Palma sedang asyik menggoyang goyangkan tubuhnya di sebuah teater klub malam yang cukup terkenal di Amerika, sebuah klub yang bernama Regency Ballroom, Theatre and Hall, terletak tepat di pusat Kota San Francisco, kemegahannya lah yang menjadikan tempat itu sebagai salah satu klub malam tersohor di Amerika. Bahkan Tiesto, David Guetta, Far East Movement, Armin Van Buuren, dan The XX pun pernah melangsungkan tur internasional mereka didalamnya.
Berdasarkan pengalaman, sebenarnya ini bukanlah pertama kalinya bagi Palma, ia terlibat dalam atmosfir dunia malam, mengapa? Karena Palma selalu kabur menuju dunia malam-dengan lautan manusia yang asyik berdendang ria di tengah aula dansa, mengikuti irama DJ (Disc Jockey), hal ini dilakukannya hanya ketika ia sedang dirundung masalah, atau, ketika dirinya sedang merayakan pesta kesuksesan yang cukup memorable untuk dirayakan, karena ia telah berhasil meraih prestasi dari pekerjaan nya sebagai seorang Private Flight Pilot.
Pada kesempatan kali ini, ia mulai berpesta, adalah karena kesuksesannya didalam meraih gelar sebagai pilot jet terbaik di sekolah penerbangannya.
Hingga saat itu..., "Brugghhh!!" suara serta visual sesuatu yang jatuh pun terdengar di tengah riuhnya orang-orang yang sedang asyik berpesta di sana.
Palma dan seluruh tubuhnya pun nampak tumbang tepat ke dasar lantai dansa, bibirnya sukses mencium aroma keramik dan ditendang oleh sepatu orang-orang. Kasihan.
Di sela-sela musik Calvin Harris yang sedang berdentum kencang, menyaksikan si Palma yang sudah terjatuh dan tergeletak di atas lantai itu membuat kedua orang terdekatnya mulai bereaksi terhadap dirinya.
"Rang, check this one, kamu lihat deh, siapalagi yang bakalan ngerepotin aku malem-malem begini." Ucap Dewinta dari atas meja bartender, ia sedang duduk bersebelahan dengan Arang.
Dewinta adalah perempuan kesayangan Palma sedangkan Arang adalah teman sejatinya.
Teman yang suka makan teman, tapi tetap aja dipelihara. Huahahahahaha.
"Kenapa lagi, Dew?" ucap Arang menoleh perlahan kearah Dewinta, masih diantara suara musik yang masih masih terus mengalun kencang.
"Tuh kamu liat, Palma udah kayak gimana." Lalu Dewinta menunjukkan jari jemarinya kearah Palma yang sudah tak sadarkan diri.
"HUAHAHAH! udah Is DEAD dong dia...." Jawab Arang sembari menertawakan keadaan sobatnya itu, si Palma, dari atas kursi didekat bar counter milik aula dan klub malam tersebut.
Dewinta mengelus keningnya secara perlahan, kepalanya berdenyut karena terasa sedikit pusing, sambil berucap kata, "Arang, aku mau tanya deh sama kamu, kamu jawab jujur ya... Kamu kasih dia minum apa BARUSAN?!" Tembak Dewinta saat ia bertanya kepada Arang.
"What?? Nggak, Dew, ogut (saya) nggak ngasih dia apa apa kok, tapi kalo nggak salah tadi tuh dia beli minuman IDIOTICS." Jelas Arang sambil mengingat-ingat waktu tepat tiga jam sebelum Palma mulai tak sadarkan diri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Doyan Cewek, Doyan Party!!
RomanceDi masa mudanya, menjadi seseorang yang hobi berpesta adalah julukannya. Dengan pekerjaan yang menurutnya keren, sebagai Pilot pesawat jet pribadi, Palma tidak pernah mengalami kesulitan untuk membuat ratusan perempuan bertekuk lutut di hadapannya...