3 - Lapangan

90 14 42
                                    

Hai balik lagi sama cerita ini

Semoga suka ya

Happy reading

Love u guys ><

•••
"Ketika hubungan itu benar, perbedaan apa saja tidak akan menghalangi."-Alevan Bima Anggara, Memori Perahu Kertas

"KALIANNN!" bu Lili seketika berteriak.

Mendengar suara teriakan, mereka yang berada di dalam kelas kelas seketika menoleh ke arah sumber suara. Kelas yang tadinya sangat berisik kini mendadak hening. Raut wajah mereka pun mendadak menjadi panik

"NAVYA MAIZA SARI!" teriak bu Lili.

Lea menggoyangkan bahu Vya untuk menyadarkannya bahwa di depan sudah ada guru. Akan tetapi Vya masi asik menyanyikan lagu yang ia putar di headshet miliknya.

"Vya, kamu nyanyinya nanti lagi aja deh. Bu Lili tuh lagi teriak-teriak ke kamu," bisik Lea.

"Kalian bertiga cepat kemari! SEKARANG!" kesal bu Lili mengarah ke mereka bertiga.

Mereka bertiga melangkah ke depan. Banyak pasang mata dengan raut panik mengarah ke mereka pasalnya seluruh siswa-siswi X IPS 2 sedari tadi bertingkah aneh.

Sampai di depan bu Lili, Seril menutupi wajahnya dengan telapak tangan karena malu. Lea sudah menduga hal ini akan terjadi maka dari itu Lea hanya pasrah menerima hukuman apa yang akan di terimanya nanti.

Bu Lili menatap mereka dari bawah sampai atas kepala dengan tatapan sinis. Melihat hal itu membuat nyali Lea menciut pasalnya bu Lili terkenal sebagai guru pemberi hukuman terberat.

"Baju kamu kenapa, Lea? Kamu terlambat? Kamu gak seharusnya datang sesiang ini walaupun guru lagi rapat dan kalian berdua." Bu Lili menunjuk Navya dan Seril secara bergantian."Kalian ibu hukum berdiri di lapangan sanpai pulang sekolah," lanjut bu Lili.

Navya dan Seril membelakkan mata tidak percaya. Bagaimana bisa bu Lili memberikan hukuman seperti itu kepada mereka sedangkan yang lain tidak. Padahal mereka hanya bernyanyi. Lea pun sempat bingung kenapa dirinya tidak ikut di hukum padahal terlambat 15 menit.

"Lah Bu gak bisa gitu dong! Romeo dari tadi pacaran, Lea telat kenapa gak ikut di hukum bu?!" protes Seril tidak terima.

"Lea juga ikut di hukum, ibu tadi lupa nyebutnya. Masalah Romeo, orang tua Romeo sudah ibu panggil," ucap bu Lili lalu keluar kelas.

Seril dan Vya menatap kepergian bu Lili dengan raut wajah kesal lalu berbalik badan menghampiri meja Romeo. Lea yang melihat itu hanya bisa menghela napas panjang, kan wajar Romeo pacaran. Lagian jaman sekarang gak pacaran? Basi sekali.

Seril dan Vya menghampiri meja Romeo lalu menggebraknya. Henri terperanjat kaget karena besarnya suara gebrakan itu sampai-sampai makanan yang ia genggam terjatuh ke lantai.

Lea pusing sendiri melihat kelakuan teman-temannya itu. Bagaimana tidak pusing? Seril dan Vya merupakan tipe orang yang mudah membesarkan masalah. Aih mereka ini ada-ada saja.

"Romeo dan Juleha. Pasangan ter-uwu sepanjang sejarah SMA Barawijaya. Menurut gue kalian tuh gak uwu sama sekali, yang ada kalian tuh alay ngerti gak?!" ucap Seril gemas lalu pergi keluar kelas.

Memori Perahu KertasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang