Wajah Yeji terlihat begitu lusuh seperti seragam yang dikenakannya. Energinya benar-benar habis terkuras saat berada di sekolah. Beberapa bulan mendatang, Yeji dan tim Seoul High School akan bertarung di olimpiade sains matematika. Hal ini tentu saja membuat Yeji harus pintar-pintar mengatur waktu yang dimilikinya.
Ia ingin sekali membaringkan sekujur tubuhnya di ranjang sana. Namun, ia juga harus cepat-cepat membersihkan diri sebelum keluarganya marah-marah. Bukan karena takut dibentak, hanya saja Yeji merasa risih dan tak nyaman ketika mendengar ada kebisingan di rumah, apalagi ketika kakaknya, Hwang Hyunjin, mulai mengomel tak jelas dan bertingkah layaknya ibu-ibu penjaga kos-an.
Tok tok tok
“Yeji-ya!”
Suara ketukan tadi lantas membuat Yeji terdiam. Shower yang mengguyur basah badannya ia matikan sejenak guna memastikan jika ia tak salah dengar.
“Yeji-ya!”
Suara itu terdengar makin keras, mungkin hampir seperti teriakan. Ia tak salah dengar. Suara menyebalkan itu memang benar-benar berasal dari balik pintu kamarnya.
“Aish, manusia itu lagi.” Hardik Yeji dalam batin.
Yeji mendengus kesal begitu tahu Hyunjin mulai melancarkan aksi yang membuatnya sebal. Terkadang, Yeji menyarankan oppa-nya untuk menjajal profesi ibu-ibu kos yang dianggapnya cocok dengan kelakuan tak berakhlak Hyunjin di rumah.
“WAEYO?” teriak Yeji dari dalam bak mandinya. Suara itu terdengar begitu menggema.
“Makan malem gih cepetan!” timpal Hyunjin seraya mendekatkan mulutnya di pintu kayu sana.
“Bentar aku lagi mandi!”
“Aish….”
Suara itu pun lama-kelamaan lenyap diiringi bunyi air yang keluar dari shower. Yeji lantas menyelesaikan rutinitasnya dan bersegera menuju ruang makan sebelum kakaknya melancarkan agresi militer.
“Ah, Yeji-ya!”
Kedatangan Yeji langsung disambut hangat oleh sang mama. Wanita yang dulunya berprofesi sebagai seorang model itu memang lebih terlihat sebagai seorang kakak jika bersama anak-anaknya.
“Mandi kok nyampe 2 jam!?” ketus sinis Hyunjin yang lebih dulu mengunyah makan malamnya.
“Hih….” Desis Yeji seraya mencoba meraih Hyunjin yang berusaha menghindar. Senyum jahil terpampang di wajah tampan sang kakak.
“Udah, udah.” Sahut Jennie melerai. “Hyunjin-ah,”
“Ne?”
“Kamu udah mulai pilih-pilih universitas gitu nggak buat nanti kamu kuliah?” tanya Jennie.
“Udah sih, Eomma.” Jawab Hyunjin seraya mengambil menusuk sepotong sosis menggunakan garpunya.
“Cari aja yang di luar negeri ya?” lanjut Jennie menatap putranya dengan tatapan penuh harap.
Sontak, baik Yeji maupun Hyunjin sama-sama dibuat membisu dengan pernyataan Jennie. Keduanya menatap Jennie dengan mata membelalak seolah ingin cepat-cepat mendengar jawaban dari mulut wanita ini.
“Hah? Eomma serius?” tanya dua bersaudara itu hampir bersamaan. Sementara Jennie mengangguk pelan seraya mengunyah santapannya.
“Tta..tapi eomma?”
“Tapi kenapa?”
Jennie kini balik memelototi putrinya yang ingin menentang. Jennie memang sudah jauh-jauh hari merencanakan agar Hyunjin dan Yeji berkuliah di luar negeri. Menyekolahkan putra-putrinya di luar negeri adalah hal yang sangat mudah bagi mereka. Mungkin semudah membalikkan telapak tangan mengingat sumber harta mereka tiada habisnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Positive (YeonJi Fanfiction)
FanfictionYeonjun dan Yeji, mereka memang sering menghabiskan waktu bersama. Bukan sebagai kekasih, melainkan sebagai sepasang sahabat sejati. Namun, siapa sangka keduanya diam-diam menyimpan rasa cinta. Baik Yeji maupun Yeonjun memilih untuk merelakan perasa...