memberi tahu. Seminggu yang lalu aku menawarkan pada orang-orang setengah harga apartemen. Kalau kamu mau, kamu bisa tinggal berdua dengannya dan kalian bayar setengah-setengah.
| Sudah ada seseorang yang setuju. Kamu mau atau keluar dari apartemen itu hari ini juga?!"Apa?!" pekik Yerin seketika. "Aish! Dasar nenek tua keras kepala! Udah gue bilangin gue bakalan bayar pas gajian nanti tapi dia seenaknya membuat persetujuan tanpa berunding dulu?! Hh, sialan!"
Yerin memijit pangkal hidungnya. Mendadak kepalanya terasa pusing. Apa yang harus Yerin pilih sekarang?
Laki-laki atau perempuan? |
| Laki-laki.
"What the ****?!"
Siapa yang tidak kaget coba? Tinggal satu apartemen dengan pria asing?! Apa nenek tua itu tidak bisa mikir? Kenapa harus laki-laki? Apa perempuan di dunia ini sudah kandas?
| Kalau kamu tidak mau, pulang bekerja nanti keluar dari sana! Besok penyewa baru itu sudah akan masuk ke apartemen.
"Sialan! Brengsek! Bego! Argh!!!"
Yerin serasa ingin meninggal saja. Ia melempar kepalanya ke belakang kursi lalu menghela napas gusar panjang-panjang. Kalau sudah begini Yerin tidak punya pilihan lain.
Iya-iya, gue mau. |
Tapi dia bukan laki-laki yang brengsek, kan? |Read.
"Taiy!"
***
Jam makan siang Yerin habiskan bersama Eunha. Mereka memilih menghabiskan bekal yang dibawa dari rumah di kantin kantor.
"Eoh?" Eunha terlihat kaget setelah mengecek ponselnya.
"Kenapa?" tanya Yerin yang masih kelihatan lesu akibat ulah nenek tua tadi.
"Nanti malam Papa pulang. Kalau begitu aku udah bisa pulang malam ini," jelas Eunha dengan wajah gembira. Ya, Eunha pasti sudah sangat rindu dengan ayahnya.
Baguslah, jadi Eunha tidak akan tau kalau besok pria asing akan tinggal di apartemen itu.
"Gimana hari pertama lo kerja? Kira-kira bakalan betah gak di sini?" tanya Yerin mencari topik pembicaraan baru.
"Hmmm ...." Eunha bergumam panjang. Kalau dilihat dari ekspresinya Eunha sedang menahan semburat merah agar tidak muncul di pipi.
"Wah, udah punya sasaran baru ya lo di sini?" Yerin bisa menduga dari ekspresi yang ditunjukkan Eunha.
Eunha menyengir lebar.
"Anjirlah, baru hari pertama."
"Tapi Kak, dia cowok yang aku ceritain semalem," bisik Eunha. "Takdir gak sih kalau ternyata dia kerja di sini juga?"
"Idih, bocil udah ngomongin takdir." Yerin mengibaskan rambut panjangnya sebelum mencepolnya asal.
"Aku udah 22 tahun kali!" Eunha bersungut kesal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Shit, Bos!
FanfictionBertemu dengan Jungkook sangat menyenangkan. Apalagi menjadi 'murid kecil' pria itu di tempat kerja membuat Eunha merasa beruntung. Jungkook adalah pria yang begitu perhatian, lembut, dan sopan. Eunha ingin Jungkook menjadi bosnya selamanya. Sementa...