3. Memendam kesedihan

24 3 0
                                    

ATURAN MEMBACA :

1. Siapkan niat dan hati.

2. Berikan komentar di setiap bagian yang menurutmu menyentuh hati, agar aku bisa terus bercerita.

3. Screenshot dan share di Instagram  Stories atau platform medsos lain yang kamu suka! Jangan lupa tag aku
ya, di @ceritakuntukmu

Selamat membaca!

•••

Sakit ya, memendam kesedihan?

Kau harus terus tersenyum, di setiap harinya. Harus punya stok senyuman yang seakan tak perlu ada limit nya. Tidak mau di kasihani seseorang, karena punya segudang masalah.

Ya... walaupun, terkadang pengen banget cerita dan berkeluh kesah sama seseorang. Benar bukan?

Lalu, kenapa?

Jawaban nya tentu saja, karena kau punya rasa takut.

Lho, bagaimana?

Iya... Takut kalau semisal nanti kalian bertengkar karena suatu hal, lalu timbul rasa dendam atau kesal, dia akan menceritakan semua masalah-masalah mu pada orang lain.

Itu dia, yang membuat kau, kita semua, ingin sekali punya seseorang. Seseorang yang bisa kita percaya.

Orang kepercayaan.

Yang bisa memberimu nasihat, ada disaat kamu sedang di fase teratas maupun di fase terbawah sekalipun. Orang yang berpenampilan memang apa adanya, tidak banyak repot.

Aku tau, berfikiran seperti itu memang hal yang sangat mudah. Banyak yang bilang bahwa,

"Mikir gitu aja sih gampang! Haha..."

Iya, kamu benar. Ternyata menemukan orang kepercayaan sangatlah sulit.

Itu juga yang membuat kamu, kita semua, menyimpan atau memendam segala kesedihan sendirian.

Terkadang, atau bahkan sering kali, kamu menangis karena merasa sakit saat mengingatnya kembali.

Lalu kamu berfikir,

"Ternyata, menangis engga akan merubah apapun!"

Iya, sekali lagi, kamu benar.

Jadi sekarang pesanku, ayo cobalah untuk bangkit. Bangkit dan ubah lah segala kesedihan dan tangismu menjadi sebuah kisah, yang InsyaAllah akan berakhir bahagia.

Ingat ya, ini hanya berlaku pada orang-orang yang mampu menjalaninya, dengan ikhlas dan sepenuh hati :)

Jalan cerita mu masih panjang. Jangan dihabiskan puluhan episode dalam hidupmu, hanya untuk memendam kesedihan.

Kau tau ada Dia yang Maha Mendengar, yang Maha Melihat. Lantas, mengapa kau masih berusaha mencari orang kepercayaan itu, jika kau sudah menemukannya sejak awal? Jika Dia sudah bersamamu, selalu melihat dan mendengar keluh kesahmu?

Jadi sekarang, kau tau pada siapa harus berkeluh kesah bukan?

Pada siapa kau harus menumpahkan semuanya saat kau merasa lelah. Pada siapa kau meminta bantuan untuk tetap sabar dan tegar menghadapi segala ujian yang Dia berikan padamu.

Percayalah, semua ujian ini karena sesungguhnya Allah ingin meninggikan derajat mu.

Tetap semangat!

•••

Catatan penulis :

Jadi, apa kata hatimu sejauh ini? Jika sudah rampung, yuk cerita lagi.

Ya karena sebenarnya, ceritamu adalah cerita untukku juga!

- Dwita Amalia

Jangan lupa untuk menemui ku juga di Instagram @ceritakuntukmu

Disana, kamu bisa bercerita padaku seputar pertanyaan-pertanyaan yang mengganggu mu. Aku tunggu, ya!

Ini Cerita ku UntukmuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang