Yeji dan Yeonjun keluar dari gedung mewah bernuansa putih itu. Mereka menengok ke kanan dan kiri melihat ramainya siswa-siswi yang masih berkumpul di halaman utama. Angin musim gugur di bulan September menyapu rambut keduanya hingga menjadi acak-acakan.
“Yeonjun-oppa!”
Teriakan itu langsung mengambil alih atensi Yeonjun dan Yeji. Yeji dengan rambutnya yang masih berantakan tertiup angin mencoba mencari dari mana suara tak asing itu berasal. Sementara itu, Yeonjun hanya memasang ekspresi wajah kebingungan.
“Ya ampun, orang itu lagi.” Ucap Yeonjun berbisik di balik telinga Yeji. Yeji yang menyadari kedatangan si pemilik suara itupun turut memasang wajah sinis.
Seorang gadis berambut pendek sebahu, dengan riasan yang cukup mencolok berjalan penuh antusias ke arah Yeonjun. Senyumnya yang lebar menandakan betapa semangatnya ia ingin menemui lelaki itu. Somi, begitulah mereka memanggilnya.
“Hai!” ucap Somi saat tiba di hadapan pria itu. Senyum penuh harap masih terpancar dari wajahnya yang elok dengan rahang yang sedikit tegas. Sayangnya, senyum itu tak pernah dibalas oleh Yeonjun.
Yeonjun terdiam seraya mengambil ancang-ancang pergi. Namun, hentakan lirih kaki Yeji seolah memberi isyarat agar ia menanggapi kemauan Somi. Ia membuang pandangannya ke arah Yeji sambil terus berharap agar Somi segera hengkang dari hadapannya.
“Wae?” ketus Yeonjun sinis, tanpa berniat mengadakan kontak mata dengan Somi. Yeji yang turut penasaran pun menjadi penonton bisu di antara percakapan ini.
“Umm….” Gumam Somi bertingkah feminin. “He ehm,” dilanjut dengan batuk yang ia buat-buat agar suasana mencair.
“Kenapa sih?” tanya Yeonjun lagi, langsung ke inti disertai ekspresi wajah risih.
“Kamu…. mau pulang bareng nggak?” tanya Somi sambil menyelipkan beberapa helai lambutnya ke belakang telinga.
Yeonjun lantas menyeringai.
“Mian, aku mau pulang bareng sama Yeji.” Tuturnya dengan sikap dingin.
Somi langsung dibuat geram setelah mendengar hal itu. Wajahnya yang semula berhias senyum lebar kini mulai tertekuk kusut. Garis alisnya kembali tegas seraya menahan amukan yang mungkin sudah membara di jiwanya. Ia lantas memusatkan pandangan tajamnya ke arah Yeji sambil menyeringai tipis.
“Um, ok,” ucap gadis itu, mungkin sambil menahan rasa malu karena penolakan dari Yeonjun. “kalo gitu aku pergi dulu.” Lanjutnya. Jarinya refleks gelayaran membenarkan rambut agar tak terkesan kaku.
Jeon Somi lantas berbalik badan dan berjalan meninggalkan keduanya. Ini memang bukan kali pertama ia mendapat penolakan dari Yeonjun, seorang pemuda yang menjadi crush-nya sejak pertama kali masuk Seoul High School. Namun, usahanya itu sepertinya sia-sia mengingat Yeonjun tak pernah sedikitpun membalas perasaan Somi karena kelakuannya yang benar-benar tak bisa ditolerir.
“Kamu yakin gamau balik bareng sama Somi?” tutur Yeji mengusik ketenangan batin Yeonjun. Yeonjun yang sedikit merasa risih pun langsung mengerahkan seluruh tatapannya ke wajah Yeji seraya membelalakkan mata.
“Amit-amit dah.” Timpalnya. “Ya udah yok balik sekarang.” Sambung Yeonjun yang kemudian melangkah mendahului Yeji. Keduanya pun bergegas menuju pintu gerbang untuk mencari taksi.
Sementara itu, hati, kepala, dan pikiran Somi masih panas bagaikan roti yang baru saja keluar dari panggangan. Wajahnya benar-benar terkesan seram disertai lirikan tajamnya ke arah luar jendela mobil. Ia duduk di kursi penumpang seraya menyedekapkan tangan.
Somi merupakan putri seorang akuntan. Orangtuanya bercerai ketika usianya baru menginjak 5 tahun. Ia ikut bersama ibunya di Seoul, sementara itu ayahnya sudah menikah lagi dengan wanita asal Thailand. Somi begitu mirip dengan ibunya, terutama dari sikap yang ambisius dan materialis. Banyak yang menduga bahwa dia mengalami trauma karena sering menyaksikan kedua orangtuanya bertengkar hebat semenjak dirinya masih kecil.
KAMU SEDANG MEMBACA
Positive (YeonJi Fanfiction)
FanfictionYeonjun dan Yeji, mereka memang sering menghabiskan waktu bersama. Bukan sebagai kekasih, melainkan sebagai sepasang sahabat sejati. Namun, siapa sangka keduanya diam-diam menyimpan rasa cinta. Baik Yeji maupun Yeonjun memilih untuk merelakan perasa...