Seminggu sudah berlalu semenjak Jiwon terperangkap didunia antah berantah ini. Bahkan Jiwon pun tidak yakin jika dirinya masih di bumi. Menurutnya dia bukanlah kembali ke masa lalu, tapi masuk kedunia lain.
Jiwon menatap kedepan sambil melamun. Dia kini tengah duduk didepan jendela kamarnya. Untung saja didunia ini Jiwon terlahir sebagai anak bangsawan yang serba berkecukupan. Tapi tetap saja Jiwon masih sulit menyesuaikan diri. Didunia ini teknologi masih belum canggih, bahkan tidak ada ponsel atau benda elektronik lainnya. Tapi anehnya didunia ini ada barang-barang dari zaman dulu dan zaman modern seperti desain dan perkakas lainnya. Dunia ini bagaikan fusion antara zaman dulu dan modern.
"apa kau sedih karena gagal menikah dengan pangeran mahkota?" ucap sebuah suara. Joota muncul lalu duduk disamping Jiwon.
"menikah?" Jiwon mengerutkan keningnya memandang bingung Joota.
"ahh aku lupa kalau kau masih kehilangan ingatanmu" Joota tersenyum lalu melanjutkan perkataannya. "waktu itu kau dan ibu sedang dalam perjalanan menuju istana untuk persiapan pernikahan mu dengan pangeran mahkota yang akan diadakan 2 hari lagi" pandangan Joota berubah sedih. Dia menundukan kepalanya.
"lalu? Apa yang terjadi?"
"Kereta mu dan ibu diserang. Akhirnya pernikahan mu pun diundur. Bahkan Raja masih belum membuat keputusan. Tapi bukankah sudah jelas..." Joota menatap bekas luka dileher Jiwon yang masih belum sepenuhnya mengering.
"kenapa?" Jiwon dengan canggung menutupi lehernya yang ditatap Joota secara terang-terangan.
"calon ratu tidak boleh memiliki bekas luka ditubuhnya. Maka dengan ada nya luka ini..." Joota mengelus lembut luka dileher Jiwon. "...menggugurkanmu sebagai kandidat calon pengantin pangeran mahkota"
"jadi begitu..." Jiwon mengangguk-angguk. Mencoba untuk memahami apa yang terjadi pada dirinya di dunia ini.
" kau begitu tenang. Kau yang sekarang tidak seperti dirimu yang dulu" Joota mengelus lembut puncak kepala Jiwon sambil tersenyum.
"memangnya aku yang dulu bagaimana?"
"kau yang dulu tidak akan tinggal diam diperlakukan seperti ini. Mungkin jika kau tidak hilang ingatan seperti sekarang pasti kau akan memerintahkan seluruh prajurit ayah untuk mencari pelaku penyerangan dan membunuh mereka sendiri dengan tanganmu"
Jiwon terkekeh canggung sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Jika Jiwon di kerajaan Halu adalah sosok gadis yang tangguh, maka di tempatnya berasal Jiwon hanyalah seorang gadis ceroboh. Sungguh dua kepribadian yang berbeda jauh.
"apa aku memang sekejam itu?"
"kau bukan tipe orang yang akan menyakiti seseorang jika orang itu tidak menyakitimu lebih dulu. Kau adalah gadis yang ambisius..." Joota tertawa saat mengingat perkataan Jiwon waktu itu. "...waktu itu kau pernah bilang kepadaku kalau kau akan menjadi ratu negeri ini dan berkuasa penuh atas kerajaan. Kau juga bilang akan membuat pangeran mahkota bertekuk lutut kepadamu haha" Jiwon dan ambisinya benar-benar membuat Joota kerepotan.
Ada saatnya dimana Jiwon akan meminta bantuan kepada Joota untuk memenuhi ambisinya itu.
...
Raja Abner beserta pangerannya kini tengah berkumpul diruang makan. Diruangan itu hanya ada raja Abner beserta ke empat anaknya. Dia memang sengaja mengumpulkan mereka untuk mendiskusikan sesuatu.
"aku senang setelah sekian lama akhirnya kita dapat berkumpul lagi" ucap raja Abner membuka percakapan lalu kemudian menyantap makanannya.
"aku juga ayah. Beberapa pekerjaan mengharuskan kita jarang untuk memiliki waktu seperti ini" ucap Siwan sang putra mahkota yang kini tengah duduk disamping raja Abner. Siwan kemudian mengangkat tekonya, menawarkan untuk menuangkan teh kecangkir raja Abner sebagai bentuk penghormatan.
