3. Vulnera, sanentur...

36 2 0
                                    

If all ever had the powers to be as magical, as detailed that it will never be banished from the universe for making such a fuss

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

If all ever had the powers to be as magical, as detailed that it will never be banished from the universe for making such a fuss. In example, written as bestowed, as seen from Vinan's perspectives, it would be a word, and it would be just one word, as it roar~echoes to the whole universe.

"Arang. Vale (it means farewell), dan tetap semangat dalam menjalani hari harimu. Sabor, a mi. (You are a flavor to me) you colour my world even though it's colour is gray..."

The charcoal of Vinan's life is a Slytherin (Arang) that will always loves her. Cast a thousand spells it will not reverse-a death-from it's agony. Spins a thousand time-turner and it will always be the same. The same cancer will always lies on the depth of her-very-own soul.

Sampai waktunya benar benar tepat, tidak akan ada pembahasan mengenai corat-coret tulisan yang telah digariskan seperti di atas itu. Mungkin nanti, seperti setelah tiga belas tahun berlalu... bahkan, baru tertulis sebanyak lima puluh halaman yang bisa dinikmati kisahnya mengenai kedua sosok tersebut.

Karena untuk saat ini, mari kita tidak bersedu sedan terlebih dahulu. Hanya seperti yang Palma selalu katakan, "Rang, gue bikin simpel aja ya? Sekarang, elo harus bangun, man, elo harus bangkit, as you see, gue nggak mungkin bisa curi dan menangin ini satu point lagi tanpa elo, ayo dong..., Lo liat deh, Bagas disana udah bener-bener di lock, gue udah nggak bisa ngandelin dia lagi, sisa elo, one more alley-oop dan kita bebas ngeceng anak Santa Enjela manapun, Rang. Lo bebas pilih, gue bakalan bantuin elo." dalam pertandingan final mereka melawan sekolah yang terkenal akan kedisiplinan nya itu.

Begini kisahnya, sekolah Arang dan Palma selalu saja dianggap sebelah mata, nyaris selalu begitu oleh semua orang. Sampai taringnya meruncing ke laga grand final basket antar SD di Kota berbunga itu berlanjut. Barulah, orang orang menyadari bahwa sebenarnya, roket bisa meluncur dari mana saja, tidak harus dari tanah yang populer dan penuh dengan blessings. Tapi juga dari tanah yang gersang, bahkan tandus, seolah tidak memiliki harapan.

Karena realitanya, dunia ini adalah pasar saham yang akan selalu berfluktuasi, tidak akan pernah ada rotasi yang sama pada setiap detiknya.

Even with romance.
Even with your own life-history.

Note:

Menyambung beberapa revisi pada part sebelumnya. Membahas mengenai tinggi orang-orang dalam cerita ini.

Tingginya Dewinta pada saat itu, 166cm.
Palma, 173cm.
Vinan, 160cm.
Dan tinggi si Bontot Arang, 158 cm.

• • • •

Keesokan harinya... di dalam kamar hotel yang dihuni oleh Arang dan pacar sembilan bulan nya, Vinan...

 di dalam kamar hotel yang dihuni oleh Arang dan pacar sembilan bulan nya, Vinan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Doyan Cewek, Doyan Party!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang