[7]

308 43 3
                                    

Peraturan kelas tambahan mereka ini diperketat dan jika Jihoon tidak masuk lagi dalam dua hari Jihoon akan dikeluarkan.

Bahkan Jihoon sudah berdiam di rumah berhari-hari dan hanya kemarin Jihoon keluar karena Dino.

Mereka memutuskan untuk tetap diam bahkan Dino banyak melamun mungkin karena kejadian kemarin didepan rumah Jihoon.

"Anak-anak!" Sahut pelatih ballet Tzuyu yang baru masuk ke kelas.

"Besok Tzuyu ada pentas, kalian wajib hadir ya."

"Iya buu!"





"Wajib banget apa." Umpat Yeonjun.

"Tontonlah temen lo sendiri ini kenapa sih gapernah mau dateng ke pentas atau lomba kita sombong lo." Cibir Changbin.

"Gue ada lomba lagi emang lo pikir lo doang yang lomba."

"Egois banget si mentingin diri sendiri." Celetuk Mina.

"DINO!"

Mereka terkejut ketika Woojin tiba-tiba meneriaki nama Dino, "Eh abisnya Dino dipanggil daritadi budek hehe." Woojin mengalihkan pandangannya dari teman-temannya yang menoleh ke arah mereka.

"Lo kenapa sih?" Woojin mengernyit ke arah Dino.

"Apaan?"

"Daritadi dipanggil gak nyaut-nyaut bengong terus mikirin apaan dah."

"Mungkin gak sih?"

"Apa?"

"Jihoon mind control San buat ngebom pesawat?"

"LO NGOMONG APAAN SIHH DINO JANGAN NGAWUR DEH!" Teriakkan Woojin menarik seluruh perhatian temannya lagi.

"Lo kalo mau teriak-teriak mending diluar deh gue lagi belajar!" Bentak Yeonjun.

Woojin yang tadi sempat berdiri karena ucapan Dino akhirnya duduk kembali dan mengerjakan tugasnya.

"Sebenernya apa yang terjadi?" Batin Woojin.



Sekarang mereka semua sudah berkumpul di dalam hall pentas ballet Tzuyu.

Iya semua, termasuk Yeonjun yang dipaksa datang walaupun ia hanya sibuk dengan handphonenya mengerjakan tugas.

Sebenarnya alasan pelatih Tzuyu mewajibkan mereka semua datang karena untuk mendukungnya.

Jika pentas kali ini bejalan lancar sudah pasti 99% Tzuyu akhirnya bisa tampil di luar negeri sebagai tokoh utama bahasa gampangnya.

"Kok perasaan gue gak enak." Yeri memperlihatkan tangannya yang merinding

"Hus!" "Jangan ngomong gitu!"

Iya pemikiran mereka sama mengarah pada kejadian Doyeon waktu itu.

Semua lampu di hall padam dan lampu panggung mulai menyala tanda pertunjukkan akan dimulai.

"Eh ini ceritanya tentang apaan sih?" Woojin mengernyit dia tidak mengerti cerita dari pentas ballet ini.

"Entah." Yena mengangkat bahunya.







"I...itu bukannya piso?" Celetuk Woojin menunjuk ke arah 'lawan main' Tzuyu bahasa gampangnya.

Mereka semua mengernyit menemukan bahwa lawan mainnya itu mengantungi sebuah properti seperti pisau atau bisa juga disebut pedang yang masih dibalut pembungkusnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 07, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Trouvaille : Daydream | 99 LineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang