Setelah acara pemakaman selesai Yerin dan Eunha mendadak menjadi pendiam. Yang lainnya berusaha menghibur mereka tetapi respon mereka hanya 'oh,' 'iya,' 'oke.'
Di kantor Eunha juga tidak banyak bicara. Jam makan siang Eunha habiskan untuk tidur. Jungkook yang melihatnya jadi tidak bisa tenang.
"Murid Kecil," panggil Jungkook membangunkan Eunha. Eunha menepis tangan Jungkook. "Jangan tidur kalau belum makan siang."
Eunha tak memedulikan ucapan Jungkook. Jungkook merasakan tubuh Eunha bergetar. Pasti Eunha menangis lagi.
Jungkook menarik ke dua bahu Eunha. Eunha berusaha melawan tapi tenaga Jungkook lebih kuat darinya. Jungkook berhasil membuat Eunha duduk tegak. Setelah itu Jungkook meletakkan bekal yang ia bawa di hadapan Eunha.
"Makan!" perintah Jungkook lalu. Eunha menggeleng keukeuh. Jungkook menjengah sambil membuka bekal itu dan menyendokkan sesuap nasi. "Buka mulutnya!" perintah Jungkook lagi dengan sendok yang sudah berisi penuh makanan.
Bukannya membuka mulutnya Eunha justru menangis sejadi-jadinya membuat karyawan lain jadi memerhatikan mereka.
"Murid kecil, jangan—"
"HUAHHH!!!" teriak Eunha tiba-tiba.
~
Sepulang bekerja Jungkook mengantarkan Eunha sampai rumah. Bukan apa-apa, Jungkook hanya khawatir Eunha kenapa-kenapa di jalanan. Daripada begitu lebih baik Jungkook antar saja sampai rumah.
Begitu mereka sampai di depan rumah Eunha, Jungkook menyuruh Eunha masuk tapi Eunha hanya diam saja di tempatnya.
"Kenapa? Sore-sore gini juga masih takut sendirian di rumah?" tanya Jungkook.
"Bukan. Aku mau nunggu Kak Yerin aja. Kak Yerin bilang akan pulang. Kalau aku masuk sendiri nanti pasti keinget sama Papa," jawab Eunha tak mau menatap Jungkook.
"Kelamaan dong. Kalau Kak Yerin sampai malam gimana?"
Eunha tidak menjawab. Ia hanya mengetuk-etuk ujung sepatunya saja ke tanah.
"Bareng saya aja. Ayo!" Jungkook langsung menarik Eunha masuk.
~
Jungkook duduk di ruang tengah sementara Eunha mengambilkan minuman untuk Jungkook. Setelah itu Eunha duduk di samping Jungkook sebelum keheningan menguasai mereka.
"Kamu memang tinggal bareng Papa kamu doang ya?" tanya Jungkook mencoba mencairkan suasana. Eunha menjawab dengan anggukan.
"Mama kamu sudah meninggal?"
Eunha mengangguk lagi.
"Kalau boleh tau, kenapa Kak Yerin bisa jadi Kakak angkat kamu?"
"Itu ... karena Papa yang menyebabkan keluarga Kak Yerin meninggal. Saat itu usia aku 5 tahun. Aku sama Papa Mama mau pergi piknik tapi mobil kami kecelakaan. Papa menabrak mobil Kak Yerin dan beberapa mobil lain. Mobil Kak Yerin jatuh ke jurang. Yang selamat cuma Kak Yerin. Maka aku juga meninggal saat kecelakaan itu. Karena itu ... Kak Yerin diadopsi sama Papa."
Jungkook mendengarkan dengan seksama. Sayangnya pertanyaannya membuat Eunha sesenggukan lagi.
"Papa pernah masuk penjara karena kesalahannya itu dan selama itu aku tinggal di panti asuhan bareng Kak Yerin. Setelah Papa keluar dari penjara kita hidup bertiga. Tapi ... setiap hari Papa tetap merasa bersalah. Papa merasa hukumannya kurang. Setiap Papa mabuk pasti Papa meracau tentang kecelakaan itu. Setiap hari aku mendengar Papa berdoa pasti kecelakaan itu selalu Papa sebut dalam doanya. Setiap hari ...."
***
Yerin kembali ke rumah itu karena tidak mungkin Eunha tinggal sendirian di sana. Taehyung membantunya mengemasi barang-barang dan Taehyung juga mengantarkan Yerin pulang.

KAMU SEDANG MEMBACA
Shit, Bos!
FanfictionBertemu dengan Jungkook sangat menyenangkan. Apalagi menjadi 'murid kecil' pria itu di tempat kerja membuat Eunha merasa beruntung. Jungkook adalah pria yang begitu perhatian, lembut, dan sopan. Eunha ingin Jungkook menjadi bosnya selamanya. Sementa...