"benar. Kakak-kakak aku merindukan kalian" ucap Taehyung, pangeran ke 4. Taehyung mengucapkan itu dengan nada manja sambil tersenyum sumringah. Membuat seisi ruangan tertawa.
"hey bikin merinding banget sumpah" balas Jungkook dengan nada jijik. Jungkook adalah pangeran ke 2.
"jadi apa yang ingin ayah bicarakan? Langsung katakan saja" sontak suara tawa pun terhenti, seisi ruangan pun hening. Eunwoo adalah pangeran ke 3. Usai mengucapkan itu dia kemudian menyeruput tehnya dengan tenang sambil memandang kebawah kearah cangkir yang ia pegang.
Semua orang terdiam menunggu respon raja Abner.
"hahaha..." raja Abner tertawa. Seisi ruangan pun dapat bernafas lega. Sungguh respon yang tidak disangka-sangka. "kau memang orang yang berterus terang Eunwoo. Apa kau tidak bisa sedikit berbasa-basi kepada ayah?"
"benar. Apa kau tidak penasaran dengan kabar kakakmu ini haa? Canda Siwan pada Eunwoo.
Raja Abner pun berdehem. "jadi karena Eunwoo sudah menyinggungnya maka aku akan langsung saja. Aku sudah mengambil keputusan tentang pernikahan Siwan yang tertunda"
Seisi ruangan pun hening. Para pangeran saling melempar pandang sementara Eunwoo masih sibuk menyantap makan malam dengan tenang sambil menyimak.
"pernikahan Jiwon dengan Siwan akan dibatalkan..."
"tapi ayah..." potong Siwan yang tidak terima dengan keputusan ayahnya.
"...aku sudah memikirkan ini dengan matang Siwan. Saat tragedi penyerangan itu Jiwon terluka dibagian lehernya. Seorang ratu tidak boleh memiliki bekas luka"
"ayah adalah raja, pemilik negeri ini. Apa tidak bisa ayah mentolerir sedikit kejadian ini. Hal itu juga terjadi bukan karena dikehendaki" Siwan mengeratkan genggaman nya pada cangkir teh yang ia pegang. Rahangnya mengeras ia tak bisa begitu saja menerima keputusan.
" aku tak bisa melakukan itu Siwan. Bagaimanapun juga peraturan itu jelas tertulis di peraturan undang- undang kerajaan. Apa kau mau aku menjadi raja yang melanggar peraturan?"
Siwan hanya bisa menunduk dan terdiam merenung. Apa yang Ayahnya katakan memang benar. Ayahnya memang adalah raja negeri Halu Tapi tentu saja keputusannya memerlukan persetujuan beberapa pihak. Melanggar peraturan undang-undang negara hanya akan membahayakan posisinya sebagai raja.
"jadi apa keputusan ayah?" tanya Siwan yang mulai tenang dan nenunggu jawaban raja Abner.
"pernikahan Jiwon tidak bisa dibatalkan begitu saja. Oleh karena itu ia akan tetap menikah" para pangeran saling pandang. Mereka kini sudah dapat menebak apa yang dimaksud oleh ayahnya. Raja Abner sudah memiliki keputusan yang ia pikirkan matang-matang.
Ayah Jiwon adalah menteri pertahanan yang paling berpengaruh dinegeri ini. Ada banyak sekali orang yang menghormatinya dan tidak segan berjuang demi keselamatannya. Membatalkan pernikahan sama saja dengan mempermalukan keluarga Dier, ayah Jiwon sekaligus menteri pertahanan yang bertanggung jawab penuh atas pelatihan prajurit Halu.
Terlebih lagi Dier adalah sahabatnya sendiri. Dia tau bahwa Dier akan menerima keputusannya dengan lapang dada, tapi Abner tentusaja tak bisa melakukan itu. Abner ingin keluarganya dan Dier memiliki ikatan yang akan semakin mengeratkan tali persahabatan mereka.
"Jiwon akan menikah dengan Eunwoo sebagai gantinya"
Sontak para pangeran saling melempar pandang. Sementara Eunwoo masih dengan tenang menyeruput tehnya.
...
"apa? " Jiwon terkejut dan membulatkan matanya.
Mina mengangguk. "anda harus segera bersiap putri. Aku akan memanggil pelayan yang lain" Mina pun menunduk lalu pergi keluar dari kamar Jiwon.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kerajaan Halu
FantasyJiwon memang selalu sial. Namun tak disangka nasib sial Jiwon ternyata berhasil membawanya berpindah dimensi menuju Kerajaan Halu yang isinya pangeran tampan dengan perut six pack aduhay semua.