Taehyung dan Yerin menyikat giginya bersamaan. Sesekali Yerin menatap Taehyung melalui cermin lalu berdecih kesal, begitu juga sebaliknya.
"Akh!" Taehyung meringis kesakitan karena ujung bibirnya yang terluka terkena sikat gigi. Saat berkumur juga Taehyung harus ekstra hati-hati.
Apalagi saat mencukur. Taehyung kesulitan melakukannya karena tangan kanan Taehyung juga memar karena ulah Yerin. Berulang kali Taehyung meringis. Saat Taehyung menggunakan tangan kiri justru membuat kulit pipinya terluka. Taehyung tidak biasa menggunakan tangan kiri.
Yerin menjengah kesal. Kalau begini mereka bisa terlambat bekerja. Lagi pula melihat penderitaan Taehyung membuat Yerin tersadar kalau perbuatannya sudah kelewat batas.
Yang paling Yerin tidak suka di dunia ini adalah merasa bersalah dan sekarang yang Yerin rasakan adalah perasaan itu. Membutnya jengkel saja. Entah sadar atau tidak Yerin membantu Taehyung mencukur.
"Siniin alatnya!" perintah Yerin.
"Gak!" Taehyung menaruh curiga pada Yerin.
"Ck!" Yerin merampas alat itu. "Berdiri tegak tapi agak nunduk! Lo ketinggian soalnya."
Taehyung yang mengalah menuruti kemauan Yerin. Ia berdiri dengan mensejajarkan tinggi badannya dengan Yerin. Dengan hati-hati Yerin mencukur kumis Taehyung, menyingkirkan krim pencukur itu dari wajah Taehyung sedikit demi sedikit.
Lama kelamaan Taehyung jadi salah fokus. Entah bagaimana matanya tak bisa ia alihkan dari wajah Yerin. Yerin yang sedang fokus menarik perhatian Taehyung sampai segitunya. 'Cantik,' pikir Taehyung dalam hati, 'Tapi galak.'
"Selesai," ucap Yerin setelah beberapa saat. Matanya terangkat hingga bertemu dengan iris coklat Taehyung. Mereka saling terdiam untuk beberapa detik.
Beberapa detik yang panjang.
Sampai suara pemanggang roti membuyarkan semuanya. Keduanya jadi salah tingkah. Yerin pergi untuk menyiapkan sarapan dan Taehyung mencuci wajahnya.
***
"Kak ...." Eunha memanggil Yerin padahal mulutnya masih penuh dengan daging.
"Apa?" tanya Yerin.
Eunha berpikir kritis sambil menatap langit malam di luar sana. "Setiap Kak Yerin ngelihat Pak Taehyung, Kak Yerin keinget satu sosok gak?"
"Uhuk!" Yerin tersedak makanannya sendiri. Segera Yerin meneguk sojunya.
"Tuhkan, pasti teringet," duga Eunha. "Mata Pak Taehyung itu mirip banget sama mendiang tunangan Kak Yerin. Pasti berat banget ya, Kak, harus berhadapan dengan Pak Taehyung setiap hari?"
Yerin tertawa keras seolah apa yang dikatakan Eunha itu ngawur. Padahal Eunha sadar kalau Yerin tersakiti oleh kehadiran Taehyung.
"Lo apa-apaan sih? Serius amat!" celoteh Yerin riang gembira tapi fake. "Gue gak pernah lagi keinget-inget dia. Uda lama mati juga. Lo juga kan tau gue udah suka sama Kai sekarang. Tapi sayangnya Kai ninggalin gue."
"Semua orang ninggalin gue. Orang tua gue, temen-temen gue, tunangan gue, sekarang giliran orang yang gue suka ninggalin gue. Udahlah! Mulai sekarang gue gak percaya lagi sama yang namanya cinta! Semua orang yang gue sayang pergi ninggalin gue. Itu artinya gak ada yang cinta sama gue. Gue cuma dianggap sampah sama mereka semua."
"Kak ...," Yerin menggenggam tangan Yerin. "Kak Yerin gak nganggep aku? Aku kan masih ada di sini. Aku cinta sama Kakak. Aku gak mau kehilangan Kakak dan aku juga gak akan ninggalin Kak Yerin. Aku janji sehidup semati aku bakalan ada terus buat Kak Yerin. Kak Yerin adalah kehidupan aku. Tanpa Kak Yerin aku udah ikut Mama sekarang."
KAMU SEDANG MEMBACA
Shit, Bos!
FanfictionBertemu dengan Jungkook sangat menyenangkan. Apalagi menjadi 'murid kecil' pria itu di tempat kerja membuat Eunha merasa beruntung. Jungkook adalah pria yang begitu perhatian, lembut, dan sopan. Eunha ingin Jungkook menjadi bosnya selamanya. Sementa...