🍓Chapter 4 : Kelas Biologi

187 25 2
                                    

Yeonjun bangun dari tidur pulasnya semalam. Dengan rambut yang masih acak-acakan bak singa, ia berjalan ke kamar mandinya seraya mengalungkan handuk di lehernya. Ia berjalan terhuyung-huyung sambil sesekali menguap karena rasa kantuknya yang belum juga hilang.

“Yeonjun-ah, sarapannya udah siap!” ujar Sana dengan suara lembutnya. Yeonjun yang masih bersiap di kamar lantas membalas ucapan ibunya dengan teriakan yang cukup kencang.

Ne!”

Tak mau membuat ibunya menunggu lama, Yeonjun segera berlari menuju ruang makan. Ia menapakkan kakinya cukup tergesa-gesa dengan tangan yang masih fokus mengaitkan kancing di seragam.

“Eh, hati-hati!” ucap Sana ketika melihat Yeonjun begitu sembrono. Yeonjun hanya tersenyum nakal ketika melihat wajah cemas ibunya.

“Pagi, Eomma.” Sapa Yeonjun ramah seraya berjalan menghampiri ibunya yang masih sibuk menata hidangan.

“Pagi, adeul.” Timpal Sana yang juga terdengar begitu lembut di telinga. Selepas itu, Yeonjun pun langsung menempatkan dirinya di kursi meja makan.

“Tadi malem nenek nelfon,” ucap Sana.

“Nenek kenapa?” tanya Yeonjun dengan tatapan penuh tanda tanya.

“Nenek bilang dia baik-baik aja, um….”

Wae?”

“Yeonjun-ah, eomma sebenernya kangen sama nenek.” Ucap Sana yang begitu ragu menatap Yeonjun.

Yeonjun terdiam bingung seraya mengunyah sandwich yang ada di mulutnya. Alisnya terlihat berkerut seolah bertanya melalui gestur. Ia tak ingin mengucapkan apapun. Ia menunggu ibunya kembali mengucap sesuatu.

“Kalo Eomma mau pulang ke Osaka sebulan, kamu mau ikut?”

“Hah? Kapan, Eomma?” tanya Yeonjun cemas.

“Um, Maret tahun depan sih rencananya.” Jawab Sana dengan eskpresi wajah yang mulai lega. “Eomma juga nggak maksa sih. Tapi nenek bakalan seneng banget kalo ketemu sama kamu.” lanjutnya.

Yeonjun kembali mengunyah sarapannya dengan perasaan bimbang. Ia ragu tentang bujukan ibunya barusan. Jika dipikir, ada benarnya apa yang Sana bilang bahwa sang nenek akan senang bertemu dengannya, apalagi ia juga bisa sekalian jalan-jalan ke Jepang. Namun, ia sendiri tak tahu bagaimana situasi dan kondisi di Maret mendatang.

UN Village, Hannam-dong, Seoul

Eomma mana, Abheojhi?” tanya Yeji seraya meletakkan tas gendongnya di kursi. Ia lantas duduk seraya menatapi sarapannya yang tampak enak sekali.

Kim Taehyung, dengan kharisma pemimpinnya tengah sibuk bermain laptop di meja makan. Pandangannya benar-benar tak lepas dari layar sekalipun Yeji barusan melontarkan pertanyaan.

Eomma masih tidur.” Jawab Taehyung singkat. Jemarinya masih fokus mengetik huruf di papan abjad. Sementara itu, Yeji hanya mengangguk pelan seolah menerima jawaban yang begitu dingin.

Uri adeul,” (putraku) ucap Taehyung lagi memanggil si sulung. Bedanya, ia kini sudah bisa melepas fokus perhatiannya dari layar laptop.

Ne?” timpal Hyunjun seraya mengangkat satu alisnya.

Abheoji udah daftarin kamu ke universitas favorit di New York.” Ucap Taehyung begitu bangga. “Coba dong tebak universitas apa!” lanjutnya seraya melepas kacamata yang tergantung di antara telinganya.

Positive (YeonJi Fanfiction) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang